
Tak Bertenaga, Sepertinya IHSG Akan Berakhir Merah Hari Ini

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 0,91% di level 7.117,56 pada perdagangan sesi I Jumat (10/6/2022).
Sejak perdagangan dibuka IHSG sudah berada di zona negatif. Indeks kembali gagal bertahan di level psikologis 7.200.
Bahkan IHSG sempat terlempar keluar dari level 7.100 dan menyentuh level terendah di 7.078,47 pada perdagangan intraday.
Pelemahan yang dialami IHSG terjadi seiring dengan adanya aksi net sell investor asing yang mencapai hampir Rp 245 miliar di pasar reguler.
Koreksi yang dialami oleh IHSG juga sejalan dengan pergerakan indeks saham regional yang bergerak di zona merah. Hanya indeks Shanghai Composite saja yang lolos dari koreksi dengan kenaikan 0,58%.
Semalam tiga indeks saham acuan Wall Street kembali terbenam di zona merah. Dow Jones Industrial Average (DJIA), S&P 500, dan Nasdaq Composite anjlok 1,94%, 2,38%, dan 2,75%.
Sejumlah sentimen yang perlu dicermati pada perdagangan hari ini antara lain hasil rapat bank sentral Uni Eropa (European Central Bank/ECB).
Presiden Christine Lagarde dan kolega tetap mempertahankan suku bunga acuan deposit rate -0,5%. Suku bunga acuan berada di teritori negatif sejak 2014.
Namun nada hawkish sangat kentara dalam rapat kali ini. Program pembelian aset alias quantitative easing akan berakhir pada 1 Juli, dan dalam rapat 21 Juli mulai menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 bps.
Dalam proyeksi terbarunya, ECB memperkirakan inflasi di Zona Euro pada 2022 mencapai 6,8%. Naik ketimbang proyeksi sebelumnya yakni 5,1%.
Analisis Teknikal
![]() Teknikal |
Pergerakan IHSG dianalisis berdasarkan periode waktu jam (hourly) dan menggunakan indikator Bollinger Band (BB) untuk menentukan area batas atas (resistance) dan batas bawah (support).
Jika melihat level penutupan IHSG sesi I dan indikator BB sesi I, tampak bahwa indeks bergerak mendekati batas bawah BB di 7.087.
Pergerakan IHSG juga dilihat dengan indikator teknikal lain yaitu Relative Strength Index (RSI) yang mengukur momentum.
Perlu diketahui, RSI merupakan indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu.
Indikator RSI berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.
Indikator RSI cenderung turun yang mengindikasikan adanya penguatan momentum jual. Hingga penutupan sesi I, RSI IHSG berada di 43,69.
Dilihat dari indikator lain yaitu Moving Average Convergence Divergence (MACD), garis EMA 12 telah memotong garis EMA 26 dari atas dan bar histogram bergerak di wilayah negatif.
Jika melihat indikator teknikal, sebenarnya masih ada peluang IHSG tertekan. Indeks berpotensi menguji level support terdekat di 7.087 dan resisten terdekat di 7.183 di sesi II.
Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(trp/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000