
URAAA!! Rubel Mata Uang Terbaik Dunia, Rusia Menang Banyak?

Rubel yang jeblok ke rekor terlemah sepanjang sejarah di awal April membuat CBR mengerek suku bunga menjadi 20% dari sebelumnya 9,5%. Kebijakan itu sukses meredam pelemahan rubel, apalagi ditambah dengan pemerintah Rusia menerapkan kebijakan capital control.
Kebijakan capital control memberikan dampak yang besar terhadap penguatan rubel. Kebijakan tersebut mewajibkan perusahaan Rusia mengkonversi 80% valuta asingnya menjadi rubel. Rusia juga meminta gas dan minyak yang diimpor oleh negara-negara Eropa dibayar menggunakan rubel.
Selain itu, warga Rusia sebelumnya juga dilarang mengirim uang ke luar negeri, kebijakan tersebut kemudian dilonggarkan dengan memperbolehkan transfer maksimal US$ 10.000/bulan per individu.
Meski saat ini menjadi mata uang terbaik di dunia, tetapi ke depannya rubel diperkirakan bisa kembali terpuruk.
"Bank sentral Rusia menggunakan banyak instrumen untuk membuat rubel kembali bernilai, tetapi orang-orang diluar Rusia tidak mau membeli rubel kecuali memang sangat harus membeli, dan para trader melihat rubel tidak lagi mata uang yang bisa diperdagangkan dengan bebas," kata Charles-Henry Monchau, kepala investasi Syz Bank di Swiss, sebagaimana dilansir CNBC International, Rabu pekan lalu.
Ia menambahkan, rubel bisa terus menguat jika Rusia bisa menemukan jalan keluar dari konflik Ukraina, tetapi sebaliknya akan jeblok jika perang terus berlarut-larut.
"Jika Rusia bisa menemukan solusi masalah Ukraina dengan konsekuensi yang terukur, kemudian sanksi dicabut dan hubungan dengan Barat mulai pulih, maka rubel akan mempertahankan penguatannya.
Di sisi lain, jika tidak ada resolusi, maka rubel akan jeblok, yang bisa membuat inflasi meroket dan perekonomian Rusia akan mengalami resesi yang dalam," katanya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)[Gambas:Video CNBC]