
The Fed Enggak Ngeri-Ngeri Amat, Bursa Eropa Lompat!

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank sentral Amerika Serikat (AS) atau yang dikenal dengan Federal Reserve (The Fed) akhirnya menaikkan suku bunga 50 basis poin menjadi 0,75% - 1% dini hari tadi. Pasar finansial global malah menyambut baik keputusan tersebut, meski kenaikan tersebut menjadi yang terbesar dalam 22 tahun terakhir.
Bursa saham AS (Wall Street) langsung melesat disusul Asia, dan kini menjalar ke Eropa. Indeks DAX 30 Jerman melesat 1,9% ke 14.236.59, FTSE MIB Italia 1,8% ke 24.336, FTSE Inggris 1,35% ke 7.594,55 dan CAC Prancis memimpin 1,93% ke 6.514,82.
Penguatan tersebut terjadi setelah ketua The Fed, Jerome Powell mengesampingkan kemungkinan kenaikan suku bunga sebesar 75 basis poin, dan pasar dari jauh-jauh hari sudah mengantisipasi kenaikan sebesar 50 basis poin. Artinya, pasar sudah price in, dan dolar AS pun diterpa aksi profit taking sebab tidak ada kejutan dari bank sentral paling powerful di dunia ini.
"The Fed telah mengomunikasikan kebijakan mereka dengan baik, dan mereka benar-benar melakukannya. Ini adalah sebuah kebijakan besar, dan tidak menjadi kejutan di pasar. Jadi, ini adalah hal yang baik," kata Simona Mocuta, Kepala Ekonom State Street Global Advisors, seperti dikutip dari Reuters.
Tidak hanya menaikkan suku bunga acuan, The Fed juga sudah secara terang-terangan menyebut soal rencana normalisasi neraca (balance sheet). Saat pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19), The Fed memborong surat berharga senilai US$ 120 miliar per bulan. Tentu saja neraca The Fed menjadi 'gemuk' sehingga harus 'diet'.
Pembelian surat berharga selama pandemi membuat neraca The Fed bengkak menjadi US$ 9 triliun. Pada Juni, Juli, dan Agustus, neraca itu akan dikurangi masing-masing US$ 47,5 miliar per bulan. Mulai September, nilai pengurangannya menjadi US$ 90 miliar per bulan.
Pengurangan tersebut lebih rendah dari prediksi pasar US$ 95 miliar per bulan. Artinya, meski The Fed agresif dalam menormalisasi kebijakan moneternya, tetapi tidak se-ngeri yang diperkirakan pelaku pasar, bursa saham global pun berpesta.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Eropa vs Rusia Panas, Bursa Saham Jerman, Inggris dkk Rontok!