Merpati, Eh The Fed, Tak Ingkar Janji! Bunga Naik 50 Bps

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
05 May 2022 07:00
Jerome Powell (REUTERS/Erin Scott)
Foto: Jerome Powell (REUTERS/Erin Scott)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve/The Fed tidak 'mengkhianati' pasar. Seperti perkiraan, Ketua Jerome 'Jay' Powell dan kolega menaikkan suku bunga acuan sebesar 50 basis poin (bps) ke 0,75-1%.

Biasanya kenaikan dalam sekali rapat hanya 25 bps. Kenaikan sampai 50 bps dalam sebuah rapat adalah yang tertinggi dalam 22 tahun.

Meski demikian, kenaikan Federal Funds Rate sebanyak 50 bps kali ini sudah dalam hitungan pelaku pasar. Mengutip CME FedWatch, pasar memperkirakan peluang kenaikan suku bunga acuan 50 bps mencapai lebih dari 99%.

"The Fed telah mengomunikasikan kebijakan mereka dengan baik, dan mereka benar-benar melakukannya. Ini adalah sebuah kebijakan besar, dan tidak menjadi kejutan di pasar. Jadi, ini adalah hal yang baik," kata Simona Mocuta, Kepala Ekonom State Street Global Advisors, seperti dikutip dari Reuters.

fedSumber: CME FedWatch

Tidak hanya menaikkan suku bunga acuan, The Fed juga sudah secara terang-terangan menyebut soal rencana normalisasi neraca (balance sheet). Saat pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19), The Fed memborong surat berharga senilai US$ 120 miliar per bulan. Tentu saja neraca The Fed menjadi 'gemuk' sehingga harus 'diet'.

Pembelian surat berharga selama pandemi membuat neraca The Fed bengkak menjadi US$ 9 triliun. Pada Juni, Juli, dan Agustus, neraca itu akan dikurangi masing-masing US$ 47,5 miliar per bulan. Mulai September, nilai pengurangannya menjadi US$ 90 miliar per bulan.

Halaman Selanjutnya --> The Fed Kerek Bunga, Wall Street Malah Melejit

Dalam konferensi pers usai rapat Komite Pengambil Kebijakan (Federal Open Market Committee/FOMC), Powell menyebut sikap agresif The Fed sulit terhindarkan. Pasalnya, inflasi di Negeri Paman Sam sudah sangat tinggi, menyentuh rekor 40 tahun.

"(Inflasi) membuat sangat tidak nyaman. Kalau Anda adalah orang yang biasa-biasa saja, maka Anda tidak akan punya uang lebih untuk dibelanjakan. Kami sangat mengerti penderitaan ini," tegas Powell, sebagaimana diwartakan Reuters.

Seperti yang disebut sebelumnya, pelaku pasar menyambut baik kebijakan The Fed karena komunikasi yang efektif. Tidak adanya kejutan membuat investor bisa tetap tenang, tidak ada kepanikan.

Hasilnya, pasar saham pun melesat. Padahal yang namanya pasar saham dan suku bunga tinggi bagai Tom & Jerry, tidak pernah akur.

Pada dini hari tadi waktu Indonesia, bursa saham New York ditutup di jalur hijau, bahkan naik tinggi. Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) melesat 2,82%, S&P 500 melonjak 2,99%, dan Nasdaq Composite melambung 3,19%.

"Pasar bisa memahami langkah The Fed. Memang ada kebutuhan untuk menjangkar kenaikan harga," ujar Greg Bassuk, CEO AXS Investment, seperti diberitakan Reuters.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular