
Bursa Eropa Dibuka Menguat, Pasar Abaikan Proyeksi IMF?

Jakarta. CNBC Indonesia - Bursa saham Eropa di sesi awal perdagangan kompak bergerak menguat meski tipis saja pada hari ini, Rabu (20/4/2022).
Investor masih terus mengamati perkembangan terbaru dari perang antara Rusia dan Ukraina dan proyeksi ekonomi global dari International Monetary Fund (IMF).
Indeks Stoxx 600 di awal sesi naik tipis 0,07% ke level 456.62. Namun, mayoritas saham berada di zona negatif.
Indeks DAX Jerman terapresiasi 36,66 poin atau 0,26% ke 14.190,12 dan indeks CAC Prancis menguat 0,62% ke level 6.575,32.
Hal yang serupa terjadi, indeks FTSE Inggris menguat tipis 0,02% ke level 7.602,5.
Saham Credit Suisse Group anjlok 2,5% setelah perusahaannya melaporkan kerugian pada neraca keuangan kuartal I-2022.
Saham Heineken melonjak 3,6% setelah mereka melaporkan kinerja keuangan dan penjualan minumannya melebihi target. Saham ASML juga lompat 1,6% setelah melaporkan neraca keuangan yang di atas prediksi pasar.
Sementara itu, European Automobile Manufacturers' Association (ACEA) melaporkan angka pendaftaran kendaraan baru yang menurun di Uni Eropa, anjlok 20% di bulan Maret.
Pasar Eropa terus fokus pada perang di Ukraina. Konflik telah memasuki fase kedua, di mana pertempuran sengit telah dimulai di timur Ukraina.
Para pejabat Ukraina mengatakan pada hari Senin (18/4) bahwa serangan Rusia di wilayah Donbas Timur telah dimulai, bahkan mereka menggambarkannya sebagai 'fase kedua' perang. Kota Kreminna telah jatuh ke tangan pasukan Rusia kemarin dan menjadi kota pertama yang direbut dalam perang.
Investor juga akan mencerna proyeksi ekonomi global yang suram dari IMF dan World Bank.
Kemarin, IMF memangkas proyeksi pertumbuhan globalnya untuk tahun 2022 dan 2023, di mana dampak dari perang Rusia-Ukraina akan menyebar jauh dan luas.
Pada 2022, IMF meramal ekonomi dunia diperkirakan hanya mampu tumbuh 3,6% lebih rendah dari yang sebelumnya diramal 3,8%. Untuk 2023, akan menjadi lebih buruk karena ekonomi diperkirakan hanya tumbuh 0,8%-0,2%.
Pada Senin (18/4), World Bank telah menurunkan perkiraan pertumbuhan globalnya untuk tahun ini hampir satu poin persentase penuh dari 4,1% menjadi 3,2%.
Pekan ini, akan dirilis data produksi industri di Februari untuk wilayah Eropa.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aaf/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Nah Lho! Mayoritas Bursa Global Cerah, Cuma IHSG Anjlok Parah