'Dibekingi' China. Harga Tembaga Naik

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
Rabu, 20/04/2022 12:54 WIB
Foto: Tambang Freeport Grasberg, Timika (CNBC Indonesia/Wahyu Daniel)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga tembaga naik pada perdagangan jelang siang hari ini didukung oleh harapan stimulus dari konsumen logam utama, China. Namun, laju tembaga tertahan oleh indeks dolar Amerika Serikat (AS) yang melambung.

Pada Rabu (20/4/2022) pukul 11:14 WIB harga tembaga dunia tercatat US$ 10.329,5/ton, naik 0,24% dibandingkan harga penutupan kemarin.


Bank sentral China mendesak lembaga keuangan untuk meningkatkan dukungan untuk perusahaan kecil yang terkena dampak Covid-19 (Coronavirus Disease 2019).

People's Bank of China (PBOC) juga menyerukan penyesuaian fleksibel terhadap rencana pembayaran Kredit Pemilikan Rumah (KPR) untuk pembeli rumah yang terkena dampak wabah Covid-19 dan berjanji untuk menjaga pembiayaan sektor properti stabil dan teratur.

"Sistem keuangan harus sepenuhnya memahami urgensi dan pentingnya layanan keuangan untuk pencegahan dan pengendalian epidemi, dan untuk pembangunan ekonomi dan sosial," katanya.

Ekonomi yang stabil akan berdampak positif bagi setiap sektor, termasuk properti yang merupakan konsumen utama batu bara. Namun, Dollar Index (yang mengukur posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) mencapai puncak selama lebih dari dua tahun menahan laju harga tembaga. Sebab, tembaga dibanderol dengan dolar AS menjadi lebih mahal dibandingkan mata uang lain.

China adalah konsumen tembaga olahan terbesar di dunia dengan mengonsumsi 54% dari total volume konsumsi tembaga dunia, melansir data Statista. Sehingga permintaan dari China bisa memberi pengaruh positif terhadap harga tembaga.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ras/ras)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Siasat Bisnis Es Krim Laris Manis Saat Ekonomi Bergejolak