
Merpati, Eh The Fed, Tak Ingkar Janji! Bunga Naik 50 Bps

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve/The Fed tidak 'mengkhianati' pasar. Seperti perkiraan, Ketua Jerome 'Jay' Powell dan kolega menaikkan suku bunga acuan sebesar 50 basis poin (bps) ke 0,75-1%.
Biasanya kenaikan dalam sekali rapat hanya 25 bps. Kenaikan sampai 50 bps dalam sebuah rapat adalah yang tertinggi dalam 22 tahun.
Meski demikian, kenaikan Federal Funds Rate sebanyak 50 bps kali ini sudah dalam hitungan pelaku pasar. Mengutip CME FedWatch, pasar memperkirakan peluang kenaikan suku bunga acuan 50 bps mencapai lebih dari 99%.
"The Fed telah mengomunikasikan kebijakan mereka dengan baik, dan mereka benar-benar melakukannya. Ini adalah sebuah kebijakan besar, dan tidak menjadi kejutan di pasar. Jadi, ini adalah hal yang baik," kata Simona Mocuta, Kepala Ekonom State Street Global Advisors, seperti dikutip dari Reuters.
![]() |
Tidak hanya menaikkan suku bunga acuan, The Fed juga sudah secara terang-terangan menyebut soal rencana normalisasi neraca (balance sheet). Saat pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19), The Fed memborong surat berharga senilai US$ 120 miliar per bulan. Tentu saja neraca The Fed menjadi 'gemuk' sehingga harus 'diet'.
Pembelian surat berharga selama pandemi membuat neraca The Fed bengkak menjadi US$ 9 triliun. Pada Juni, Juli, dan Agustus, neraca itu akan dikurangi masing-masing US$ 47,5 miliar per bulan. Mulai September, nilai pengurangannya menjadi US$ 90 miliar per bulan.
Halaman Selanjutnya --> The Fed Kerek Bunga, Wall Street Malah Melejit
