Dolar AS Lesu, Rupiah Nanjak Terus...

Annisa Aflaha, CNBC Indonesia
27 May 2022 11:30
FILE PHOTO: An Indonesia Rupiah note is seen in this picture illustration June 2, 2017. REUTERS/Thomas White/Illustration/File Photo
Foto: REUTERS/Thomas White

Jakarta, CNBC Indonesia - Kurs rupiah berjaya terhadap dolar Amerika Serikat (AS) hingga di pertengahan hari ini, Jumat (27/5). Penguatan rupiah dipicu oleh terkoreksinya indeks dolar AS hari ini, bahkan si greenback terus bergerak menjauhi rekor tertingginya sejak 20 tahun.

Melansir data dari Refinitiv, Mata Uang Tanah Air di sesi awal perdagangan menguat 0,27% ke Rp 14.590/US$. Pukul 11:00 WIB, rupiah kembali melanjutkan penguatannya sebanyak 0,36% ke Rp 14.578/US$.

Indeks dolar AS terus bergerak menjauhi rekor tertingginya selama dua dasawarsa lalu pada 13 Mei di level 105. Pukul 11:00 WIB, terlihat indeks dolar terkoreksi terhadap 6 mata uang lainnya sebanyak 0,32% ke level 101,508.

Dolar AS mulai melemah setelah rilis risalah pertemuan bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) yang dirilis Rabu (25/5) karena pasar telah menaker kenaikan suku bunga acuan selanjutnya dan membatasi performa si greenback.

Risalah tersebut menunjukkan bahwa sebagian anggota Fed menilai kenaikan 50 basis poin kemungkinan akan dilakukan pada Juni dan Juli.

"Pasar menjadi sedikit lebih optimis bahwa The Fed tidak akan terlalu agresif dengan pengetatan dan bahwa beberapa aksi jual yang telah kita lihat dengan aset berisiko, khususnya ekuitas, mungkin telah berlebihan. Hal tersebut mendorong reli untuk aset beresiko dan pada dasarnya buruk untuk dolar" kata Ed Moya, analis pasar senior di Oanda yang dikutip dari Reuters.

Selain itu, kontraksi ekonomi telah terlihat dari rilis data ekonomi pemerintah AS kemarin. Departemen Perdagangan melaporkan bahwa keuntungan perusahaan dari produksi turun 2,3% di kuartal I-2022 menjadi US$66,4 miliar dan menjadi penurunan pertama dalam hampir dua tahun terakhir.

Beberapa ekonom percaya bahwa erosi keuntungan dan penurunan harga saham dapat memaksa perusahaan untuk menghentikan perekrutran atau mulai memberhentikan pekerja.

Walmart misalnya, telah menurunkan perkiraan pendapatan setahun penuh karena inflasi tinggi. Selain itu, Snap yang merupakan induk perusahaan Snapchat telah mengumumkan potensi penurunan pada keuntungan pekan ini dan memicu aksi jual saham mereka.

"Pengeluaran terbesar bagi sebagian besar perusahaan selalu tenaga kerja. Perusahaan teknologi tinggi telah melihat harga saham mereka anjlok yang akan memaksa manajemen untuk mengencangkan ikat pinggang mereka," kata Christopher Rupkey, kepala ekonom di FWDBONDS di New York.

Mengacu pada pasar Non-Deliverable Forward (NDF), Mata Uang Garuda sudah terindikasi penguatannya terhadap si greenback. Terlihat, rupiah bergerak menguat jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan pada Rabu (25/5).

Periode

Kurs Rabu (25/5) pukul 15:58 WIB

Kurs Jumat (27/5) pukul 11:05 WIB

1 Pekan

Rp14.602,0

Rp14.544,5

1 Bulan

Rp14.616,0

Rp14.551,0

2 Bulan

Rp14.638,0

Rp14.567,0

3 Bulan

Rp14.664,0

Rp14.606,0

6 Bulan

Rp14.752,0

Rp14.673,0

9 Bulan

Rp14.850,6

Rp14.763,0

1 Tahun

Rp15.005,0

Rp14.908,0

2 Tahun

Rp15.397,0

Rp15.303,0

TIM RISET CNBC INDONESIA


(aaf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Rupiah Kembali Ngegas Jadi Mata Uang Terbaik di Asia!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular