Punya Kinerja Tokcer, Pemerintah Support BNI Terbang di 2022

Dwitya Putra, CNBC Indonesia
12 May 2022 18:05
BNI
Foto: Dok BNI

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah melalui Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) merasa puas dengan performa kinerja Bank plat merah, di awal 2022 ini, khususnya PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) atau BNI.

Berdasarkan catatan CNBC, laba bersih BNI (bank only) meningkat menjadi Rp 4,30 triliun per akhir triwulan I 2022, atau tumbuh 84,04% dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 2,34 triliun.

Peningkatan laba bersih tersebut ditopang oleh raihan pendapatan bunga bank only mencapai Rp 12,51 triliun dalam periode 3 bulan pertama tahun ini, naik 1,72% yoy dari perolehan pendapatan bunga tahun lalu sebesar Rp 12,39 triliun.

Staf Khusus III Menteri BUMN Arya Sinulingga mengungkapkan pemerintah sebagai pemegang saham tetap akan mendorong pencapaian BNI ke depan. Hal tersebut seiring potensi besar bisnis bank di luar negeri yang masih bisa digarap.

"Masih akan kami push, karena akan menjadikan BNI bank Internasional. Karena arah transformasinya memang kesana," terang Arya.

Lebih jauh terang Arya, pemerintah akan tetap mendukung BNI untuk bisa menggarap potensi besar nasabah yang punya orientasi ekspor ke luar negeri.

"Jadi kita memang mengarahkan supaya nasabah-nasabahnya BNI itu membuka peluang-peluang ekspor ke luar negeri. Dan akan kami mendukung itu," jelasnya.

Seperti diketahui, BNI membukukan pertumbuhan positif atas kinerja bisnis internasional sepanjang 2021. Hal ini terbukti dari meningkatnya volume trade ekspor dan perdagangan impor yang difasilitasi BNI sepanjang tahun lalu.

Bisnis utama BNI di skala global berasal dari trade finance dan remitansi, yang di kedua segmen bisnis ini BNI mampu tumbuh sangat baik pada periode pemulihan ekonomi 2021.

Volume Trade Ekspor BNI tumbuh di kisaran 76,73 %, sementara perdagangan impor BNI di kisaran 120,41 %. Pertumbuhan kinerja tersebut lebih tinggi dibandingkan kenaikan volume perdagangan nasional yang mencapai 41,88 % untuk ekspor dan 38.59 % untuk impor.

Pertumbuhan positif ini turut mendorong kenaikan pendapatan berbasis fee atau fee based income (FBI) dari sektor perdagangan sebesar 7,46% secara tahunan atau year-on-year (yoy).

Komoditas Ekspor utama melalui BNI adalah minyak bumi dan gas serta mineral, besi dan baja, dan olahan kayu. Kemudian, komoditas Impor tertinggi BNI antara lain di sektor minyak dan gas, mineral, besi dan baja, serta kimia.

Negara tujuan ekspor tertinggi dari BNI adalah Singapura, Hong Kong, China dan Jepang. Sementara Impor BNI tertinggi berasal dari Singapura, UAE, Hong Kong dan India.

Direktur Treasury dan International BNI Henry Panjaitan pernah berkata, akselerasi pemulihan kinerja bisnis internasional BNI menjadi motor pendorong kinerja perdagangan luar negeri Indonesia.

"Hal ini dikarenakan BNI tidak sekadar mengikuti tren pertumbuhan tetapi juga aktif mencari ceruk-ceruk pertumbuhan bisnis internasional baru selama masa pandemi tahun lalu. Pertumbuhan Trade didukung oleh aktivitas akuisisi nasabah baru dari segmen korporasi dan komersial. Selain itu, layanan BNI Trade Online sebagai solusi digital juga semakin diminati nasabah, seperti tercermin dari penambahan pengguna yang cukup besar yakni sekitar 79,71 % di 2021," kata Henry.

 


(rah/rah)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dinilai Masih Murah, Sejumlah Analis Rekomendasi Beli Saham BBNI

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular