Level Pengangguran Terendah 50 Tahun, Dolar Australia Lompat!

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
19 May 2022 11:20
Australian dollars are seen in an illustration photo February 8, 2018. REUTERS/Daniel Munoz
Foto: dollar Australia (REUTERS/Daniel Munoz)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar dolar Australia kembali menguat melawan rupiah pada perdagangan Kamis (19/5/2022) setelah kemarin mengalami koreksi pasca mencatat hat-trick. Tingkat pengangguran yang turun ke level terendah dalam nyaris 50 tahun terakhir membuat dolar Australia kembali ngegas.

Pada pukul 10.19 WIB, dolar Australia diperdagangkan di kisaran Rp 10.329/AU$, lompat 1,14% dibandingkan penutupan perdagangan pasar spot kemarin, melansir data Refinitiv.

Biro Statistik Australia (ABS) melaporkan tingkat pengangguran turun menjadi 3,9% di bulan April, dari sebelumnya 4%. Tingkat pengangguran tersebut merupakan yang terendah sejak 1974.

"Di bulan April, terjadi penambahan tenaga kerja sebanyak 4.000 orang dan pengangguran berkurang sebanyak 11.000 orang," kata Bjorn Jarvis, kepala statisti tenaga kerja di ABS, sebagaimana dilansir news.com.au pagi ini.

Penurunan tingkat pengangguran tersebut memperkuat ekspektasi bank sentral Australia (Reserve Bank of Australia/RBA) akan kembali menaikkan suku bunga. Apalagi, rata-rata upah di kuartal I-2022 juga menunjukkan kenaikan.

ABS kemarin melaporkan rata-rata upah naik 0,7% dari kuartal IV-2021. Jika dibandingkan dengan kuartal I-2021 atau year-on-year (yoy), rata-rata upah naik sebesar 2,4%, lebih tinggi dari kenaikan kuartal sebelumnya 2,3% (yoy).

Seperti diketahui, RBA di awal bulan ini menaikkan suku bunga pekan lalu sebesar 25 basis poin menjadi 0,35% dari rekor terendah sepanjang masa 0,1%. Kenaikan tersebut menjadi yang pertama sejak November 2010.

Bahkan kenaikannya lebih besar dari prediksi ekonom yang disurvei Reuters yang memperkirakan kenaikan sebesar 15 basis poin.

Dalam notula yang dirilis Selasa lalu terungkap RBA dua pekan lalu mempertimbangkan kenaikan sebesar 15 basis poin, 25 basis poin hingga 40 basis poin.

Artinya, RBA sebenarnya lebih hawkish, sebab ada pertimbangan kenaikan sebesar 40 basis poin. Hal ini menguatkan ekspektasi bank sentral pimpinan Philip Lowe tersebut akan menaikkan suku bunga dalam waktu dekat.

Kenaikan suku bunga tersebut dilakukan sebab perekonomian yang terus membaik, dan inflasi yang menanjak hingga melampaui target.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dolar Australia Tak Mampu Tembus Rp 10.700/AU$, Ada Apa?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular