
Cemas Amerika Mau Resesi, Harga Minyak Menciut

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak dunia bergerak turun pada perdagangan pagi hari ini. Apa pasal?
Pada Selasa (24/5/2022) pukul 07:23 WIB, harga minyak jenis brent berada di US$ 112,65/barel. Turun 0,68% dari posisi penutupan hari sebelumnya.
Sementara yang jenis light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) harganya US$ 109,52/barel. Berkurang 0,7%.
Kekhawatiran terhadap resesi ekonomi di Amerika Serikat (AS) menyebabkan harga si emas hitam terkoreksi. Ya, sejumlah pihak memberi wanti-wanti bahwa resesi di Negeri Paman Sam adalah risiko yang nyata.
Morgan Stanley memperkirakan menunjukkan kemungkinan 25% resesi akan terjadi dimulai dalam 12 bulan ke depan. Sedangkan Bank of America Corp baru-baru ini mengungkapkan bahwa pihaknya melihat risiko resesi masih rendah tetapi akan meningkat di tahun 2023.
Sedangkan menurut riset Wells Fargo kondisi ekonomi AS yang memburuk akan memangkas target pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) akhir tahun 2022 menjadi 1,5% dari 2,2% dan memangkas target akhir tahun 2023 menjadi penurunan 0,5% dari ekspektasi sebelumnya untuk pertumbuhan PDB sebesar 0,4%.
Halaman Selanjutnya --> Resesi AS Pengaruhi Harga Minyak
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut ekonomi dunia sedang menghadapi tiga tantangan sekaligus. Inflasi tinggi, kenaikan suku bunga, dan perlambatan ekonomi.
"Ini akan mempengaruhi environment ekonomi dunia, termasuk Indonesia. Harus kita waspadai," tegasnya.
Jika resesi terjadi, apalagi di AS, maka dampaknya sangat luar biasa. Sebab, AS adalah perekonomian terbesar dunia, sang lokomotif. Saat lokomotif bermasalah, pasti gerbong-gerbong di belakangnya tidak bisa melaju.
Kemudian, AS adalah konsumen minyak terbesar dunia. Jadi apabila resesi menyebabkan permintaan energi menurun, maka harga minyak niscaya akan ikut terpangkas.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article 'Hantu' Resesi Makin Ngeri, Harga Minyak Turun Lagi