China Sedang Tak Baik-baik Saja, Harga Karet Ambles

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
19 May 2022 17:16
A worker collects latex from a rubber tree in Sanya, in Hainan province in this November 6, 2007 file photo. Scientists are worried that the expansion of rubber plantations to feed China's voracious tyre industry, the world's largest, will destroy the ecosystem of Xishuangbanna, tucked between China's borders with Laos and Myanmar. REUTERS/Andy Gao/Files
Foto: REUTERS/Andy Gao

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga karet dunia terpantau melemah pada perdagangan hari ini. Sejumlah indikator ekonomi China, konsumen terbesar karet dunia, melambat pada bulan April memberatkan harga karet.

Pada Kamis (19/5/2022) harga karet yang diperdagangkan di bursa berjangka Jepang tercatat JPY 244,5/kg, anjlok 1,21% dibandingkan posisi kemarin.

Pertama, produksi industri China pada bulan April secara tak terduga turun 2,9% dibandingkan periode yang sama tahun lalu (year-on-year/yoy). Pencapaian ini meleset dari konsensus yaitu turun 0,4% dan jatuh dari tumbuh 5% pada bulan Maret.

Penurunan ini jadi yang terburuk sejak Maret 2020. Karena meluasnya pembatasan wilayah (lockdown) untuk menekan penyebaran virus corona (Coronavirus Diesase 2019/Covid-19).

Produksi industri yang lesu juga sudah tercermin dari indeks manufaktur PMI China pada bulan April yang terkontraksi. PMI Manufaktur China berada di posisi 47,4. Ini turun dari bulan sebelumnya yaitu 49,5.

PMI menggunakan angka 50 sebagai titik mula. Jika di atas 50, maka artinya dunia usaha sedang dalam fase ekspansi.

Kondisi industri China yang melemah membuat pelaku pasar menjadi khawatir permintaan karet akan lesu. Terlebih lagi produksi mobil China turun 31,8% pada bulan April. Industri otomotif menyerap konsumsi karet terbesar.

China sendiri memiliki pengaruh besar terhadap pergerakan harga karet dunia. Itu karena Negeri Panda merupakan konsumen karet terbesar di dunia dengan menyerap 4,7 juta metrik ton, mengacu data Statista. Sehingga saat permintaan dari China turun, harga akan mengikuti.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ras/ras)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Minyak Bangkit dari Kubur, Harga Karet Meluncur!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular