Sudah Awal Pekan Lagi, Jangan Lewatkan Kabar Pasar Hari Ini

Teti Purwanti, CNBC Indonesia
06 June 2022 07:50
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mulai kembali ke level psikologis. Pergerakan ini tak lepas dari kabar yang berseliweran di bursa domestik.

Demikian halnya untuk hari ini, Senin (6/6/2022), sejumlah kabar pasar bakal mewarnai pergerakan indeks. Berikut kabar pasar yang telah CNBC Indonesia rangkum.

Mantap! 3 Bulan di 2022 Laba Cimory Nyaris Naik 2 Kali Lipat

Emiten produsen makanan berbahan baku susu, PT Cisarua Mountain Dairy Tbk (CMRY) atau Cimory, membukukan kinerja keuangan memuaskan pada kuartal I-2022. Laba perseroan tercatat meningkat hampir dua kali lipat dibandingkan periode yang sama tahun 2021.

Berdasarkan rilis laporan keuangan yang disampaikan perseroan ke Bursa Efek Indonesia, laba Cimory tercatat meningkat 88,78% menjadi Rp 269,81 miliar. Pada periode yang sama tahun lalu, laba perseroan tercatat sebesar Rp 142,93 miliar.

Kenaikan laba perseroan tersebut ditopang oleh peningkatan pendapatan yang mencapai 106,29% menjadi Rp 1,47 triliun. Nilai penjualan ini meningkat dua kali lipat lebih dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 712,60 miliar.

Mantap! Tahun 2022, Antam Targetkan Produksi 911 Kg Emas

Emiten BUMN tambang PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) menargetkan capaian kinerja produksi dan penjualan komoditas utama perusahaan positif pada tahun 2022.

Optimalisasi penjualan dan pembiayaan yang efisien dan tepat pada beberapa program menjadi salah satu langkah yang diambil Antam untuk bisa mencapai target tersebut.

Tahun ini, Antam menargetkan produksi logam emas, seiring dengan dimulainya fase pasca tambang pada tambang emas Cibaliung, Antam menargetkan produksi emas konsolidasian tahun 2022 sebesar 911 kg (29.289 troy oz). Sedangkan terkait target penjualan emas tahun ini ditargetkan 28.011 kg (900.574 troy oz).

Sedangkan Antam menargetkan 6.643 kg (213.577 troy oz) produksi logam perak untuk tahun 2022 dengan target penjualan mencapai 8.643 kg (277.878 troy oz).

Pada produk feronikel, Antam menargetkan volume produksi dan penjualan di tahun 2022 sebesar 24-25 ribu ton nikel dalam feronikel (TNi).

"Target produksi dan penjualan feronikel yang ditetapkan turut memperhitungkan tingkat utilisasi operasi pabrik feronikel ANTAM di Pomalaa yang tinggi serta mengedepankan kestabilan dan keamanan operasi pabrik," ungkap Sekretaris Perusahaan Antam Syarif Faisal Alkadrie dalam keterangan tertulisnya, dikutip Jumat (3/6/2022).

Era Startup di RI Masih Awal, GOTO dan BUKA Masih Positif

Dunia startup sedang dibayangi oleh langkah pemutusan hubungan kerja (PHK) yang diambil oleh beberapa perusahaan. Menurut pengusaha nasional Hary Tanoesoedibjo, kondisi sekarang menandakan akhir dari masa keemasan startup.

Namun tidak begitu menurut Nico Laurens, Head of Research Panin Sekuritas. Menurut Nico, industri perusahaan rintisan di Indonesia masih atraktif karena masih di fase yang sangat awal.

"Industri startup di Indonesia masih atraktif karena masih di fase yang sangat awal dan buktinya masih ada venture capital yang memberikan dana. Bahkan saya kira dari sisi pendanaan likuditasnya masih bagus," jelas Nico kepada CNBC Indonesia, Jumat (3/6/2022).

Bak Zombie, Ini Sederet Emiten Bakrie yang Dipelototi BEI

Grup Bakrie merupakan salah satu konglomerat bisnis paling terkenal di Indonesia. Sempat mengalami masa jaya di pertengahan tahun 2000-an, tapi saat ini emitennya yang mengalami tantangan operasional bisnis, termasuk di antaranya likuiditas terbatas bahkan ada yang ekuitasnya negatif.

Awal pekan ini, Bursa Efek Indonesia mengumumkan lebih dari 100 saham mendapatkan notasi khusus. Mayoritas emiten Grup Bakrie namanya tercantum dalam daftar tersebut.

Delapan emiten Grup Bakrie yang mendapat notasi khusus bergerak di lintas sektor dengan catatan beragam, termasuk harga rata-rata 6 bulan kurang dari Rp 51/unit, ekuitas negatif dan likuiditas kecil.

Dari sisi likuiditas, tercatat setidaknya tiga emiten Bakrie yang menjadi perhatian otoritas bursa, dua di antanya mengalami defisiensi modal (ekuitas negatif) dan satu lainnya memiliki likuiditas rendah.

Tunas Ridean Go Private, Siapkan Rp 713,97 M Buat Buyback

PT Tunas Ridean Tbk (TURI) berencana untuk melakukan go private atawa mengubah status dari perusahaan terbuka menjadi perusahaan tertutup.
Perusahaan telah mempersiapkan langkah untuk rencana ini, termasuk soal kesiapan dana untuk membeli kembali saham publik atau buyback saham.

Jumlah saham publik perseroan adalah 419,98 juta saham. Perusahaan mematok harga buyback saham sebesar Rp 1.700 per unit. Dalam melakukan delisting, perseroan akan melakukan pembelian kembali saham yang dananya berasal dari dana internal dan eksternal (bank).

Namun, perseroan memastikan kalau penggunaan dana tidak akan menyebabkan kekayaan bersih perseroan menjadi lebih kecil dari jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh ditambah dengan cadangan wajib yang disisihkan.

Dana yang disiapkan dari internal sebanyak Rp 1,3 triliun. Selain itu, perseroan juga memiliki fasilitas pinjaman jangka pendek sebesar Rp 2,8 triliun dan fasilitas pinjaman jangka panjang Rp 1,9 triliun.

"Dari jumlah tersebut, yang akan digunakan untuk membiayai pembelian kembali saham adalah sebanyak-banyaknya sebesar Rp 713,97 miliar," seperti dikutip dari keterbukaan informasi, Jumat (3/6/2022).


Karpet Merah IPO Startup, BEI Rancang Papan Ekonomi Baru

Papan perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) bakal kian bervariasi. Kini, BEI tengah menggodok rencana pembentukan papan perdagangan dengan klasifikasi Ekonomi Baru.
Peraturan tersebut masih dalam bentuk draft Peraturan Bursa Nomor I-Y tentang "Pencatatan Saham dan Efek Bersifat Ekuitas Selain Saham di Papan Ekonomi Baru yang Diterbitkan oleh Perusahaan Tercatat.

Rancangan tersebut saat ini tengah dalam tahapan Rule Making Rule dengan pelaku pasar. "Diharapkan, proses tersebut dapat segera selesai dan akan diinformasikan lebih lanjut apabila terdapat perkembangan mengenai proses penyusunan peraturan mengenai Papan Ekonomi Baru," ujar Direktur BEI I Gede Nyoman Yetna, Jumat (3/6/2022).

Nanti, ada kriteria umum yang memungkinkan saham emiten anyar dicatatkan di papan Ekonomi Baru ini. Salah satunya, memiliki pertumbuhan pendapatan yang tinggi.

Kriteria selanjutnya adalah, emiten yang bersangkutan menggunakan teknologi untuk menciptakan inovasi produk atau jasa yang meningkatkan produktivitas dan pertumbuhan ekonomi serta memiliki kemanfaatan sosial yang luas.

Terakhir, masuk ke dalam bidang usaha yang sedang berkembang yang ditetapkan lebih lanjut melalui Surat Edaran Bursa.

"Terkait penentuan besaran nilai atau persentase dari aspek pertumbuhan pendapatan yang tinggi, kami berencana untuk mengatur lebih lanjut dalam aturan turunan atau dalam bentuk kebijakan dari peraturan yang bersangkutan," terang Nyoman.

Syarat Masuk Papan Ekonomi Baru di BEI: Pertumbuhan Tinggi

Papan perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) bakal kian bervariasi. Kini, BEI tengah menggodok rencana pembentukan papan perdagangan dengan klasifikasi Ekonomi Baru.

Nanti, ada kriteria umum yang memungkinkan saham emiten anyar dicatatkan di papan Ekonomi Baru ini. Salah satunya, memiliki pertumbuhan pendapatan yang tinggi.

Kriteria selanjutnya adalah, emiten yang bersangkutan menggunakan teknologi untuk menciptakan inovasi produk atau jasa yang meningkatkan produktivitas dan pertumbuhan ekonomi serta memiliki kemanfaatan sosial yang luas.

Terakhir, masuk ke dalam bidang usaha yang sedang berkembang yang ditetapkan lebih lanjut melalui Surat Edaran Bursa.

BNI Berpotensi Garap Perdagangan RI-Korsel Hingga US$ 30 M

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI berpotensi menggarap bisnis dari perdagangan Indonesia-Korea Selatan yang diprediksi menyentuh US$ 30 miliar tahun ini.

Duta Besar RI untuk Korea Selatan Gandi Sulistiyanto menyambut positif kerja sama yang dilakukan BNI dengan KB Kookmin Bank. Kerja sama ini tidak hanya dapat mendorong bisnis perusahaan semata, tetapi juga ekonomi Indonesia ke depan.

Dia mencatat tahun lalu nilai perdagangan Indonesia-Korea Selatan telah mencapai US$ 17 miliar. Tahun ini dia optimistis bahwa nilai perdagangan tersebut bisa meningkat signifikan hingga US$30 miliar.

"Kerjasama BNI dengan Korea Selatan sangat bagus sekali, terlebih BNI sudah punya cabang di sini. Kerjasama itu bisa menciptakan perjanjian sindikasi dan perdagangan. Sehingga dapat mendukung bisnis BNI kedepan bisa lebih baik lagi. Kita juga tahu bahwa investasi yang berasal dari Korea Selatan cukup besar. Hal tersebut berpotensi memperbesar peluang ekspor impor kedua negara. Saya optimis sekali nilai perdagangan tahun ini bisa mencapai US$30 miliar," sebutnya beberapa waktu lalu.

Gandi pun berharap, Pemerintah bersama Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dapat segera mengesahkan regulasi atau payung hukum Indonesia Korea Comprehensive Economic Partnership Agreement (IK-CEPA).

Begini Penjelasan MNC Energy Terkait Kondisi Perusahaan

Emiten tambang batu bara milik taipan Grup MNC Hary Tanoesoedibjo yaitu PT MNC Energy Investments Tbk (IATA) menjelaskan bahwa kondisi yang tercantum dalam laporan keuangan hanya bersifat sementara. Hal itu disampaikan oleh perusahaan dalam penjelasan terkait berita yang sebelumnya ditayangkan CNBC Indonesia dengan judul, "Emiten Batu Bara Hary Tanoe Ternyata Dipantau Bursa."
Berita ini sekaligus hak jawab MNC Energy Investments.

Head of Investor Relations PT MNC Energy Investments Tbk Natassha Yunita menjelaskan, ekuitas negatif bersifat sementara efek konsolidasi Laporan Keuangan PT Bhakti Coal Resources (BCR) ke dalam Laporan Keuangan Konsolidasian Perseroan. Bahwa, sesuai dengan PSAK 38 yang mengatur Kombinasi Bisnis Entitas Sepengendali, perseroan harus membukukan selisih nilai transaksi dengan nilai buku sebagai pengurang ekuitas.

"Ekuitas perseroan akan menjadi positif bulan depan, setelah menyelesaikan proses HMETD pada Juli 2022. Dengan asumsi nilai HMETD perseroan sebesar US$200 juta, ekuitas akan menjadi lebih besar atau surplus dan positif lebih dari US$100 juta," kata Natassha dalam suratnya diterima CNBC Indonesia, Jumat (3/6/2022).

Dia menambahkan, transaksi akuisisi BCR ini menimbulkan liabilitas sementara sebesar $140 juta di Laporan Keuangan Perseroan, atas penerbitan Promissory Notes (PN) yang digunakan untuk pembayaran transaksi akuisisi. PN ini akan dibayarkan lunas dari hasil HMETD Perseroan di bulan mendatang sehingga mengeliminasi Liabilitas sebesar $140 juta di Laporan Keuangan Konsolidasian.

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular