Rupiah Trengginas! Catat Kinerja Mingguan Terbaik di 2022

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
03 June 2022 15:13
Ilustrasi Dollar
Foto: Freepik

Sentimen pelaku pasar yang membaik dan kembali ke aset-aset berisiko memberikan tekanan bagi dolar AS.

"Ada beberapa faktor yang membuat dolar AS tertekan, tetapi sebagian besar merupakan sentimen terhadap risiko yang membaik," kata John Doyle, vice presiden dealing dan trading di Monex USA, sebagaimana dilansir Reuters, Kamis (2/6/2022).

Salah satu alasan membaiknya sentimen pelaku pasar yakni, tekanan global berupa kenaikan harga energi yang diekspektasikan berkurang. Sebab Organisasi Negara Pengekspor Minyak (Organization of the Petroleum Exporting Countries/OPEC) memutuskan menaikkan produksinya dalam rapat tadi malam (WIB).

Rapat OPEC+ yang diikuti anggota OPEC dan produsen minyak di luar OPEC, memutuskan menaikkan produksi sebesar 648.000 barel per hari pada Juli dan Agustus, mengakhiri pemangkasan produksi terbesar dalam sejarah akibat pandemi Covid-19.

Dengan kenaikan tersebut, harga minyak mentah diharapkan tidak lagi menanjak naik, sehingga tekanan inflasi akibat kenaikan harga energi menjadi berkurang. Ancaman resesi hingga stagflasi pun bisa berkurang yang membuat sentimen pelaku pasar membaik.

"Kabar Arab Saudi yang akan memproduksi lebih banyak minyak mentah serta China yang akan melonggarkan karantina wilayah membuat sentimen pelaku pasar membaik dan tidak menguntungkan bagi aset safe haven seperti dolar AS," kata Doyle.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular