ECB Segera Kerek Suku Bunga, Eropa Diramal Resesi!

Jakarta, CNBC Indonesia - 'Tsunami' inflasi yang juga melanda Eropa membuat bank sentral Eropa (European Central Bank/ECB) diperkirakan akan menaikkan suku bunga di bulan Juli nanti. Jika demikian, maka ini akan menjadi kenaikan pertama dalam lebih dari satu dekade terakhir.
ECB akan mengikuti bank sentral utama dunia lainnya yang sudah lebih dulu menaikkan suku bunga guna meredam kenaikan inflasi, di samping juga perekonomian yang sudah jauh membaik usai dihantam pandemi penyakit akibat virus corona (Covid-19).
Di bawah pimpinan Christine Lagarde, ECB menjadi salah satu bank sentral utama yang masih mempertahankan suku bunga rendah, saat yang lainnya sudah menaikkan bahkan beberapa sangat agresif.
Bank sentral Inggris (Bank of England/BoE) sudah 4 kali menaikkan suku bunga acuannya termasuk awal bulan ini menjadi 1%.
Bank sentral Amerika Serikat (AS) atau yang dikenal dengan The Fed bahkan menaikkan suku bunga 50 basis poin di bulan ini menjadi 0,75% - 1%, kenaikan terbesar dalam 22 tahun terakhir. Bahkan, The Fed masih akan menaikkan lagi 50 basis poin dalam satu atau dua pertemuan ke depan.
Dengan agresivitas tersebut ECB tentu tertinggal jauh yang membuat kurs euro merosot dan pada pekan lalu sempat menyentuh US$ 1,0348, yang merupakan level terendah sejak 3 Januari 2017 yang saat itu menyentuh US$ 1,0339.
Namun, untuk diketahui level tersebut merupakan yang terlemah sejak Januari 2003, artinya posisi euro saat ini tidak jauh dari level terlemah dalam lebih dari 19 tahun terakhir.
Sepanjang tahun ini, euro tercatat jeblok lebih dari 7%. Jebloknya mata uang 19 negara tersebut tentunya semakin memperparah inflasi.
Dengan diperkirakan akan menaikkan suku bunga di bulan Juli, kurs euro perlahan mulai bangkit. Pada perdagangan Selasa (17/5/2022) euro melesat lebih dari 1% dan sudah mencatat penguatan 3 hari beruntun.
ECB saat ini menerapkan suku bunga acuan 0%, lending facility 0,25% dan deposit facility sebesar -0,5%.
Survei yang dilakukan Reuters terhadap para ekonom pada 10 - 16 Mei lalu menunjukkan ECB diperkirakan akan menaikkan suku bunga deposito sebesar 25 basis poin pada bulan Juli.
Sebanyak 46 dari 48 ekonom tersebut memprediksi kenaikan tersebut, bahkan 26 di antaranya memproyeksikan suku bunga deposito akan kembali dinaikkan sebesar 25 basis poin menjadi 0% pada bulan September.
Suku bunga deposito yang negatif artinya perbankan yang menyimpan dananya di ECB justru dikenakan bunga. ECB menerapkan kebijakan tersebut bertujuan agar perbankan lebih banyak menyalurkan kredit sehingga perekonomian bisa berputar lebih kencang.
Dengan suku bunga deposito tidak lagi negatif, likuiditas di perekonomian tentunya akan terserap, sehingga diharapkan mampu meredam inflasi yang saat ini mencapai 7,5%, tertinggi dalam beberapa dekade terakhir.
![]() |
Jika dilihat hingga akhir tahun nanti, sebanyak 43 ekonom melihat suku bunga deposito tidak akan lagi negatif. Bahkan 21 dari 48 ekonom atau 44% melihat suku bunga deposito bisa sebesar 0,25% di akhir tahun nanti, artinya akan ada 3 kali kenaikan suku bunga masing-masing 25 basis poin.
HALAMAN SELANJUTNYA >>> Perekonomian Bakal Melambat Hingga Ancaman Resesi