Analisis Teknikal

Punya Jimat Sakti Anti Koreksi! Mampu Gak IHSG Nanjak Lagi?

Putra, CNBC Indonesia
19 April 2022 07:55
Layar pergerakan perdagangan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Selasa (24/11/2020). (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)
Foto: Layar pergerakan perdagangan saham di gedung Bursa Efek Indonesia. (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Mengawali perdagangan perdana pekan ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup dengan performa yang mengesankan.

IHSG berhasil menguat 0,55% dan ditutup di level 7.275,3 pada perdagangan kemarin, Senin (18/4/2022). Dengan kinerjanya tersebut, IHSG sukses menduduki ranking satu sebagai indeks saham dengan kinerja terbaik di kawasan Asia Pasifik.

Rilis data perdagangan internasional yang ciamik turut menjadi motor penggerak IHSG kemarin. Ekspor dan impor Indonesia menembus rekor pada Maret 2022, alias tertinggi sepanjang sejarah.

Ekspor Indonesia pada Maret 2022 mencapai US$ 26,50 miliar, tumbuh 44,36% secara (year on year/yoy). Komoditas utama yang mendorong ekspor tersebut adalah sektor pertambangan.

Sementara itu nilai impor Indonesia bulan lalu adalah US$ 21,97 miliar. Tumbuh 32,02% dibandingkan Februari 2022 (month-to-month/mtm) dan 30,85% dibandingkan Maret 2021 (year-on-year/yoy).

Dengan demikian, neraca perdagangan Indonesia membukukan surplus US$ 4,53 miliar. Indonesia sudah membukukan surplus neraca perdagangan sejak April 2020, atau selama 23 bulan terakhir.

Mayoritas bursa saham Asia memang terkoreksi kemarin. Sentimen eksternal terkait agresivitas kebijakan moneter the Fed masih membayangi aset-aset berisiko.

Kendati rilis laporan keuangan emiten-emiten saham di AS diperkirakan positif di kuartal I-2022, tetapi inflasi masih mengkhawatirkan.

Menurut analis FactSet bahwa kinerja keuangan kuartal I-2022 akan melonjak sebanyak 5,3% dibandingkan kuartal sebelumnya, ketika semua perusahaan indeks S&P 500 telah selesai merilis kinerja keuangannya.

Meskipun the Fed bakal agresif dalam mengerek suku bunga acuannya, tetapi geng MH Thamrin tampaknya masih selow.

BI menggelar Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada 18-19 April ini. Konsensus yang dihimpun CNBC Indonesia menunjukkan BI masih akan tetap mempertahankan suku bunga acuan di 3,5% untuk April ini.

Analisis Teknikal

teknikalFoto: Teknikal
teknikal

Pergerakan IHSG dianalisis berdasarkan periode harian (daily) dan menggunakan indikator Bollinger Band (BB) untuk menentukan area batas atas (resistance) dan batas bawah (support). 

Jika melihat level penutupan IHSG kemarin dan indikator BB, tampak bahwa indeks kembali mencetak rekor sejarah baru dan level resisten baru.

Pergerakan IHSG juga dilihat dengan indikator teknikal lain yaitu Relative Strength Index (RSI) yang mengukur momentum.

Perlu diketahui, RSI merupakan indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu.

Indikator RSI berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.

RSI cenderung menurun ke level 70,78 yang sudah mengindikasikan berada di level jenuh belinya (overbought). Hal ini perlu diwaspadai karena IHSG bisa saja berbalik arah.

Untuk perdagangan hari ini, IHSG berpotensi menguji level 7.200 sebagai level support terdekat dan level resisten terdekat di 7.300.

Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(trp/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular