Siang Ini Rupiah Terlalu Perkasa! Dolar AS Makin Tak Berdaya

Annisa Aflaha, CNBC Indonesia
03 June 2022 11:26
FILE PHOTO: An Indonesia Rupiah note is seen in this picture illustration June 2, 2017. REUTERS/Thomas White/Illustration/File Photo
Foto: REUTERS/Thomas White

Jakarta, CNBC Indonesia - Dolar Amerika Serikat (AS) dibuat tidak berdaya dengan keperkasaan rupiah hingga di pertengahan hari ini, Jumat (3/6). Rilis data ekonomi yang baik dari dalam negeri, ikut menopang keperkasaan Mata Uang Garuda.

Melansir Refinitiv, rupiah di sesi awal perdagangan melesat 0,41% ke Rp 14.420/US$. Kemudian, rupiah memangkas penguatannya menjadi 0,35% ke Rp 14.430/US$ hingga pukul 11:00 WIB.

Indeks dolar kembali terkoreksi di pasar spot terhadap 6 mata uang dunia lainnya karena sentimen yang lebih kuat di pasar mendorong investor untuk meraih mata uang berimbal hasil lebih tinggi dan merugikan aset safe haven.

Pukul 11:00 WIB, si greenback terpantau terkoreksi sebanyak 0,11% ke level 101,714 mendekati level terendahnya selama lima pekan di level 101,29 pada Senin (30/5).

Sentimen global terangkat ketika Arab Saudi menyatakan dapat meningkatkan produksi minyak mentah, sehingga membantu menyeimbangkan kekhawatiran atas lonjakan inflasi dan pengetatan kebijakan moneter.

"Ada beberapa faktor yang bekerja melawan greenback hari ini, tetapi sebagian besar adalah sentimen risk-on," kata John Doyle, wakil presiden urusan dan perdagangan di Monex USA dikutip dari Reuters.

Kemarin, Wakil Ketua Bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) Lael Brainard mengatakan bahwa kemungkinan The Fed akan melanjutkan pengetatan kebijakan moneter di luar kenaikan suku bunga setengah poin persentase yang diharapkan pada masing-masing dari dua pertemuan berikutnya pada Juni dan Juli.

Sedangkan pada bulan September, Brainard mengatakan bahwa jika inflasi bulanan tidak terlihat melambat maka The Fed mungkin akan menaikkan kembali suku bunga acuannya. Tetapi bahkan jika tekanan harga mulai mereda, The Fed kemungkinan masih akan menaikkan suku bunga, hanya dengan jumlah yang lebih kecil.

Sementara itu, rilis data ekonomi dari dalam negeri cukup terbilang apik mewarnai pekan ini. Kemarin, Badan Pusat Statistik (BPS) telah mengumumkan data inflasi Indonesia periode Mei 2022, yang hasilnya sesuai ekspektasi pasar, laju inflasi mengalami perlambatan secara bulanan.

Inflasi di bulan Mei berada di 0,4% dan menurun ketimbang bulan sebelumnya (month-to-month/mtm) yang berada di 0,95%. Meskipun, inflasi tahunan di Mei 2022 tercatat naik dari 3,47% ke 3,55% ketimbang periode yang sama di tahun sebelumnya.

Tidak hanya itu, S&P Global mencatat aktivitas manufaktur yang diukur dari Purchasing Managers' Index (PMI) Indonesia pada Mei 2022 ada di 50,8. Skor di atas 50 menandakan masih terjadi ekspansi. PMI manufaktur Indonesia sudah sembilan bulan beruntun berada di atas 50.

Mereka juga menyatakan bahwa permintaan ekspor masih tinggi, sehingga membuat dunia usaha Tanah Air meningkatkan pembelian barang input dan membuat persediaan pra-produksi naik. Permintaan yang tinggi juga membuat dunia usaha terus melakukan rekrutmen.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(aaf/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dolar AS Lesu, Yield Treasury AS Turun, Rupiah Berjaya!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular