
Ramai-Ramai Taipan Batu Bara Ekspansi ke Nikel-Mobil Listrik!

3. PT Indika Energy Tbk (INDY)
INDY bersama dengan anak usaha, PT Indika Energy Infrastructure, telah mendirikan perusahaan dengan nama PT Solusi Mobilitas Indonesia (SMI).
Penyertaan saham perusahaan dalam SMI merupakan langkah perusahaan untuk melakukan ekspansi usaha ke sektor kendaraan listrik di Indonesia.
INDY memiliki 99,998% saham senilai Rp 49,99 miliar sedangkan 0,002% sisanya senilai Rp 1.000.000 dimiliki oleh Indika Energy Infrastructure (IEI).
"Tujuan pendirian SMI adalah demi kelangsungan kegiatan usaha industri sepeda motor roda dua, perdagangan besar sepeda motor dan suku cadang sepeda motor dan aksesori, serta melakukan jasa konsultasi manajemen," ungkap Adi Pramono, Sekretaris Perusahaan dalam keterbukaan informasi, Rabu (30/3/2022).
Tahun lalu, INDY juga mendirikan PT Electra Mobilitas Indonesia (EMI). Nilai investasi untuk pendirian perusahaan ini mencapai Rp 40 miliar.
Manuver INDY masuk bisnis kendaraan listrik sejalan dengan rencana bisnis jangka panjang perusahaan. Sejak 2018, INDY melakukan diversifikasi ke sektor non-batu bara, rendah karbon dan berkelanjutan.
"Kami berkomitmen untuk meningkatkan pendapatan dari sektor non-batu bara hingga 50% pada tahun 2025 dan mencapai netral karbon pada tahun 2050," jelas Head of Corporate Communications Indika Energy Ricky Fernando beberapa waktu lalu.
4. PT TBS Energi Utama (TOBA)
Pada November tahun lalu TOBA membentuk perusahaan patungan (joint venture) dengan raksasa ride-hailing Gojek terkait pengembangan bisnis sepeda motor listrik di Indonesia.
TOBA melalui anak usahanya, PT Karya Baru TBS telah menandatangani akta pendirian PT Energi Kreasi Bersama, suatu perusahaan patungan dalam bentuk perseroan terbatas yang didirikan PT Rekan Anak Bangsa.
Adapun, modal dasar yang ditempatkan dan modal disetor pada PT Energi Kreasi Bersama senilai Rp 71,75 miliar.
Dibentuknya joint venture itu antara lain, perusahaan ini nantinya akan bergerak dalam bidang perakitan sepeda motor, perdagangan sepeda motor, reparasi dan perawatan sepeda motor, pembiayaan, perakitan baterai untuk kendaraan bermotor hingga penyedia stasiun penukaran baterai kendaraan listrik umum.
"Keikutsertaan emiten dalam pendirian PT Energi Kreasi Bersama merupakan salah satu strategi pengembangan bisnis emiten untuk menghilangkan jejak karbon serta mencapai target net zero emission di tahun 2030," ungkap Presiden Direktur TBS Energi Utama, Dicky Yordan, dalam keterbukaan informasi, dikutip Senin (13/12/2021).
5. PT Resource Alam Indonesia Tbk (KKGI)
KKGI atau RAIN Group juga mulai mendiversifikasikan bisnisnya dari tambang batu bara ke pertambangan nikel dengan mengakuisisi dua perusahaan. Pada 15 Januari 2021, perseroan telah menandatangani akta pembelian sebesar 70% saham milik PT Buton Mineral Indonesia (BMI) dan PT Bira Mineral Nusantara. Kedua transaksi ini bukan merupakan transaksi material.
Nilai transaksi pembelian yang dikeluarkan KKGI adalah sebesar Rp 350 juta. Perinciannya, masing-masing sebesar Rp 175 juta untuk membeli 70% saham milik PT BMI dan PT BMN.
"Alasan dilakukan pembelian untuk persiapan ekspansi pada bisnis tambang nikel," tutur Direktur Resource Alam Indonesia, Agoes Soegiarto, Selasa (19/1/2021).
Agoes menjelaskan, mengingat transaksi tersebut bukan merupakan transaksi material, maka tidak ada dampak terhadap kegiatan operasional, hukum, kondisi keuangan maupun kelangsungan usaha perseroan terkait akuisisi ini.
Sebagai informasi, mengacu komposisi pemegang saham perseroan efektif 31 Desember 2020, saham perseroan digenggam oleh UBP SG-Energy Collier Pte. Ltd., dengan kepemilikan 26,37%.
Selanjutnya, PT Sejahterah Jaya Cita sebesar 25,52%. Lainnya digenggam oleh UBS AG Singapore dengan kepemilikan 7,97% dan LG International Singapore Pte. Ltd sebesar 5%. Sisanya digenggam oleh pemegang saham publik sebesar 29,01% dan saham treasury sebesar 6,13%.
(wia)[Gambas:Video CNBC]
