Jakarta, CNBC Indonesia - Stablecoin Terra USD (UST) merupakan sebuah token kripto yang didesain untuk memiliki nilai stabil (stablecoin) dan dipatok di UST 1 sama dengan US$ 1.
Namun sejak 10 Mei 2022, harga UST terus turun dan menyimpang jauh dari kisaran yang dijanjikan. Hingga artikel ini ditulis, harga UST 1 telah anjlok lebih dari 87% dan bersisa 13 sen dolar AS saja.
CEO Nobi Lawrence Samantha mengatakan memang UST itu stable coin, aset kripto yang stabil karena harganya seharusnya sama dengan USD 1. Tapi perlu dilihat fundamentalnya lagi.
"Investasi dimana pun apalagi aset Kripto yang masih baru dan eksperimental harus tahu fundamentalnya. Stable koin sendiri semua tidak sama," jelas dalam Lawrence dalam YouTube Channel Pandu Sjahrir, dikutip Selasa (17/5/2022).
Di sisi lain, Lawrence juga menjelaskan adanya masalah global yang berdampak pada kripto, selain faktor-faktor lain, seperti perang dan regulasi. Apalagi stable coin juga tidak selalu sama, ada underlying -nya, ada USD 1 dolar di belakangnya, baik berupa obligasi dan lain-lain yang masih harus diaudit.
"Di kripto banyak orang pintar, terbaru ada cara lain untuk melakukan stabilisasi dengan algoritmic base stable token," ungkap Lawrence.
Algoritmic base stable token, menurut Lawrence bukan hal baru, misal dahulu dollar dibekingi dengan emas dan sekarang sudah berubah. Dan sistem algoritmic base stable token ini dibekingi UST adalah luan, dengan mekanisme ini LUNA akan memastikan kalau ada orang yang ingin tukar 1 UST dengan USD 1 bisa dilakukan.
"Masalahanya LUNA ada harganya tidak, dahulu ada bahkan tembus USD 100 dan permintaan besar. Kalau orang mau tarik bisa dijual dan dapat uang," ungkap Lawrence.
Di sisi lain, Lawrence belum tahu ada aktor atau tidak dari kejadian ini. Apalagi LUNA juga memiliki cadangan LUNA Reserve Bitcoin, seperti yang dilakukan negara.
Lantas, seperti apa hubungan UST dan LUNA? Semua berawal dari seorang pria berkebangsaan Korea Selatan bernama Do Kwon, mantan insinyur yang pernah bekerja di perusahaan sekelas Apple dan Microsoft, yang memutuskan untuk mengembangkan token kripto pada 2018.
Do Kwon kemudian mendirikan perusahaan pengembang cryptocurrency yang berbasis di Singapura dengan nama Terraform Labs (TFL). Di bawah TFL inilah Do Kwon mengembangkan sistem blockchain dan menciptakan dua token digital yaitu UST dan Luna.
Apa yang dilakukan oleh Do Kwon sebenarnya adalah menciptakan uang digital. Berbeda dengan uang fiat yang dikendalikan oleh pemerintah. Sistem moneter dengan basis blockchain dan cryptocurrency mengusung prinsip desentralisasi.
Bisa dibilang, Terra, Luna dan berbagai token kripto lain merupakan sistem moneter tersendiri yang sampai saat ini masih terpisah dari sistem konvensional yang mengandalkan lembaga seperti bank sentral.
Do Kwon menciptakan UST sebagai stablecoin dan berbeda dengan stablecoin lain yang memiliki underlying asset seperti Tether, UST menjadi satu-satunya stablecoin raksasa yang tidak memiliki underlying asset dan hanya bergantung terhadap arbitrase pasar yakni dalam rangka stabilisasi inilah Luna hadir untuk menunjang fungsi tersebut.
Secara sederhana, harga UST akan sangat tergantung pada permintaan dan suplainya di pasar. Saat permintaan naik tapi suplai tetap maka harga UST naik.
Namun karena harga UST 1 di-peg untuk tetap di kisaran US$ 1, maka dalam kasus kenaikan permintaan terhadap UST akan dibarengi dengan penambahan suplai.
Datangnya penambahan suplai UST ini dari sister coin-nya yaitu Luna. UST dan Luna terhubung dalam algoritma dan skema swap. Artinya setiap Luna dapat ditukarkan menjadi UST dengan nominal yang sama begitu pun sebaliknya. Namun ini bertujuan untuk stabilisasi harga UST melalui mekanisme arbitrase.
Skema ini sering disebut sebagai cetak dan bakar atau mint & burn. Saat investor ingin membeli UST, tetapi suplai terbatas, harga UST naik. Namun dengan adanya mekanisme Swap, Luna dapat ditukarkan menjadi UST.
Dalam kasus swap terjadi, artinya suplai Luna di pasar berkurang (burnt) sedangkan UST bertambah (minted). Secara teoritis skenario ini memungkinkan harga UST stabil karena jika UST naik atau turun maka ada arbitrator yang siap melakukan arbitrase untuk mengambil untung dan kembali menstabilkan harga UST.
Sementara itu investor yang melihat prospek UST yang bagus dapat memilih berinvestasi dan memegang (hold) Luna karena dapat memperoleh capital gain dari Luna.
Namun itu terjadi sebelum bulan Mei ini. Aksi jual besar-besaran terhadap Luna hingga harganya sudah mendekati US$ 0 karena developer yaitu TFL gagal memenuhi janjinya untuk mempertahankan stabilitas UST di kisaran US$ 1.
Sistem moneter dalam platform kripto Terra juga sebenarnya melibatkan mekanisme seperti perbankan. Artinya pelaku pasar bisa mendepositokan token kripto UST miliknya untuk mendapatkan bunga. Selain deposito, platform ini juga memfasilitasi adanya mekanisme meminjam atau utang yang tentu dengan bunga juga.
Banyak analis menilai bahwa ketidakstabilan sistem UST dan Luna juga diakibatkan oleh bunga atau sering disebut yield yang terlalu tinggi.
Meskipun UST merupakan stablecoin yang harganya di-peg untuk tetap stabil terhadap US$, tetapi investor masih bisa memperoleh cuan dengan mendepositokan UST miliknya.