Top Gainers-Losers

ASHA Juara Bertahan Top Gainers, AKSI-UNIQ Paling Merana

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
02 June 2022 06:35
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup kembali cerah pada perdagangan Selasa (31/5/2022) lalu, seiring dengan optimisnya pelaku pasar pasca melandainya data belanja konsumsi perorangan di Amerika Serikat (AS).

Indeks bursa saham acuan Tanah Air tersebut ditutup melonjak 1,58% ke level 7.148,97 pada Selasa lalu. Selain berhasil menembus level psikologis 7.100, indeks juga konsisten bergerak di zona hijau.

Data perdagangan mencatat nilai transaksi IHSG pada perdagangan Selasa mencapai sekitaran Rp 35 triliun dengan melibatkan 32 miliaran saham yang berpindah tangan sebanyak 1,6 juta kali. Sebanyak 320 saham menguat, 234 saham melemah, dan 146 saham stagnan.

Investor asing tercatat melakukan aksi beli bersih (net buy) cukup besar yakni mencapai Rp 4,08 triliun di seluruh pasar, di mana sebesar Rp 4,31 triliun terjadi di pasar reguler.

Di tengah cerahnya kembali IHSG, beberapa saham menjadi top gainers. Berikut sepuluh saham yang menjadi top gainers pada perdagangan Selasa lalu.

Saham Top Gainers

Saham emiten perikanan yang baru melantai di bursa pada Jumat pekan lalu, yakni PT Cilacap Samudera Fishing Industry Tbk (ASHA) kembali bertengger di posisi pertama dalam jajaran top gainers pada perdagangan Selasa lalu. Dengan ini, saham ASHA sudah melonjak dalam tiga hari beruntun.

Saham ASHA ditutup meroket 34,07% ke level harga Rp 244/saham. Nilai transaksi saham ASHA pada Selasa lalu mencapai Rp 82,65 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 352,48 juta lembar saham. Sayangnya, investor asing mulai melepas saham ASHA sebesar Rp 37,72 juta di pasar reguler.

Dalam kurun waktu tiga hari pasca melantai di BEI, ASHA sudah mencatatkan kenaikan hingga 144%.

ASHA merupakan perusahaan perikanan yang terintegrasi dengan beroperasi 40 tahun lebih di industri perikanan. Produk bahan baku perikanan Cilacap Samudera berasal dari hasil tangkapan kapal sendiri dan juga dari supplier atau pihak ketiga.

Emiten perikanan yang masuk sektor consumer non-cyclicals ini melepas 1,25 miliar saham di harga Rp 100 saat penawaran perdana (initial public offering/IPO). Artinya dana segar yang diperoleh emiten ini mencapai Rp 125 miliar.

Selain itu, terdapat pula saham emiten jasa engineering dan konstruksi yakni PT Djasa Ubersakti Tbk (PTDU), yang harga sahamnya terbang 29,49% ke posisi harga Rp 101/saham.

Nilai transaksi saham PTDU pada perdagangan Selasa mencapai Rp 75,16 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 809,73 juta lembar saham. Seperti di saham ASHA, asing juga melepas saham PTDU sebesar Rp 300,27 juta di pasar reguler.

Saham PTDU juga masih bertengger di posisi kedua top gainers, di mana saham PTDU bertengger sejak perdagangan Senin lalu.

Dari kinerja keuangannya pada kuartal I-2022, PTDU masih mencatatkan rugi bersih. Tetapi, rugi bersih perseroan sudah mulai mengalami penurunan.

Berdasarkan laporan keuangan perseroan pada kuartal I-2022 yang tidak diaudit, rugi bersih PTDU turun 41% menjadi Rp 4,31 miliar, dari sebelumnya pada periode yang sama tahun 2021 sebesar Rp 7,3 miliar.

Penurunan rugi bersih perseroan ditopang oleh melonjaknya pendapatan usaha hingga sekitar 773% menjadi Rp 49,26 miliar, dari sebelumnya sebesar Rp 5,64 miliar pada kuartal I-2021.

Meski pendapatan usaha perseroan melonjak, tetapi beban usaha perseroan pada kuartal I-2022 tercatat bertambah 23,02% menjadi Rp 8,82 miliar, dari sebelumnya sebesar Rp 7,17 miliar pada kuartal I-2021. Hal inilah yang menyebabkan PTDU masih mengalami rugi bersih, meskipun sudah mengalami penurunan.

Di saat IHSG cerah kembali, beberapa saham juga masuk ke jajaran top losers. Berikut 10 saham top losers pada perdagangan Selasa lalu.

Saham Top Losers

Saham emiten jasa pertambangan dan jasa penyewaan peralatan pertambangan yakni PT Ulima Nitra Tbk (UNIQ) menjadi salah satu saham yang menduduki posisi top losers Selasa.

Saham UNIQ ditutup ambruk hingga 7% ke level harga Rp 68/saham. Saham UNIQ otomatis terkena batas auto rejection bawah (ARB) pada Selasa lalu.

Nilai transaksi saham UNIQ pada perdagangan Selasa lalu mencapai Rp 4,28 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 62,16 juta lembar saham.

Saham UNIQ ambruk karena perseroan sedang menghadapi sejumlah persoalan operasional yang menyebabkan kinerja keuangan perseroan menurun di tahun 2021.

Dalam sepekan terakhir, UNIQ sejatinya mengalami kenaikan 3,03%. Namun dalam sebulan terakhir, saham UNIQ tercatat ambles hingga 8,11%.

Di sisi lain, UNIQ membukukan penjualan bersih sebesar Rp 77,53 miliar dengan laba bersih mencapai Rp 1,82 miliar per 31 Maret 2022.

Perseroan mengeluhkan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) yang menyebabkan kenaikan biaya.

Selain itu, terdapat pula saham emiten transportasi taksi yakni PT Blue Bird Tbk (BIRD), yang harganya ambles 6,82% ke posisi harga Rp 1.660/saham. Padahal pada Senin lalu, saham BIRD sempat menduduki jajaran top gainers. Dengan ini, maka saham BIRD juga terkena level ARB-nya Selasa lalu.

Nilai transaksi saham BIRD pada perdagangan Selasa lalu mencapai Rp 67,3 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 37,35 juta lembar saham. Investor asing masih mengoleksinya sebesar Rp 5,91 miliar di pasar reguler.

Meski begitu, kinerja keuangan BIRD pada kuartal I-2022 terbilang cukup apik. Berdasarkan laporan keuangan perseroan yang tidak diaudit, BIRD berhasil mencetak laba bersih dari sebelumnya mencetak rugi bersih pada periode yang sama tahun 2021.

Adapun laba bersih BIRD pada kuartal I-2022 mencapai Rp 47,69 miliar, dari sebelumnya pada kuartal I-2021 yang mencatatkan rugi bersih sebesar Rp 28,32 miliar.

Pendapatan bersih BIRD pun naik 40,39% menjadi Rp 673,98 miliar pada kuartal I-2022, dari sebelumnya pada periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 480,05 miliar.

Segmen bisnis kendaraan taksi berkontribusi paling besar, yakni sebesar Rp 517,47 miliar, tumbuh 48,81% dari kuartal I-2021 sebesar Rp 347,72 miliar. Segmen kendaraan taksi menjadi segmen utama BIRD.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular