OPEC Mau Genjot Produksi,Harga Minyak Mentah Tetap Terbang

Putra, CNBC Indonesia
05 June 2022 14:10
Proyek Migas Bukit Tua, dioperasikan oleh Petronas. (Doc SKK Migas)
Foto: Proyek Migas Bukit Tua, dioperasikan oleh Petronas. (Doc SKK Migas)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak mentah dunia bergerak naik di sepanjang pekan ini meskipun para produsen sepakat untuk meningkatkan produksi.

Harga kontrak minyak mentah Brent ditutup di level US$ 119,72/barel. Harga minyak mentah Brent tercatat naik tipis 0,24% dalam sepekan.

Sementara itu harga minyak mentah acuan AS West Texas Intermediate (WTI) naik 3,3% dalam seminggu terakhir ke level US$ 118,87/barel.

Harga minyak mentah masih konsisten berada di atas US$ 100/barel sejak pertengahan bulan April lalu.

Organisasi produsen dan eksportir minyak yang dikenal dengan OPEC sepakat untuk menaikkan produksi minyak mentah sebesar 648.000 barel per hari (bph) mulai bulan Juli dan Agustus nanti.

Keputusan tersebut lebih tinggi dari rencana OPEC sebelumnya yang akan menaikkan produksi sebesar 432.000 bph.

Harga minyak mentah masih mampu naik karena pembukaan ekonomi China setelah kasus Covid-19 semakin terkendali diharapkan masih membuat neraca minyak global tidak akan terlalu berubah dari sebelumnya.

Pembukaan ekonomi di Shang Hai dan Beijing ini diharapkan bakal mendongkrak permintaan. Untuk diketahui China merupakan konsumen minyak terbesar dunia sehingga pelonggaran lockdown akan membuat kebutuhan bahan bakar fosil ini meningkat.

Sementara itu harga minyak mentah AS masih mampu mencatatkan kenaikan karena ketatnya pasokan di AS sehingga memicu wacana untuk membatasi ekspor minyak.

Presiden Joe Biden mengatakan akan melakukan lawatan ke Arab Saudi bertemu dengan Putra Mahkota Pangeran Muhammad bin Salman guna melobi berbagai skenario agar Arab mau meningkatkan produksi agar harga minyak turun dan inflasi di AS menurun.

Tak bisa dipungkiri, harga minyak yang terus meningkat membuat inflasi di berbagai negara terutama AS dan Eropa semakin tak terbendung.

Kenaikan harga minyak serta gas juga dipicu oleh konflik antara Rusia dan Ukraina yang tak berkesudahan sehingga turut berpengaruh terhadap kondisi pasokan global.

Asal tahu saja, Rusia merupakan salah satu produsen minyak global dengan pangsa pasar 11% dari total output global serta tergabung dalam OPEC+.

Perang Rusia dengan Ukraina membuat ekonomi Negeri Beruang Merah terguncang karena berbagai sanksi ekonomi yang mendera. Oleh sebab itu aktivitas ekonomi melambat dan produksi pun turun.

Dengan pangsa pasar yang besar sangat logis jika total pasokan global juga ikut terdampak.


(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Harga Minyak Mentah Dunia Longsor Lagi Pekan Ini, Ambruk 4%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular