
Harga Tembaga Rebound! Tapi Jangan Senang Dulu, Bisa Turun

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga tembaga dunia rebound pada perdagangan hari ini karena investor mengambil kesempatan membeli dengan harga "murah" di tengah tren negatif logam industri tersebut.
Meski demikian, prospek permintaan tembaga masih tampak lemah karena karantina wilayah (lockdown) di China, konsumen tembaga terbesar dunia dan kenaikan suku bunga yang agresif.
Pada Rabu (4/5/2022) pukul 15.00 harga tembaga dunia tercatat US$ 9.511,5/ton, naik 0,61% dibandingkan dengan harga penutupan kemarin.
"Dolar yang kuat menjelang hasil [pertemuan] The Fed dan perjuangan China dengan Covid-19 telah menjadi hambatan utama. Prospek tembaga sedikit bearish," kata Jigar Trivedi, seorang analis komoditas di broker Anand Rathi Shares yang berbasis di Mumbai.
"Kami melihat beberapa perburuan barang murah, tetapi aktivitasnya sangat tipis dengan pasar China dan Jepang tutup untuk liburan."
Beijing menutup puluhan stasiun metro dan rute bus pada hari Rabu karena kebijakan untuk menghentikan penyebaran Covid-19. Hal ini juga dilakukan untuk menghindari nasib seperti Shanghai, tempat jutaan penduduk dikekang oleh kebijakan lockdown ketat selama lebih dari sebulan.
Di sisi lain, para pelaku pasar sedang menunggu hasil pertemuan kebijakan Federal Reserve yang akan segera dirilis. Bank sentral AS diperkirakan akan menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin. Pasar memperkirakan kenaikan yang agresif karena The Fed mencoba menjinakkan inflasi yang cepat.
Mengutip CME FedWatch, pasar "bertaruh" suku bunga acuan akan dinaikkan 50 basis poin (bps) menjadi 0,75%-1%. Kemungkinannya mencapai 99,3%.
"Pasar mengantisipasi The Fed tidak mundur dari posisi [stance] yang hawkish ini. Bahkan ke depan bukan tidak mungkin ada kejutan lain. Ini yang membuat dolar dalam posisi yang sangat kuat," kata Edward Moya, Analis Senior OANDA, seperti dikutip dari Reuters.
Kenaikan suku bunga The Fed turut menekan laju penguatan tembaga sebab masih ada kecemasan risiko pemulihan ekonomi jadi melambat.
Tembaga sebagai "the new oil" akan terdampak negatif dari hal tersebut sebab tembaga dipakai dan digunakan sebagai bahan baku pembuatan perlengkapan sehari-hari, pembangunan, infrastruktur, transportasi, dan industri.
(ras)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Maaf Investor, Harga Tembaga Minggu Ini Suram...