So Bad! Trio Rupiah, Obligasi, & Saham RI 'Kebakaran' Semua

Market - Putra, CNBC Indonesia
13 June 2022 10:35
Infografis, Pergerakan Rupiah Sepekan Foto: Infografis/ Pergerakan Rupiah Sepekan/ Edward Ricardo Sianturi

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar keuangan domestik mengalami koreksi tajam pada perdagangan perdana pekan ini, Senin (13/6/2022).

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau anjlok 2,04% ke level 6.941,92. IHSG langsung terlempar dari level psikologis 7.000.

Meskipun IHSG drop signifikan, tetapi asing sebenarnya net buy Rp 86,25 miliar di pasar reguler.

Senasib dengan saham, imbal hasil (yield) Surat Berharga Negara (SBN) 10 tahun RI juga naik 7 basis poin (bps) menjadi 7,25%. Kenaikan yield menunjukkan bahwa harga obligasi sedang tertekan.

Koreksi yang terjadi di pasar saham dan obligasi juga turut dialami oleh nilai tukar rupiah. Di pasar spot rupiah melemah 0,69% terhadap dolar AS ke level Rp 14.650/US$.

Pasar merespons negatif pergerakan aset keuangan global termasuk Wall Street akhir pekan lalu setelah rilis data inflasi Mei 2022.

Perlu diketahui, laju inflasi di AS bulan lalu meningkat 8,6% secara year on year (yoy), lebih tinggi dari perkiraan pasar di 8,3% yoy.

"Laju inflasi dalam beberapa bulan terakhir lebih 'panas' dari perkiraan. Sepertinya ini menjadi pengingat bahwa inflasi masih akan terus bersama kita dalam waktu yang lebih lama," kata Michael Sheldon, Chief Investment Officer di RDM Financial Group yang berbasis di Connecticut, seperti dikutip dari Reuters.

Data inflasi terbaru membuat pasar makin yakin bahwa bank sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) akan menaikkan suku bunga secara agresif.

Mengutip CME FedWatch, peluang kenaikan Federal Funds Rate sebesar 50 basis poin (bps) menjadi 1,25-1,5% adalah 76,8%.Bahkan, kenaikan 75 bps ke 1,5%-1,75% juga masuk perhitungan dengan kemungkinan 23,2%.

Merespons hal tersebut, yield obligasi pemerintah tenor pendek 2 tahun naik ke atas level 3%. Sementara yield obligasi 10 tahun naik ke level 3,16%.

Pasar saham AS mencatatkan koreksi tajam pekan lalu. Secarapoint-to-pointpada pekan lalu, indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) melemah 4,58%, S&P 500 ambruk 5,05%, dan Nasdaq Composite anjlok 5,60%.

Pada perdagangan Jumat (10/6) pekan lalu, ketiga indeks utama berakhir terkoreksi signifikan, di mana Dow JonesIndustrial Average (DJIA), S&P 500, dan Nasdaq Composite amblas masing-masing 2,73%, 2,91%, dan 3,53%.

Perlu diketahui, sebelumnya di bulan Mei 2022 saat The Fed menaikkan suku bunga acuan sebesar 50 bps pasar keuangan Indonesia ambles tajam sehingga hal ini kembali harus diwaspadai oleh para investor saham domestik.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

IHSG Balas Dendam, tapi Apa Kuat ke 7.000 Lagi?


(trp/trp)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading