Tanpa Kode-kodean, ECB Bakal Kerek Suku Bunga Bulan Depan

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
10 June 2022 13:15
Direktur Pelaksana IMF Christine Lagarde
Foto: Reuters

Jakarta, CNBC Indonesia - Ada yang menarik dari sikap beberapa bank sentral utama dunia dalam beberapa bulan terakhir. Jika sebelumnya rencana perubahan kebijakan moneter, khususnya suku bunga, diutarakan dengan sinyal atau indikasi, tidak secara gamblang sehingga pasar menginterpretasikan sendiri, kini malah terang-terangan menyatakan suku bunga akan dinaikkan.

Yang terbaru, bank sentral Eropa (European Central Bank/ECB) yang tanpa kode-kodean lagi menyatakan akan menaikkan suku bunga pada bulan depan.

Dalam pengumuman kebijakan moneter Kamis kemarin, ECB di bawah pimpinan Christine Lagarde, masih mempertahankan suku bunga acuan 0%, deposit facility -0,5% dan lending facility 0,25%.

Namun, pada kesempatan itu Dewan Gubernur ECB juga menyampaikan niatnya untuk menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin di bulan Juli, dan akan dilanjutkan lagi di bulan September.

Seberapa besar kenaikan suku bunga di bulan September masih belum diutarakan, semua tergantung dari perkembangan outlook inflasi dalam jangka menengah.

Tingginya inflasi di zona euro menjadi alasan utama ECB menaikkan suku bunga. Pada bulan Mei lalu, inflasi di blok 19 negara tersebut melesat 8,1% year-on-year (yoy), menjadi rekor tertinggi sepanjang sejarah.

Sepanjang 2022, ECB kini memprediksi inflasi mencapai 6,8% (yoy), lebih tinggi dari proyeksi yang diberikan bulan Maret 5,1% (yoy). Sementara untuk tahun depan dan 2024 diprediksi sebesar 3,5% dan 2,1%, juga naik dari proyeksi sebelumnya 2,1% dan 1,9%.

Untuk pertumbuhan ekonomi direvisi turun cukup signifikan menjadi 2,8% di tahun ini, dari sebelumnya 3,7%, tahun depan sebesar 2,1% dibandingkan 2,8% pada proyeksi Maret lalu.

Produk domestik bruto (PDB) tersebut baru diprediksi naik pada 2021 menjadi 2,1%, lebih tinggi dari proyeksi Maret 1,6%.

Para ekonom kini melihat ECB tidak lagi menerapkan deposit facility negatif selepas September. Artinya, ECB diperkirakan akan menaikkan suku bunga 25 basis poin juga di September.

Setelahnya, Presiden ECB, Christine Lagarde, menyatakan suku bunga masih akan dinaikkan secara bertahap.

"Setelah September, berdasarkan penilaian kami saat ini, Dewan Gubernur melihat suku bunga akan dinaikkan secara bertahap tetapi berkelanjutkan," kata Lagarde.


HALAMAN SELANJUTNYA >>> ECB Bakal Agresif?

"Tsunami" inflasi tengah melanda beberapa negara membuat bank sentralnya bertindak agresif menaikkan suku bunga. Bank sentral Inggris sudah 4 kali menaikkan suku bunga menjadi 1%.

Kemudian bank sentral Australia, menaikkan suku bunga dalam 2 bulan beruntun, dan keduanya mengejutkan pasar dengan kenaikan yang lebih tinggi dari ekspektasi. Suku bunga di Australia saat ini sebesar 0,85%, naik dari sebelumnya 0,1% yang merupakan rekor terendah sepanjang sejarah.

Bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed tentunya menjadi yang paling agresif. Pada bulan lalu The Fed menaikkan suku bunga 50 basis poin menjadi 0,75% - 1%, dan di akhir tahun nanti diperkirakan akan mencapai 2,75% - 3%, atau naik 200 basis poin lagi.

ECB juga dikatakan perlu melakukan hal serupa agar mampu meredam inflasi. Randall Kroszner, profesor ekonomi di University of Chicago yang juga mantan dewan gubernur The Fed menyatakan sangat penting bagi ECB untuk segera mulai menaikkan suku bunga.

"Inflasi sangat tinggi dan berisiko mengakar, kecuali jika ECB segera bertindak, menaikkan suku bunga lebih agresif lagi dan memberikan pernyataan yang jelas akan melakukan hal tersebut," kata Kroszner, sebagaimana dilansir CNBC International.

Meski demikian, Kroszner juga mengakui jika situasi ECB lebih sulit ketimbang bank sentral lainnya, akibat adanya perang di Ukraina.

"Banyak yang harus mereka perhatikan, ada banyak tekanan negatif datang dari perang, sanksi, ketidakpastian dan pelambatan ekonomi meski suku bunga tidak dinaikkan. Tetapi ada tekanan inflasi yang sangat jelas, mereka harus segera bertindak," uar Kroszner.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular