
Sempat Liar, Rupiah Sukses Menguat ke Bawah Rp 14.900/US$

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah sukses menguat tipis melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Senin (10/4/2023) setelah sebelumnya bergerak liar. Cadangan devisa Indonesia yang kembali melesat mendekati rekor memberikan sedikit sentimen positif ke rupiah yang menguat dalam beberapa pekan terakhir.
Melansir data Refintiv, rupiah mengakhiri perdagangan di Rp 14.899/US$, menguat tipis 0,07% di pasar spot. Sebelumya rupiah membuka perdagangan dengan menguat 0,2%, tetapi dalam sekejap berbalik melemah ke Rp 14.935/US$.
Rupiah sebelumnya mencatat kinerja impresif dengan menguat empat pekan beruntun, dengan total 3,5%. Bahkan, rupiah menjadi mata uang terbaik di Asia dan nomer enam di dunia.
Rupiah mulai menguat setelah Silicon Valley Bank (SVB) kolaps di Amerika Serikat, hal ini membuat bank sentral AS (The Fed) diprediksi tidak agresif lagi dalam menaikkan suku bunga. Bahkan banyak yang memprediksi suku bunga tidak akan dinaikkan lagi hingga dipangkas akhir tahun ini.
Tetapi, melihat data-data terbaru dari Negeri Paman Sam, pasar kembali meragukan hal tersebut, yang membuat rupiah bergerak liar di awal perdagangan.
Rupiah mampu kembali menguat setelah Bank Indonesia (BI) melaporkan melaporkan cadangan devisa per akhir Maret 2023 adalah sebesar US$ 145,2 miliar, naik US$ 4,9 miliar dari Februari.
Setelah mengalami tren penurunan yang panjang, cadangan devisa akhirnya mampu naik lima bulan beruntun. Selama periode tersebut, Cadev sudah melesat US$ 15 miliar, dan mendekati rekor tertinggi sepanjang masa US$ 146,9 miliar yang dicapai pada September 2021.
Posisi cadangan devisa saat ini berada di level tertinggi sejak Desember 2021.
Meski demikian, data tersebut belum memberikan dampak yang besar, sebab kenaikannya terjadi karena penarikan pinjaman pemerintah.
"Peningkatan posisi cadangan devisa pada Maret 2023 antara lain dipengaruhi oleh penerimaan pajak dan penarikan pinjaman luar negeri pemerintah," tulis BI dalam keterangan resminya, Senin (10/4/2023).
Sementara untuk operasi moneter Term Deposit Valuta Asing Devisa Hasil Ekspor (TD Valas DHE) yang dikeluarkan BI sejak 1 Maret lalu masih belum memberikan dampak yang signifikan terhadap cadangan devisa.
CNBC INDONESIA RESEARCH
research@cnbcindonesia.com
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ini Penyebab Rupiah Menguat 4 Pekan Beruntun, Terbaik di Asia
