'Dibekingi' China. Harga Tembaga Naik

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
20 April 2022 12:54
Indonesia lewat PT Indonesia Alumunium (Inalum) menguasai 51% saham PT Freeport Indonesia. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Ignasius Jonan, melakukan kunjungan kerja ke tambang Freeport di Timika, Papua pada 2-3 Mei 2019.

Dalam acara, Jonan mengunjungi tambang emas legendaris milik Freeport Indonesia, yaitu Grasberg, yang lokasinya 4.285 meter di atas permukaan laut.

Tambang Grasberg ini akan habis kandungan mineralnya dan berhenti beroperasi pada pertengahan 2019 ini. Sebagai gantinya, produksi meas, perak, dan tembaga Freeport akan mengandalkan tambang bawah tanah yang lokasinya di bawah Grasberg.

Dalam kunjungan tersebut, Jonan didampingi Presiden Direktur Freeport Indonesia Tony Wenas, Direktur Utama Inalum Budi Gunadi Sadikin, serta sejumlah pejabat Kementerian ESDM.

Perjalanan menuju Grasberg dilakukan menggunakan bus khusus, dan sempat disambung dengan menggunakan kereta gantung atau disebut tram yang mengantarkan hingga ketinggian 4.000 meter di atas permukaan laut, dan disambung dengan bus lagi hingga ke puncak Grasberg.

Cuaca gerimis serta oksigen yang tipis menyambut kedatangan Jonan dan rombongan di lokasi puncak Grasberg.

Dalam kunjungannya Jonan mengatakan, tantangan saat ini adalah membuat operasional Freeport terus berjalan dengan baik, dan produksi, keselamatan kerja, serta lingkungan dapat terjaga dengan baik.

Jonan meminta agar tidak ada hambatan dalam pengelolaan tambang Freeport pasca pengambilalihan 51% saham oleh Inalum.

Jonan juga meminta agar ke depan peranan Freeport terhadap masyarakat Papua makin besar, lewat pembangunan sarana dan prasarana seperti sekolah serta rumah sakit atau puskesmas. (CNBC Indonesia/Wahyu Daniel)
Foto: Tambang Freeport Grasberg, Timika (CNBC Indonesia/Wahyu Daniel)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga tembaga naik pada perdagangan jelang siang hari ini didukung oleh harapan stimulus dari konsumen logam utama, China. Namun, laju tembaga tertahan oleh indeks dolar Amerika Serikat (AS) yang melambung.

Pada Rabu (20/4/2022) pukul 11:14 WIB harga tembaga dunia tercatat US$ 10.329,5/ton, naik 0,24% dibandingkan harga penutupan kemarin.

Bank sentral China mendesak lembaga keuangan untuk meningkatkan dukungan untuk perusahaan kecil yang terkena dampak Covid-19 (Coronavirus Disease 2019).

People's Bank of China (PBOC) juga menyerukan penyesuaian fleksibel terhadap rencana pembayaran Kredit Pemilikan Rumah (KPR) untuk pembeli rumah yang terkena dampak wabah Covid-19 dan berjanji untuk menjaga pembiayaan sektor properti stabil dan teratur.

"Sistem keuangan harus sepenuhnya memahami urgensi dan pentingnya layanan keuangan untuk pencegahan dan pengendalian epidemi, dan untuk pembangunan ekonomi dan sosial," katanya.

Ekonomi yang stabil akan berdampak positif bagi setiap sektor, termasuk properti yang merupakan konsumen utama batu bara. Namun, Dollar Index (yang mengukur posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) mencapai puncak selama lebih dari dua tahun menahan laju harga tembaga. Sebab, tembaga dibanderol dengan dolar AS menjadi lebih mahal dibandingkan mata uang lain.

China adalah konsumen tembaga olahan terbesar di dunia dengan mengonsumsi 54% dari total volume konsumsi tembaga dunia, melansir data Statista. Sehingga permintaan dari China bisa memberi pengaruh positif terhadap harga tembaga.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ras/ras)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Maaf Investor, Harga Tembaga Minggu Ini Suram...

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular