Makin Mahal! Kurs Dolar Singapura di Level Tertinggi 3 Bulan

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
23 May 2022 14:35
Ilustrasi Penukaran Uang (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Penukaran Uang (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar dolar Singapura kembali melesat melawan rupiah pada perdagangan Senin (23/5/2022) mendekati lagi level tertinggi 3 bulan yang dicapai pada pekan lalu. Inflasi di Singapura yang semakin menanjak, membuat pelaku pasar melihat ada kemungkinan Otoritas Moneter Singapura (Monetary Authority of Singapore/MAS) akan kembali mengetatkan kebijakan moneternya.

Sejauh ini, MAS sudah tiga kali mengetatkan kebijakannya. Pada Oktober tahun lalu, kemudian di bulan Januari, dan terakhir April lalu.

Pada pukul 12:11 WIB dolar Singapura diperdagangkan di kisaran Rp 10.653/SG$, naik 0,42% dibandingkan posisi penutupan perdagangan Jumat pekan lalu.

Data dari Singapura hari ini menunjukkan inflasi di bulan April tumbuh 5,4% (year-on-year/yoy) sama dengan bulan sebelumnya. Namun, inflasi inti, melesat 3,3% (yoy), jauh lebih tinggi dari bulan Maret 2,9% (yoy).

Dalam pernyataan bersama MAS dengan Kementerian Industri dan Perdagangan (MTI), inflasi inti diperkirakan masih akan menanjak dalam beberapa bulan ke depan, sebelum mulai melandai di akhir tahun. Meski demikian, risiko tekanan kenaikan inflasi masih besar akibat risiko geopolitik serta syok terkait pandemi.

Sementara itu dari dalam negeri, pelaku pasar saat ini menanti pengumuman kebijakan moneter Bank Indonesia (BI).

Gubernur BI Perry Warjiyo dan kolega akan mengadakan Rapat Dewan Gubenur (RDG) pada 23 - 24 Mei mendatang, dan pelaku pasar menanti petunjuk kapan suku bunga akan dinaikkan. Sebab, bank sentral global kini dalam tren menaikkan suku bunga.

Bank sentral AS (The Fed) bakan sangat agresif dalam menaikkan suku bunga. Di akhir tahun, pasar melihat suku bunga The Fed berada di 2,75% - 3%, ada kenaikan 200 basis poin lagi dari level saatini. Hal sehingga tekanan bagi BI untuk mengerek suku bunga cukup besar agar aset-aset dalam negeri tetap menarik.

Pasar obligasi Indonesia sudah merasakan dampaknya. Di dua bulan pertama tahun ini, sebenarnya masih mengalami inflow sekitar Rp 5 triliun. Tetapi semua berbalik memasuki bulan Maret.

Sepanjang tahun ini hingga 12 Mei lalu, total capital outflow di pasar obligasi Indonesia mencapai Rp 78,13 triliun, berdasarkan data dari Direktorat Jenderal Pembiayaan dan Pengelolaan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan. Hal ini yang membuat rupiah kesulitan menguat, tidak hanya melawan dolar AS, tetapi juga mata uang lainnya termasuk dolar Singapura.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kurs Dolar Singapura Pagi Jeblok Siang Naik, Ini Penyebabnya!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular