ASHA Juara Bertahan Top Gainers, AKSI-UNIQ Paling Merana
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup kembali cerah pada perdagangan Selasa (31/5/2022) lalu, seiring dengan optimisnya pelaku pasar pasca melandainya data belanja konsumsi perorangan di Amerika Serikat (AS).
Indeks bursa saham acuan Tanah Air tersebut ditutup melonjak 1,58% ke level 7.148,97 pada Selasa lalu. Selain berhasil menembus level psikologis 7.100, indeks juga konsisten bergerak di zona hijau.
Data perdagangan mencatat nilai transaksi IHSG pada perdagangan Selasa mencapai sekitaran Rp 35 triliun dengan melibatkan 32 miliaran saham yang berpindah tangan sebanyak 1,6 juta kali. Sebanyak 320 saham menguat, 234 saham melemah, dan 146 saham stagnan.
Investor asing tercatat melakukan aksi beli bersih (net buy) cukup besar yakni mencapai Rp 4,08 triliun di seluruh pasar, di mana sebesar Rp 4,31 triliun terjadi di pasar reguler.
Di tengah cerahnya kembali IHSG, beberapa saham menjadi top gainers. Berikut sepuluh saham yang menjadi top gainers pada perdagangan Selasa lalu.
Saham emiten perikanan yang baru melantai di bursa pada Jumat pekan lalu, yakni PT Cilacap Samudera Fishing Industry Tbk (ASHA) kembali bertengger di posisi pertama dalam jajaran top gainers pada perdagangan Selasa lalu. Dengan ini, saham ASHA sudah melonjak dalam tiga hari beruntun.
Saham ASHA ditutup meroket 34,07% ke level harga Rp 244/saham. Nilai transaksi saham ASHA pada Selasa lalu mencapai Rp 82,65 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 352,48 juta lembar saham. Sayangnya, investor asing mulai melepas saham ASHA sebesar Rp 37,72 juta di pasar reguler.
Dalam kurun waktu tiga hari pasca melantai di BEI, ASHA sudah mencatatkan kenaikan hingga 144%.
ASHA merupakan perusahaan perikanan yang terintegrasi dengan beroperasi 40 tahun lebih di industri perikanan. Produk bahan baku perikanan Cilacap Samudera berasal dari hasil tangkapan kapal sendiri dan juga dari supplier atau pihak ketiga.
Emiten perikanan yang masuk sektor consumer non-cyclicals ini melepas 1,25 miliar saham di harga Rp 100 saat penawaran perdana (initial public offering/IPO). Artinya dana segar yang diperoleh emiten ini mencapai Rp 125 miliar.
Selain itu, terdapat pula saham emiten jasa engineering dan konstruksi yakni PT Djasa Ubersakti Tbk (PTDU), yang harga sahamnya terbang 29,49% ke posisi harga Rp 101/saham.
Nilai transaksi saham PTDU pada perdagangan Selasa mencapai Rp 75,16 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 809,73 juta lembar saham. Seperti di saham ASHA, asing juga melepas saham PTDU sebesar Rp 300,27 juta di pasar reguler.
Saham PTDU juga masih bertengger di posisi kedua top gainers, di mana saham PTDU bertengger sejak perdagangan Senin lalu.
Dari kinerja keuangannya pada kuartal I-2022, PTDU masih mencatatkan rugi bersih. Tetapi, rugi bersih perseroan sudah mulai mengalami penurunan.
Berdasarkan laporan keuangan perseroan pada kuartal I-2022 yang tidak diaudit, rugi bersih PTDU turun 41% menjadi Rp 4,31 miliar, dari sebelumnya pada periode yang sama tahun 2021 sebesar Rp 7,3 miliar.
Penurunan rugi bersih perseroan ditopang oleh melonjaknya pendapatan usaha hingga sekitar 773% menjadi Rp 49,26 miliar, dari sebelumnya sebesar Rp 5,64 miliar pada kuartal I-2021.
Meski pendapatan usaha perseroan melonjak, tetapi beban usaha perseroan pada kuartal I-2022 tercatat bertambah 23,02% menjadi Rp 8,82 miliar, dari sebelumnya sebesar Rp 7,17 miliar pada kuartal I-2021. Hal inilah yang menyebabkan PTDU masih mengalami rugi bersih, meskipun sudah mengalami penurunan.
(chd/vap)