ASHA-ARTO Jadi yang Tercuan, Selamat Buat yang Punya Sahamnya
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup cerah bergairah pada perdagangan Jumat (27/5/2022) akhir pekan lalu, mengekor cerahnya bursa saham Amerika Serikat (AS) dalam 2 hari terakhir.
Menurut data dari Bursa Efek Indonesia (BEI), indeks bursa saham acuan Tanah Air tersebut ditutup melejit 2,07% ke level 7.026,256. IHSG kembali menyentuh zona psikologis 7.000 pada perdagangan akhir pekan lalu.
Sepanjang pekan lalu, IHSG berhasil melesat 1,56% secara point-to-point (ptp) dibandingkan pekan sebelumnya. Kapitalisasi pasar saham Indonesia pun naik 1,17% menjadi Rp 9.258,09 triliun.
Sepanjang perdagangan pekan lalu, investor asing melakukan aksi beli senilai Rp 19,25 triliun. Sementara aksi jual tercatat Rp 17,63 triliun. Artinya, terjadi beli asing bersih (net buy) sepanjang pekan lalu senilai Rp 1,61 triliun.
BEI mencatat rata-rata nilai transaksi harian IHSG mencapai Rp 15,38 triliun pekan lalu, lebih rendah dari pekan sebelumnya sebesar Rp 16,95 triliun. Sementara rata-rata volume transaksi harian sebesar 20,039 miliar saham, turun 11,4%. Kemudian, rata-rata frekuensi turun 0,86% menjadi 1.402.599 kali.
Di tengah positifnya IHSG pada pekan lalu, beberapa saham menjadi top gainers. Berikut sepuluh saham yang menjadi top gainers pada perdagangan Jumat pekan lalu.
Saham emiten perikanan yang baru melantai di bursa pada Jumat pekan lalu, yakni PT Cilacap Samudera Fishing Industry Tbk (ASHA) menjadi saham yang berada di posisi pertama dalam jajaran top gainers pada perdagangan akhir pekan lalu. Saham ASHA ditutup meroket 35% ke level harga Rp 135/saham.
Nilai transaksi saham ASHA pada Jumat pekan lalu mencapai Rp 72,22 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 573,53 juta lembar saham. Namun sayangnya, investor asing melepas saham ASHA sebesar Rp 55,14 juta di seluruh pasar.
ASHA merupakan perusahaan perikanan yang terintegrasi dengan beroperasi 40 tahun lebih di industri perikanan. Produk bahan baku perikanan Cilacap Samudera berasal dari hasil tangkapan kapal sendiri dan juga dari supplier atau pihak ketiga.
Emiten perikanan yang masuk sektor consumer non-cyclicals ini melepas 1,25 miliar saham di harga Rp 100 saat penawaran perdana (initial public offering/IPO). Artinya dana segar yang diperoleh emiten ini mencapai Rp 125 miliar. Dalam rencana bisnisnya, salah satu penggunaan dana yang diperoleh dari IPO adalah untuk mengakuisisi PT Jembatan Lintas Global (PT JLG).
Akuisisi ini merupakan langkah strategis dalam bisnis pengolahan ikan, di mana PT JLG memiliki lokasi strategis di Jawa Timur, dengan limpahan ikan segar dari Pantai Utara dan Pantai Selatan, tersedianya SDM, serta akses langsung untuk ekspor melalui Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya.
Selain saham ASHA, terdapat pula saham emiten bank digital berkapitalisasi pasar besar (big cap) yang masuk ke jajaran top gainers Jumat pekan lalu, yakni PT Bank Jago Tbk (ARTO). Saham ARTO ditutup melesat 14,33% ke posisi harga Rp 8.775/saham.
Nilai transaksi saham ARTO pada Jumat pekan lalu mencapai Rp 316,74 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 37,97 juta lembar saham. Asing mengoleksi saham ARTO sebesar Rp 102,94 miliar di seluruh pasar.
Sebelumnya pada Selasa pekan lalu, saham ARTO sempat masuk kembali ke jajaran top losers dan menyentuh batas auto rejection bawah (ARB).
Dari kinerja keuangannya pada kuartal I-2022, ARTO berhasil mencetak laba bersih Rp 19 miliar, berbalik dari setahun sebelumnya ketika merugi Rp 38 miliar.
Meski demikian, laba tersebut turun signifikan (-84%) dari kuartal sebelumnya akhir tahun lalu. Laporan riset Ciptadana Sekuritas Asia menyebut bahwa laba kuartal pertama tersebut juga lebih rendah dari perkiraan internal Ciptadana dan konsensus pasar secara keseluruhan.
Namun demikian, prospek Bank Jago sebagai bank digital dinilai masih terlihat potensial di mana ekonomi digital Indonesia diproyeksikan memberikan kontribusi terhadap GDP pada 2025.
(chd/vap)