Sempat Hijau Sebentar, IHSG Mulai Galau Tentukan Arah

Putra, CNBC Indonesia
19 April 2022 09:23
Seorang pria mengamati layar pergerakan perdagangan saham di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (24/11/2020). Bursa Efek Indonesia mencatatkan pertumbuhan investor baru di bursa yang signifikan, dimana ada penambahan lebih dari 1 juta Single Investor Identification (SID) saham, reksa dana dan obligasi sehingga total investor sudah mencapai 3,5 juta. Digitalisasi di segala platform menjadi yang terpenting dan mengedukasi masyarakat agar semakin banyak yang berminat untuk berinvestasi di pasar modal. (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)
Foto: Layar pergerakan perdagangan saham di gedung Bursa Efek Indonesia. (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat di level 7.283,42 pada perdagangan hari ini, Selasa (19/4/2022).

Namun IHSG terpantau balik arah melemah pada 09.15 WIB dengan koreksi 0,13% di level 7.269. Namun asing tetap net buy Rp 107 miliar pagi ini.

Saham PGAS dan BBRI menjadi favorit asing dengan net buy Rp 16,7 miliar dan Rp 13,9 miliar. Sedangkan saham MDKA dan INDY dilepas asing dengan net sell Rp 3,6 miliar dan Rp 3,4 miliar.

Kemarin IHSG sukses mencatatkan penguatan dan menduduki ranking 1 di kawasan Asia Pasifik.

Rilis data perdagangan internasional yang ciamik turut menjadi motor penggerak IHSG kemarin. Ekspor dan impor Indonesia menembus rekor pada Maret 2022, alias tertinggi sepanjang sejarah.

Ekspor Indonesia pada Maret 2022 mencapai US$ 26,50 miliar, tumbuh 44,36% secara (year on year/yoy). Komoditas utama yang mendorong ekspor tersebut adalah sektor pertambangan.

Sementara itu nilai impor Indonesia bulan lalu adalah US$ 21,97 miliar. Tumbuh 32,02% dibandingkan Februari 2022 (month-to-month/mtm) dan 30,85% dibandingkan Maret 2021 (year-on-year/yoy).

Dengan demikian, neraca perdagangan Indonesia membukukan surplus US$ 4,53 miliar. Indonesia sudah membukukan surplus neraca perdagangan sejak April 2020, atau selama 23 bulan terakhir.

Kendati rilis laporan keuangan emiten-emiten saham di AS diperkirakan positif di kuartal I-2022, tetapi inflasi masih mengkhawatirkan.

Menurut analis FactSet bahwa kinerja keuangan kuartal I-2022 akan melonjak sebanyak 5,3% dibandingkan kuartal sebelumnya, ketika semua perusahaan indeks S&P 500 telah selesai merilis kinerja keuangannya.

Meskipun the Fed bakal agresif dalam mengerek suku bunga acuannya, tetapi geng MH Thamrin tampaknya masih selow.

Bank Indonesia menggelar Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada 18-19 April ini. Konsensus yang dihimpun CNBC Indonesia menunjukkan BI masih akan tetap mempertahankan suku bunga acuan di 3,5% untuk April ini.


(trp/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular