Mei Kelabu Bagi Perak, Ambles Hampir 4% Sebulan

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
Selasa, 31/05/2022 17:06 WIB
Foto: Ilustrasi Perak (Image by tookapic from Pixabay)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga perak menutup perdagangan Mei dengan pelemahan harga menyusul bangkitnya dolar Amerika Serikat (AS) dan imbal hasil obligasi.

Pada Selasa (31/4/2022) pukul 16:20 WIB harga perak dunia di pasar spot tercatat US$ 21,84/ons, turun 0,48% dibandingkan harga penutupan kemarin.


Sepanjang bulan Mei harga perak terdepresiasi 3,96% point-to-point (ptp). Kinerja negatif ini melanjutkan tren bearish sejak bulan April lalu yang ambles 8,2% yoy.

Kenaikan suku bunga bank sentral AS (Federal Reserves/The Fed) jadi pembeban harga perak dunia. Pada awal bulan ini, Ketua Jerome 'Jay' Powell dan rekan memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan sebanyak 50 basis poin (bps) menjadi 0,75-1%. Ini menjadi kenaikan terbesar dalam sekali rapat selama 22 tahun terakhir.

Kenaikan suku bunga agresif oleh The Fed mendorong Dollar Index melonjak ke 103,66, tertinggi sejak 2002. Begitu juga imbal hasil alias yield surat utang pemerintah AS melonjak ke level 3%, tertinggi sejak Desember 2018.

Perak ditekan hingga ke harga terendah sejak dua tahun lalu. Kemudian harga perak mulai bangkit. Hal ini didorong oleh risalah pertemuan bank sentral AS (Federal Reserves/The Fed) yang dirilis pekan lalu mengenai kenaikan suku bunganya jadi penopang. Risalah ini sejalan dengan ekspektasi pasar sebesar 50 basis poin.

Pasca rilis notula tersebut, pasar kini melihat di akhir tahun suku bunga The Fed berada 2,5% - 2,75%. Berdasarkan perangkat FedWatch milik CME Group, probabilitasnya sebesar 57,7%, padahal pada pekan lalu ekspektasi suku bunga di 2,75% - 3% menjadi yang tertinggi probabiitasnya. Artinya pandangan pasar The Fed tidak akan lebih agresif lagi, sehingga meringankan beban perak.

Harga perak juga didukung oleh meningkatnya kekhawatiran akan resesi ekonomi Amerika Serikat (AS). Perak berfungsi sebagai lindung nilai (hedging) untuk melindungi aset saat inflasi dan ketidakpastian ekonomi menggerus nilainya. Sehingga permintaan meningkat.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ras/ras)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Investasi Yang Bisa Dilirik Saat Perang & Suku Bunga Ditahan