
Waspada, Angin Resesi Makin Terasa!

"Laju inflasi dalam beberapa bulan terakhir lebih 'panas' dari perkiraan. Sepertinya ini menjadi pengingat bahwa inflasi masih akan terus bersama kita dalam waktu yang lebih lama," kata Michael Sheldon, Chief Investment Officer di RDM Financial Group yang berbasis di Connecticut, seperti dikutip dari Reuters.
Data inflasi terbaru membuat pasar makin yakin bahwa bank sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) akan menaikkan suku bunga secara agresif. Mengutip CME FedWatch, peluang kenaikan Federal Funds Rate sebesar 50 basis poin (bps) menjadi 1,25-1,5% adalah 76,8%. Lebih gila lagi, kenaikan 75 bps ke 1,5-1,75% juga masuk perhitungan dengan kemungkinan 23,2%.
![]() |
"Kami meyakini bahwa rilis data ini akan membuat The Fed menaikkan posisi 'persneling'. Suku bunga akan naik lebih tinggi dan lebih cepat," tegas Aneta Markowska, Ekonom Barclays, seperti diberitakan Reuters.
"Kemungkinan The Fed untuk menurunkan kecepatan kenaikan suku bunga pada Juni dan Juli sepertinya tinggal kenangan," tambah Greg McBride, Chief Finacial Analyst Bankrate, juga dikutip dari Reuters.
Tidak cuma AS, bank sentral Uni Eropa (ECB) juga bakal menaikkan suku bunga acuan mulai bulan depan. Dalam rapat pekan ini, Presiden Christine Lagarde dan kolega tetap mempertahankan suku bunga acuan deposit rate -0,5%. Suku bunga acuan berada di teritori negatif sejak 2014.
Namun nada hawkish sangat kentara dalam rapat tersebut. Program pembelian aset alias quantitative easing akan berakhir pada 1 Juli, dan dalam rapat 21 Juli ECB menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 bps.
"Dewan berencana kenaikan suku bunga kebijakan sebesar 25 bps dalam rapat Juli. Dewan juga memperkirakan ada kenaikan lagi pada September. Jika inflasi diperkirakan masih tinggi, maka kenaikan suku bunga acuan yang lebih tinggi pada September menjadi layak," sebut keterangan tertulis ECB.
"Kami akan memastikan inflasi kembali sesuai target 2% dalam jangka menengah. Ini bukan langkah, tetapi perjalanan," kata Lagarde dalam konferensi pers usai rapat, sebagaimana diwartakan Reuters.
Dalam proyeksi terbarunya, ECB memperkirakan inflasi di Zona Euro pada 2022 mencapai 6,8%. Naik ketimbang proyeksi sebelumnya yakni 5,1%.
"Jika Anda ingin (inflasi) bisa 2,1% pada 2024 dan seterusnya, apakah penyesuaian (suku bunga acuan) akan lebih tinggi? Jawabannya adalah ya," lanjut Lagarde.
Halaman Selanjutnya --> Bunga Naik, Ekonomi Melambat
(aji/aji)