Analisis Teknikal

IHSG Sukses Pangkas Kemerosotan 1% Lebih, Sesi 2 Bisa Hijau?

Tri Putra & Putra, CNBC Indonesia
25 April 2022 12:23
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatatkan pergerakan yang epic pada perdagangan hari ini, Senin (25/4/2022).

Sempat anjlok lebih dari 1% di awal perdagangan, IHSG terus berusaha untuk melawan. Hingga pada akhirnya IHSG ditutup melemah tipis 0,14% dan berhasil kembali ke level psikologis 7.215,47.

Di pasar reguler asing tak banyak melakukan aksi beli. Data perdagangan mencatat asing net buy hanya Rp 76,52 miliar di pasar reguler.

Sementara itu di pasar negosiasi ada transaksi jumbo di saham PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) senilai Rp 3,28 triliun dengan asing sebagai pembeli sehingga turut mengerek nilai net buy asing di seluruh pasar menjadi Rp 3,37 triliun.

Jika dibandingkan dengan indeks saham kawasan Asia lain, kinerja IHSG terbilang bagus. Indeks Hang Seng dan Shanghai Composite ambles lebih dari 2%. Indeks Nikkei drop nyaris 2%.

Sementara itu Wall Street akhir pekan lalu juga ambles lebih dari 2%. Semua karena pernyataan Ketua the Fed Jerome Powell yang mengisyaratkan kenaikan suku bunga acuan sebesar 50 basis poin sangatlah mungkin dilakukan the Fed untuk menjinakkan inflasi yang ganas di AS.

Sementara itu dari dalam negeri, sentimen negatif datang dari kebijakan pemerintah yang melarang ekspor CPO dan turunannya yang diharapkan dapat menjadi salah satu solusi untuk menurunkan harga minyak goreng yang sudah melambung tinggi.

Well, keberhasilan IHSG untuk memangkas koreksi patut diapresiasi. Namun bagaimanakah prospek IHSG di sesi II nanti? Simak ulasan teknikal berikut.

Analisis Teknikal

Pergerakan IHSG dianalisis berdasarkan periode waktu jam (hourly) dan menggunakan indikator Bollinger Band (BB) untuk menentukan area batas atas (resistance) dan batas bawah (support).

Jika melihat level penutupan IHSG sesi I dan indikator BB, tampak bahwa indeks berada di rentang level support dan resisten terdekat dan membentuk pola candle doji.

Pergerakan IHSG juga dilihat dengan indikator teknikal lain yaitu Relative Strength Index (RSI) yang mengukur momentum.

jkseGrafik: IHSG 1 Jam
Foto: Refinitiv

Perlu diketahui, RSI merupakan indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu.

Indikator RSI berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.

Indikator RSI cenderung naik seiring dengan terjadinya rebound kuat yang mengindikasikan adanya penguatan momentum beli. RSI berada di level 46,91 dan belum menunjukkan level jenuh jualnya.

Jika melihat indikator teknikal, tampaknya IHSG kemungkinan masih akan terkonsolidasi terlebih dahulu. Indeks berpotensi menguji level support terdekat di 7.172 dan resisten terdekat di 7.233.

Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(pap/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kabar Baik Soal Obat Covid-19 Bikin IHSG Hijau, Sesi II Aman?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular