Kabar Pasar Hari Ini, Dari Garuda Hingga Kekayaan Bang Sandi

Teti Purwanti, CNBC Indonesia
10 June 2022 08:10
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Begini Penjelasan Kementerian BUMN Soal UUS BTN Gabung ke BSI

Pemerintah melalui Kementerian BUMN terus memproses penggabungan PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) atau BSI dengan Unit Usaha Syariah (UUS) PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN). Konsolidasi unit usaha syariah milik bank pelat merah ini untuk memperkuat ekosistem syariah milik pemerintah.

Ini juga sejalan dengan sebagai amanat Undang-Undang No. 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah serta Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 59 Tahun 2020 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pemisahan UUS.

Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo yang akrab disapa Tiko mengatakan konsolidasi tersebut merupakan visi pemerintah untuk terus mendorong penguatan ekonomi dan perbankan syariah dalam hal ini melalui BSI.

"Sehingga, BSI dapat memperbesar dan memperkuat posisinya yaitu secara kapitalisasi pasar," kata Tiko dalam keterangan pers, Kamis (9/6/2022).

Beneran Nih Telkom Mau IPO Anak Usaha Lagi? Yuk Cek

PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) berencana akan melakukan divestasi pada sejumlah anak usaha, salah satunya yang sedang diupayakan untuk dilepas adalah PT Telkom Data Center.

Upaya unlocking tersebut, bisa dilakukan dengan beberapa cara, baik initial public offering (IPO) atau penawaran saham perdana di Bursa Efek Indonesia atau mengungang investor strategis melalui mekanisme private placement.

Budi Setyawan Wijaya, Chief Strategy Officer Telkom mengungkapkan, rencana divestasi Telkom Data Center akan dilakukan paling lama 2024.

"Rencana unlocking unit bisnis data center ini baru akan dilakukan pada tahun 2024, atau pun lebih cepat," kata Budi kepada awak Jurnalis di Yogyakarta, Rabu (8/6/2022).

Manajemen Ungkap Alasan Mitratel Buyback Saham Rp 1 Triliun

Anak usaha Telkom, PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) alias Mitratel, berencana melakukan aksi korporasi berupa pembelian kembali atau buyback saham publik yang beredar di pasar.

Direktur Investasi Mitratel Hendra Purnama menyebut, perseroan telah menganggarkan dana hingga Rp 1 triliun atau setara dengan 5,3% dari total modal disetor. Rencananya, aksi buyback ini dilakukan pada periode 2 Juni sampai 2 September 2022 atau dalam 3 bulan ke depan.

Hendra menjelaskan, terdapat sejumlah alasan yang membuat perusahaan memutuskan untuk melakukan buyback saham. Alasan tersebut, mencakup sejumlah pertanyaan dari para investor, mengingat fundamental perusahaan masih baik, kinerja kuartalan yang juga terjaga, namun harga saham justru melemah.

"Dengan sejumlah pertanyaan investor itu, maka manajemen MTEL memutuskan untuk melakukan aksi buyback saham," tulisnya, salam sebuah keterangan, Kamis (8/6/2022).

Sebagai informasi, saat melakukan pencatatan di BEI pada 22 November 2021 lalu, harga IPO adalah Rp 800 per saham, namun saat ini per 8 Juni 2022, harga saham MTEL ditutup di level Rp 725 per saham. Bahkan harga saham MTEL sempat berada di level terendah Rp 640 per saham pada 19 Mei 2022 lalu.

Manajemen memastikan, dana buyback ini bukan berasal dari perolehan IPO lalu, karena dana IPO sudah memiliki peruntukan yang jelas. Lebih jauh dana buyback itu akan berasal dari kas internal yang dimiliki perusahaan.

(RCI/dhf)
Next Page
Dividen HRUM
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular