5 Mata Uang Terburuk di Dunia Saat Ini, Ada Rupiah?

Market - Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
13 June 2022 11:50
Warga melintas di depan toko penukaran uang di Kawasan Blok M, Jakarta, Jumat (20/7). di tempat penukaran uang ini dollar ditransaksikan di Rp 14.550. Rupiah melemah 0,31% dibandingkan penutupan perdagangan kemarin. Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) semakin melemah. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki) Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah jeblok melawan dolar Amerika Serikat (AS) hingga pertengahan perdagangan Senin (13/5/2022). Rupiah juga menjadi yang terburuk di Asia, tetapi bukan yang terburuk di dunia. Sepanjang tahun ini, kinerja rupiah sebenarnya malah lebih baik ketimbang mata uang Asia lainnya.

Melansir data Refinitiv, pada pukul 10:45 WIB rupiah jeblok hingga 0,69% ke Rp 14.650/US$ di pasar spot. Pelemahan tersebut menjadi yang terbesar di Asia, tetapi masih baik dari lira Turki yang merosot lebih dari 1% ke TRY 17,24/US$.

Bahkan, sepanjang tahun lira Turki jeblok lebih dari 22% dan menjadi mata uang terburuk di dunia.

Di urutan kedua terburuk ada pound Mesir yang merosot 16%, peso Argentina melengkapi tiga besar dengan pelemahan 15%. Yen Jepang dan forint Hungaria berada di urutan ke tiga dan empat dengan pelemahan masing-masing 14%.

Sementara rupiah sepanjang tahun ini pelemahannya 2,1% saja, bahkan menjadi salah satu mata uang terbaik di Asia, berdasarkan klasemen dari Refinitiv.

idrFoto: Refinitiv

Jika dilihat, rupiah hanya kalah dari riyal Arab Saudi, dan dolar Hong Kong. Tetapi riyal Arab Saudi menerapkan fixed rate, artinya nilai riyal terhadap dolar AS tidak akan berubah, Hong Kong juga menjaga nilai tukar dolarnya.

Sehingga, jika tidak melihat kedua mata uang tersebut, rupiah sebenarnya menjadi mata uang utama Asia dengan kinerja terbaik sepanjang tahun ini, pelemahnnya paling kecil.

Tingginya inflasi di Amerika Serikat memicu ekspektasi bank sentral AS (The Fed) akan bertindak lebih agresif lagi di tahun ini.

Hal tersebut terlihat dari perangkat FedWatch milik CNME group, di mana ada probabilitas sebesar 27,5% The Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin menjadi 1,5% - 1,75%.

Probabilitas tersebut mengalami kenaikan dari hanya 1% saja sebelum rilis data inflasi.

Jika itu terjadi, artinya The Fed lebih agresif dari lagi, sebab pada bulan lalu sang ketua Jerome Powell menyatakan suku bunga akan dinaikkan sebesar 50 basis poin.
Di akhir tahun, suku bunga The Fed diperkirakan berada di kisaran 3% - 3,25%, atau naik 225 basis poin dari level saat ini.

Meski demikian, pelemahan rupiah tidak sebesar mata uang Asia lainnya, sebab kondisi dalam negeri yang cukup bagus.

Bank Dunia dalam laporannya Global Economic Prospects memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi global di tahun ini menjadi 2,9%. Pertumbuhan tersebut jauh lebih rendah ketimbang yang diberikan pada Januari lalu sebesar 4,1%.

Untuk AS, proyeksi PDB-nya juga dipangkas menjadi sebesar 1,2% menjadi 2,5% saja. Begitu juga dengan China, proyeksi PDB 2022 dipangkas sebesar 0,8% menjadi 4,3%.

Yang menarik, proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia 2022 diperkirakan sebesar 5,1%, hanya dipangkas 0,1%. Tahun depan, proyeksi PDB Indonesia bahkan direvisi naik menjadi 5,3% dari sebelumnya 5,1%.

Inflasi di Indonesia yang masih terjaga, serta tingginya harga komoditas yang meningkatkan pendapatan negara membuat perekonomian Indonesia diperkirakan masih akan kuat di tahun ini.

inflasi memang menjadi kunci, lira yang menjadi mata uang terburuk sebab Turki mengalami "tsunami" inflasi.

HALAMAN SELANJUTNYA >>> Inflasi Turki Meroket 73%!

Inflasi Turki Meroket 73%!
BACA HALAMAN BERIKUTNYA
HALAMAN :
1 2

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading