Shanghai Bakal Buka 'Gembok", Tembaga Kembali Bertenaga

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
23 May 2022 11:50
Indonesia lewat PT Indonesia Alumunium (Inalum) menguasai 51% saham PT Freeport Indonesia. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Ignasius Jonan, melakukan kunjungan kerja ke tambang Freeport di Timika, Papua pada 2-3 Mei 2019.

Dalam acara, Jonan mengunjungi tambang emas legendaris milik Freeport Indonesia, yaitu Grasberg, yang lokasinya 4.285 meter di atas permukaan laut.

Tambang Grasberg ini akan habis kandungan mineralnya dan berhenti beroperasi pada pertengahan 2019 ini. Sebagai gantinya, produksi meas, perak, dan tembaga Freeport akan mengandalkan tambang bawah tanah yang lokasinya di bawah Grasberg.

Dalam kunjungan tersebut, Jonan didampingi Presiden Direktur Freeport Indonesia Tony Wenas, Direktur Utama Inalum Budi Gunadi Sadikin, serta sejumlah pejabat Kementerian ESDM.

Perjalanan menuju Grasberg dilakukan menggunakan bus khusus, dan sempat disambung dengan menggunakan kereta gantung atau disebut tram yang mengantarkan hingga ketinggian 4.000 meter di atas permukaan laut, dan disambung dengan bus lagi hingga ke puncak Grasberg.

Cuaca gerimis serta oksigen yang tipis menyambut kedatangan Jonan dan rombongan di lokasi puncak Grasberg.

Dalam kunjungannya Jonan mengatakan, tantangan saat ini adalah membuat operasional Freeport terus berjalan dengan baik, dan produksi, keselamatan kerja, serta lingkungan dapat terjaga dengan baik.

Jonan meminta agar tidak ada hambatan dalam pengelolaan tambang Freeport pasca pengambilalihan 51% saham oleh Inalum.

Jonan juga meminta agar ke depan peranan Freeport terhadap masyarakat Papua makin besar, lewat pembangunan sarana dan prasarana seperti sekolah serta rumah sakit atau puskesmas. (CNBC Indonesia/Wahyu Daniel)
Foto: Tambang Freeport Grasberg, Timika (CNBC Indonesia/Wahyu Daniel)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga tembaga dunia terpantau menguat pada awal pekan ini. Pelonggaran di China dan pelemahan dolar Amerika Serikat (AS) jadi pendukung laju logam merah tersebut.

Pada Senin (23/5/2022) pukul 09:50 WIB harga tembaga dunia tercatat US$ 9.455/ton, naik 0,36% dibandingkan posisi akhir pekan lalu.

Kota Shanghai berencana mengakhiri karantina wilayah (lockdown) yang sudah dilakukan selama tujuh minggu pada tanggal 1 Juni. Pejabat Shanghai mengatakan pembukaan Shanghai akan dilakukan secara bertahap.

Sementara untuk mendukung ekonomi, China memangkas suku bunga dasar pinjaman untuk mendukung penjualan properti.

Pembukaan kembali kota Shanghai memberi harapan atas permintaan tembaga sebagai logam industri. Terlebih lagi China adalah konsumen tembaga terbesar di dunia. Menurut Statista, konsumsi tembaga China mencapai 54% dari total konsumsi tembaga dunia pada 2020.

Di sisi lain mata uang Negeri Paman Sam melemah dan memberi dukungan bagi tembaga. Dollar Index yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama, berada di 102,68. Posisi ini sudah turun dari puncak tertinggi sejak 2022 di 104,85 yang terukir pada 12 Mei kemarin.

Ini jadi katalis positif bagi tembaga yang dibanderol dengan dolar AS karena membuatnya lebih murah bagi pemegang mata uang lain. Saat harga murah, permintaan akan naik. Harga pun mengikuti.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ras/ras)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kabar Melegakan Soal Omicron Bikin Harga Tembaga Naik!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular