Data Indeks Keyakinan Konsumen Bikin Investor Lepas SBN Lagi
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga mayoritas obligasi pemerintah atau Surat Berharga Negara (SBN) kembali ditutup melemah pada perdagangan Kamis (9/6/2022), setelah dirilisnya data indeks keyakinan konsumen (IKK) Indonesia pada periode Mei 2022.
Mayoritas investor cenderung kembali melepas SBN pada hari ini, ditandai dengan naiknya imbal hasil (yield). Hanya SBN 1, 3, dan 25 tahun yang ramai diburu oleh investor, ditandai dengan turunnya yield dan penguatan harga.
Melansir data dari Refinitiv, yield SBN tenor 1 tahun turun 0,2 basis poin (bp) ke posisi 3,949%, sedangkan yield SBN tenor 3 tahun melemah 13,7 bp ke 4,592%, dan yield SBN berjatuh tempo 25 tahun turun tipis 0,1 bp ke 7,52%.
Sementara untuk yield SBN bertenor 10 tahun yang merupakan SBN acuan negara kembali menguat 7,8 bp ke 7,187% pada perdagangan hari ini.
Yield berlawanan arah dari harga, sehingga naiknya yield menunjukkan harga obligasi yang sedang melemah, demikian juga sebaliknya. Satuan penghitungan basis poin setara dengan 1/100 dari 1%.
Dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) merilis survei IKK pada periode Mei 2022, di mana IKK RI pada bulan lalu dilaporkan melonjak ke 28,9. Indeks sebesar itu belum pernah tercatat dalam sejarah Indonesia.
Peningkatan IKK juga terjadi di hampir seluruh kota cakupan survei, dengan yang tertinggi di kota Bandung, diikuti kota Pangkal Pinang dan Mataram.
Kenaikan keyakinan konsumen disampaikan seluruh kelompok pengeluaran serta kelompok usia responden, terutama pada responden dengan pengeluaran lebih dari Rp 5 juta per bulan.
Melonjaknya keyakinan konsumen tidak bisa dilepaskan dari persepsi masyarakat bahwa penghasilan mereka akan naik, lapangan kerja akan bertambah, hingga usaha mereka akan membaik.
Kenaikan keyakinan tersebut tidak bisa dilepaskan dari sejumlah kabar positif dalam sebulan terakhir mulai dari turunnya kasus Covid-19, semakin longgarnya mobilitas, membaiknya ekonomi domestik, hingga keputusan pemerintah untuk tidak menaikkan harga BBM dan tarif dasar listrik untuk kalangan tidak mampu.
Hal inilah yang menjadi alasan investor untuk kembali melepas SBN pada hari ini, meski di luar Indonesia atau global, sentimennya cenderung mengarah ke negatif.
Sementara itu dari Amerika Serikat (AS), yield obligasi pemerintah AS (US Treasury) cenderung melemah pada pagi hari ini waktu AS, karena investor menanti rilis data klaim pengangguran mingguan dan yang terpenting adalah data inflasi pada bulan lalu.
Dilansir dari CNBC International, yield Treasury tenor 10 tahun cenderung melemah 1,7 bp ke 3,012%, dari sebelumnya pada penutupan Rabu kemarin di level 3,029%.
Cenderung melemahnya yield Treasury tenor 10 tahun terjadi ketika pelaku pasar menilai prospek kenaikan suku bunga bank sentral Eropa (Europe Central Bank/ECB) dan memantau dengan cermat data ekonomi AS yang dapat menjadi alasan bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) tetap akan menaikkan suku bunga acuannya.
ECB pada hari ini diperkirakan akan mengakhiri pembelian aset bersihnya dan memberi sinyal kenaikan suku bunga pada Juli untuk memerangi inflasi yang melonjak.
Sementara itu, investor menanti rilis data klaim pengangguran AS pada periode pekan yang berakhir 5 Juni 2022 pada hari ini dan data inflasi dari sisi konsumen (Indeks Harga Konsumen/IHK) periode bulan lalu.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd/vap)