Gak Kuat Lawan Dolar AS, Tembaga Tumbang

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
18 May 2022 18:35
Indonesia lewat PT Indonesia Alumunium (Inalum) menguasai 51% saham PT Freeport Indonesia. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Ignasius Jonan, melakukan kunjungan kerja ke tambang Freeport di Timika, Papua pada 2-3 Mei 2019.

Dalam acara, Jonan mengunjungi tambang emas legendaris milik Freeport Indonesia, yaitu Grasberg, yang lokasinya 4.285 meter di atas permukaan laut.

Tambang Grasberg ini akan habis kandungan mineralnya dan berhenti beroperasi pada pertengahan 2019 ini. Sebagai gantinya, produksi meas, perak, dan tembaga Freeport akan mengandalkan tambang bawah tanah yang lokasinya di bawah Grasberg.

Dalam kunjungan tersebut, Jonan didampingi Presiden Direktur Freeport Indonesia Tony Wenas, Direktur Utama Inalum Budi Gunadi Sadikin, serta sejumlah pejabat Kementerian ESDM.

Perjalanan menuju Grasberg dilakukan menggunakan bus khusus, dan sempat disambung dengan menggunakan kereta gantung atau disebut tram yang mengantarkan hingga ketinggian 4.000 meter di atas permukaan laut, dan disambung dengan bus lagi hingga ke puncak Grasberg.

Cuaca gerimis serta oksigen yang tipis menyambut kedatangan Jonan dan rombongan di lokasi puncak Grasberg.

Dalam kunjungannya Jonan mengatakan, tantangan saat ini adalah membuat operasional Freeport terus berjalan dengan baik, dan produksi, keselamatan kerja, serta lingkungan dapat terjaga dengan baik.

Jonan meminta agar tidak ada hambatan dalam pengelolaan tambang Freeport pasca pengambilalihan 51% saham oleh Inalum.

Jonan juga meminta agar ke depan peranan Freeport terhadap masyarakat Papua makin besar, lewat pembangunan sarana dan prasarana seperti sekolah serta rumah sakit atau puskesmas. (CNBC Indonesia/Wahyu Daniel)
Foto: Tambang Freeport Grasberg, Timika (CNBC Indonesia/Wahyu Daniel)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga tembaga melemah pada perdagangan hari ini tertekan dolar yang mulai menguat membuat permintaan tembaga turun.

Pada Rabu (18/5/2022) pukul 16.00 WIB harga tembaga dunia tercatat US$ 9.286,5/ton, turun 0,55% dibandingkan harga penutupan kemarin.

Perak bertahan di tengah bank sentral Amerika Serikat (Federal Reserves/The Fed) yang tegas menjaga sikap agresif dalam menaikkan suku bunga. Hal ini menjaga dollar index dan imbal hasil utang pemerintah AS

Dollar Index yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama, naik 0,25% ke level 104,621 pada perdagangan kemarin.

Mata uang Paman Sam yang melambung menjadi sentimen negatif bagi tembaga. Sebab logam merah tersebut dihargai dengan greenback,sehingga lebih mahal bagi pembeli yang menggunakan mata uang lainnya.

Hal ini dapat membuat permintaan tembaga turun. Permintaan turun, harga mengikuti.

Selain itu, kenaikan suku bunga dikhawatirkan akan jadi penghambat pemulihan ekonomi dunia. Efeknya bisa terasa hingga tembaga.

Tembaga sebagai "the new oil" akan terdampak negatif dari hal tersebut. Sebab tembaga dipakai dan digunakan sebagai bahan baku pembuatan perlengkapan sehari-hari, pembangunan, infrastruktur, transportasi, dan industri.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ras/ras)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Alamak! Omicron Masuk China, Tembaga Merana...

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular