Ada Dugaan Korupsi Migor.. Ingat Wilmar, Ingat Martua Sitorus

Petrik Matanasi, CNBC Indonesia
Rabu, 20/04/2022 07:10 WIB
Foto: Martua Sitorus. (Dok. Forbes.com)

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Wilmar Nabati Indonesia terseret dalam kasus dugaan korupsi minyak goreng. Selasa kemarin (19/4/2022), Kejaksaan Agung (Kejagung) telah menetapkan empat tersangka dalam kasus dugaan korupsi minyak goreng.

Tiga di antaranya adalah pihak pelaku usaha termasuk melibatkan nama perusahaan besar seperti Wilmar. Nama besar Wilmar mengingatkan publik dengan nama besar Martua Sitorus. 

Minyak goreng tentu membuat Wilmar International Limited dan para pemiliknya menjadi kaya raya. Martua Sitorus adalah salah satu pendiri dan terkait dengan Wilmar.


Kata Majalah Forbes, per 19 April 2022, kekayaan Martua Sitorus mencapai US$ 3 miliar dan berada di peringkat 1.029 orang terkaya dunia.

Pada akhir tahun 2021, Martua Sitorus adalah orang terkaya ke-14 di Indonesia. Martua memiliki kekayaan bersih senilai US$ 2,85 miliar atau setara Rp 40,75 triliun dengan asumsi kurs Rp 14.300 per US$.

Wilmar yang didirikan Martua Sitorus dengan Kuok Khoon Hong adalah pemain penting dalam bisnis minyak goreng di Indonesia. Wilmar Group memproduksi Sania, Fortune, Siip, Sovia, Mahkota, Ol'eis, Bukit Zaitun dan Goldie.

Martua Sitorus terlahir sebagai Thio Seng Hap di Pematangsiantar, Sumatra Utara pada 6 Februari 1960. Dia pernah bersekolah di SMA Budi Mulia Pematangsiantar.

Kemudian melanjutkan pendidikannya di Universitas HKBP Nomensen, Medan. Pria berkebangsaan Indonesia yang tinggal di Singapura ini berdagang sejak muda.

Langkah penting dalam bisnisnya terjadi di tahun 1991. Ketika bersama Kuok Khoon Hong mendirikan perusahaan Wilmar International, yang sedari awal bergerak di bidang perkebunan sawit dan produsen segala produk yang terkait dengan kelapa sawit.

Kuok Khoon Hong disebut-sebut sebagai keponakan raja gula Robert Kuok Hock Nien, yang dulu berbisnis bersama Liem Sioe Liong.

Wilmar memiliki lebih dari 450 pabrik dan jaringan distribusi di seluruh China, India, Indonesia, dan 50 negara lainnya. Grup perusahaan ini memiliki kurang lebih 92.000 karyawan dari berbagai negara.

Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan Wilmar International, sampai dengan akhir tahun 2020, perseroan membukukan pendapatan sebesar US$ 50,52 miliar dengan laba bersih sebesar US$ 1,53 miliar. Total asetnya sampai tahun 2020 mencapai US$ 51,02 miliar.

Setelah kaya raya bersama Wilmar, pada Juli 2018 Sitorus mengundurkan diri dari dewan perusahaan Wilmar.

Bersama Ganda, yang merupakan saudaranya, Martua mendirikan KPN Corporation. Perusahaan ini bergerak terkait dengan perkebunan kelapa sawit, pengembangan properti dan manufaktur semen.

Martua Sitorus juga telah bekerja sama dengan Ciputra Group dalam membangun kota mandiri di Medan, Sumatra Utara bernama Gama Land. Keluarga Martua Sitorus menjadi pemilik dari sebuah perusahaan semen bernama Cemindo Gemilang.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(vap/vap)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Hilirisasi Sawit Kian Nyata, CBUT Incar Bisnis Biodiesel