Satu Lagi yang Tumbang Imbas Covid di China, Karet!
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga karet dunia jatuh pada perdagangan hari ini menyusul kabar lockdown di Shanghai akan diperpanjang. Hal ini membuat persediaan karet tidak keluar dari gudang.
Pada Jumat (22/4/2022) harga karet berjangka Jepang ditutup di JPY 255/kg, longsor 2,45% dari posisi sebelumnya.
Shanghai melaporkan 15.861 kasus virus corona tanpa gejala lokal baru pada Rabu (20/4/2022), turun dari 16.407 sehari sebelumnya. Namun, kasus bergejala mencapai 2.634, naik dari 2.494.
Hal ini membatalkan rencana pelonggaran dalam waktu dekat. China pun tetap melakukan penguncian ketat (lockdown) di daerah tersebut.
Pada konferensi pers reguler, Wakil Gubernur distrik Chongming mengatakan sebagian besar pembatasan akan tetap diberlakukan, meskipun telah melaporkan nol kasus di luar daerah karantina dan 90% dari 640.000 atau lebih penduduknya sekarang berada di teori diizinkan meninggalkan rumah mereka.
Kebijakan ini memberikan efek buruk kepada harga karet dunia. Itu karena negeri panda tersebut merupakan konsumen karet terbesar di dunia dengan menyerap 4,7 juta metrik ton, mengacu data Statista.
Sementara itu, persediaan karet di gudang yang dipantau oleh Bursa Berjangka China (ShFE) naik 0,5 persen dibandingkan Jumat lalu. Persediaan di gudang tercatat 262.162 ton. Ini artinya permintaan stagnan karena persediaan yang tidak keluar dari gudang.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ras/vap)