
Inflasi AS 8,3%, Harga Tembaga Kena Getahnya

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar mata uang dolar Amerika Serikat (AS) terus menunjukkan keperkasaannya setelah rilis data inflasi Negeri Paman Sam yang masih tinggi. Hal ini kemudian jadi beban bagi tembaga sehingga harganya turun.
Pada Kamis (12/5/2022) pukul 10:05 WIB harga tembaga dunia tercatat US$ 9.250,5/ton, turun 0,33% dibandingkan harga penutupan kemarin.
Laju inflasi AS tercatat 8,3% pada bulan April. melambat dari bulan Maret sebesar 8,5%. Namun, inflasi April tetap lebih tinggi dibandingkan konsensus pasar yakni 8,1%.Laju inflasi AS diperkirakan tetap panas sementara waktu akan tetap menjaga laju kenaikan suku bunga yang terbilang agresif saat ini.
Rilis data inflasi AS mendorong Dollar Index (yang mengukur posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) ke level tertinggi sejak dua dekade lalu atau 2002. Posisi Dollar Index siang ini terpantau di 104,004, naik 0,15% dari posisi sebelumnya.
Mata uang Paman Sam yang melambung menjadi sentimen negatif bagi tembaga. Sebab logam merah tersebut dihargai dengan greenback, sehingga lebih mahal bagi pembeli yang menggunakan mata uang lainnya
Selain itu, kenaikan suku bunga dikhawatirkan akan jadi penghambat pemulihan ekonomi dunia. Efeknya bisa terasa hingga tembaga.
Tembaga sebagai "the new oil" akan terdampak negatif dari hal tersebut. Sebab tembaga dipakai dan digunakan sebagai bahan baku pembuatan perlengkapan sehari-hari, pembangunan, infrastruktur, transportasi, dan industri.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ras/ras)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Khawatir Omicron, Harga Tembaga Drop 2% dalam Seminggu!