Wajib Baca! 10 Kabar Pasar Buat Panduan Cuan di Awal Pekan

Teti Purwanti, CNBC Indonesia
18 April 2022 07:15
IHSG Bursa Efek Indonesia.
Foto: IHSG Bursa Efek Indonesia. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melanjutkan performa ciamiknya pada pekan lalu, bahkan telah mencetak rekor terbarunya (all time high/ATH) dalam lima pekan terakhir.

Pada Perdagangan Rabu (13/4/2022), IHSG berhasil menutup perdagangan dengan level tertinggi sepanjang sejarah di 7.262,77.

Menurut data dari Bursa Efek Indonesia (BEI), selama perdagangan periode 11-14 April 2022, IHSG bergerak menguat 0,34% secara point-to-point. IHSG pun mencatatkan penguatan selama lima pekan beruntun.

Dari rata-rata volume transaksi hariannya, BEI mencatat kenaikan sebesar 39,66% menjadi 31,003 miliar saham, jika dibandingkan dengan pekan lalu sebanyak 22,199 miliar saham.

Kenaikan sebesar 27,28% terjadi pada rata-rata nilai transaksi harian bursa, menjadi Rp 17,624 triliun dari sebelumnya sebesar Rp 13,847 triliun pada pekan yang lalu.

Kemudian, rata-rata frekuensi harian Bursa turut meningkat sebesar 20,15% menjadi 1.625.136 transaksi, dari sebelumnya sebesar 1.352.621 transaksi pada pekan lalu.

Sementara dari kapitalisasi pasar bursa mengalami peningkatan sebesar 3,97% dan berhasil mencatatkan rekor baru yang mencapai Rp 9.400 triliun atau tepatnya Rp 9.405,319 triliun dari sebelumnya sebesar Rp 9.046,305 triliun pada pekan lalu.

Cermati kabar pasar serta kabar emiten berikut ini yang dihimpun dalam pemberitaan CNBC Indonesia sebelum memulai transaksi pada perdagangan Senin (18/4/2022):

1. Ditinggal Lo Kheng Hong, Laba Mitrabahtera Meroket

Emiten pelayaran PT Mitrabahtera Segara Sejati Tbk (MBSS) sukses mencatatkan laba di tahun 2021 setelah mengalami kerugian di tahun sebelumnya.
Berdasarkan laporan keuangan audit yang dirilis perseroan pada 7 April 2022, MBSS berhasil mencetak laba sebesar US$ 12,14 juta hingga akhir tahun 2021 atau kenaikan sebesar 181%.

Nilai tersebut berbalik dari tahun 2020 yang mencatatkan kerugian senilai US$ 14,98 juta. Lantas apa yang menyebabkan mengapa laba bersih emiten shipping yang dulunya dimiliki oleh PT Indika Energy Tbk (INDY) ini bisa melesat tajam?

Dalam kasus MBSS sebagai emiten penyedia jasa kapal angkut batu bara ini, pembalikan dari kerugian menjadi laba disebabkan oleh dua hal. Pertama adalah kenaikan pendapatan dan yang kedua adalah penurunan beban biaya.

Pendapatan MBSS tahun lalu tercatat mencapai US$ 73,41 juta atau naik 34% secara year on year (yoy) dari tahun 2020 yang hanya mencapai US$ 54,86 juta.

2. BNI Optimistis Catat Pertumbuhan Kredit 7% di Kuartal I

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) optimistis dapat mencatatkan kinerja yang baik pada kuartal I-2022, dengan pertumbuhan kredit yang berkisar 6-7% secara tahunan (year on year/yoy). Pertumbuhan tersebut seiring dengan mulai berjalannya aktivitas ekonomi dari sejumlah segmen.

"Secara keseluruhan pada kuartal I-2022 kami optimis pertumbuhan kredit mengalami tren yang positif pada kisaran 6% sampai 7%," kata Direktur Keuangan BNI Novita Widya Anggraini, Kamis (14/3/2022).

Menurut Novita, pertumbuhan kredit pada kuartal I-2022 diyakini lebih tinggi dibandingkan dengan kredit akhir 2021 yang meningkat 5,4% (yoy). Artinya, terdapat tren perbaikan pada permintaan dan penyaluran kredit di BNI.

"Peningkatan sekitar 6% hingga 7% tersebut didukung oleh berbagai sektor industri, di antaranya sektor manufaktur, sektor konstruksi, serta pemulihan pada sektor perdagangan dan sektor transportasi atas kelonggaran kebijakan pemerintah terkait Covid-19," jelas Novita.

Berdasarkan, laporan keuangan bulanan BNI, kredit yang disalurkan per Februari 2022 sebesar Rp 575,49 triliun, meningkat 5,43% dibandingkan dengan kredit per Februari 2021 yang senilai Rp 545,86 triliun. Dengan demikian, terjadi akselerasi pertumbuhan kredit yang lebih tinggi per Maret 2022.

Perbaikan juga tercermin dari restrukturisasi kredit BNI yang semakin melandai. Per Maret 2022 kredit yang diberikan stimulus tersisa Rp 69,63 triliun. Nilai tersebut turun Rp 2,5 triliun dari posisi akhir 2021 yang sebesar Rp 72,13 triliun.

3. Berkat Emas, Laba BRMS Melesat Jadi US$ 69,78 Juta di 2021

PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) mencatatkan lonjakan laba pada 2021 menjadi US$ 69,78 juta, dibandingkan tahun sebelumnya US$ 4,04 juta. Lonjakan laba ini dikontribusikan oleh peningkatan pendapatan, pendapatan lain-lain, dan produksi emas.

Anak usaha PT Bumi Resources Tbk (BUMI) ini mencatatkan pendapatan US$ 10,58 juta di sepanjang 2021, naik 26,7% dibandingkan 2020 senilai US$ 8,34 juta. Volume produksi emas BRMS juga naik dari 73 kg di 2020 menjadi 139 kg di 2021.

Perusahaan mencatat sepanjang 2021 pendapatan lain-lain pada 2021 meningkat tajam 735% menjadi US$ 118,73 juta, dari sebelumnya US$ 14,21 juta.

Direktur Utama & CEO di BRMS Agus Projosasmito mengungkapkan sekitar US$ 90 juta dari pendapatan lain-lain berasal dari penyelesaian tagihan oleh pihak ketiga terhadap anak usaha BRMS. Penyelesaian tersebut dalam bentuk tunai maupun hak atas saham sebesar 80% pada PT Suma Heksa Sinergi selaku operator proyek tambang emas Kerta di Lebak, Banten.

"Penyelesaian tagihan dibukukan sebagai pendapatan lain-lain di laporan laba rugi perusahaan dikarenakan tagihan tersebut sebelumnya mengalami penurunan nilai di 2018. Sedangkan US$ 28 juta dari pendapatan lain-lain merupakan penghapusan utang dan penilaian persediaan yang telah dibukukan pada semester pertama 2021," kata Agus dalam siaran resmi, Kamis (14/4/2022).

Dia juga mengungkapkan ke depannya, BRMS dapat lebih mengandalkan kenaikan pendapatan dari produksi emas untuk dapat meningkatkan laba bersih perusahaan.

4. Dari Adaro, GoTo Hingga AnterAja, Boy Thohir Punya Sahamnya!

Taipan pertambangan RI Garibaldi 'Boy' Thohir kian melebarkan portofolio bisnisnya, yang kini mencakup perusahaan teknologi.

Boy Thohir yang sebelumnya berfokus pada industri pertambangan setelah mampu membesarkan Adaro Energy (ADRO), tampaknya mulai agresif melakukan diversifikasi bisnis.

Industri batu bara yang merupakan penopang utama kekayaan saudara kandung Menteri BUMN Erick Thohir ini memang masih merupakan salah satu sektor yang paling menguntungkan, apalagi setelah reli harga yang nyaris tidak putus dalam beberapa waktu terakhir.

Secara sektoral, energi merupakan yang memiliki kinerja terbaik yang mampu tumbuh 41,53% sejak awal tahun 2022, salah satunya berkat kinerja cemerlang saham milik Boy Thohir.

5. Laba Emiten Media Hary Tanoe (MNCN) Naik 36,04% Pada 2021

Emiten media milik pengusaha Hary Tanoesoedibjo PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) membukukan kenaikan laba bersih 36,04% secara tahunan (year on yeay/yoy) sepanjang 2021.

Menurut laporan keuangan perusahaan di Bursa Efek Indonesia (BEI), laba bersih MNCN tercatat mencapai Rp 2,38 triliun pada tahun 2021, naik dari tahun sebelumnya sebesar Rp 1,75 triliun.

Dari sisi top line, pendapatan bersih konsolidasian juga tumbuh 20,93% secara yoy dari sebesar Rp 7,95 triliun pada 2020 menjadi Rp 9,62 triliun sepanjang tahun lalu.

Porsi pendapatan dari iklan non-digital masih menjadi andalan MNCN, dengan menyumbang 74,67% dari total pendapatan perseroan atau senilai Rp 7,18 triliun per 31 Desember 2021.

Sementara, pendapatan iklan digital tercatat sebesar Rp 2,01 triliun dan pendapatan konten mencapai Rp 1,47 triliun serta pendapatan lainnya Rp 96,21 miliar.

Seiring dengan naiknya pendapatan perusahaan, beban pokok pendapatan juga tercatat naik 30,85% secara yoy menjadi Rp 3,99 triliun pada tahun lalu.

Per akhir Desember 2021, total aset MNCN tercatat mencapai Rp 21,37 triliun, dengan total liabilitas sebesar Rp 3,85 triliun dan total ekuitas Rp 17,52 triliun.

6. Kerugian Bukalapak Setelah IPO Makin Membengkak, Kok Bisa?

Pasca melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan meraup dana segar Rp 21,9 triliun, perusahaan rintisan (startup) unicorn PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) telah merilis laporan keuangannya untuk tahun 2021. Anehnya, rugi bersih BUKA justru membengkak. Apa yang terjadi?

Di sepanjang tahun 2021, BUKA berhasil membukukan pendapatan sebesar Rp 1,87 triliun, naik 38% dari pendapatan tahun 2020 yang mencapai Rp 1,35 triliun.

Kenaikan pendapatan BUKA ditopang oleh pendapatan yang dihasilkan dari segmen bisnis Mitra Bukalapak yang melesat 284% dari Rp 199 miliar pada 2020 menjadi Rp 765 miliar.

Segmen ini memang menjadi sumber pertumbuhan baru bagi emiten e-commerce yang resmi mencatatkan sahamnya di bursa pada Agustus tahun lalu.

Sementara itu pendapatan BUKA dari segmen marketplace yang paling besar kontribusinya dari total top line cenderung turun. Pendapatan BUKA dari segmen ini turun 5% menjadi Rp 990 miliar pada 2021 dari Rp 1,03 triliun tahun sebelumnya.

Penurunan pendapatan dari segmen marketplace disebabkan oleh persaingan yang semakin ketat di antara para pemain industry e-commerce.

Mengacu pada situs pelacak dan analitik iPrice, rata-rata pengunjung bulanan website BUKA tahun 2021 sebanyak 30 juta. Jumlah pengunjung situs BUKA ini turun 16% jika dibandingkan dengan rata-rata jumlah kunjungan di tahun 2020 yang mencapai 36 juta.

Dengan capaian tersebut BUKA masih menduduki peringkat ketiga di tahun 2021 sama dengan 2020. 

7. Phintraco Sekuritas Pimpin Pangsa Pasar Investor Syariah 2021

Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat pangsa pasar investor syariah pada tahun lalu paling banyak diserap oleh Phintraco Sekuritas sebanyak 26% dari total investor syariah.

BEI mencatat ada tiga AB SOTS (Anggota Bursa penyedia layanan Sharia Online Trading System) terbesar pangsa pasar investor syariah 2021.

Setelah Phintraco Sekuritas, ada Indo Premier Sekuritas di posisi kedua dengan pangsa pasar sebanyak 24% dan First Asia Capital di posisi ketiga dengan 13%.

Phintraco Sekuritas juga mendominasi pada investor syariah baru mencapai 37%, diikuti BNI Sekuritas sebanyak 17%, dan MNC Sekuritas 13%.

"Phintraco Sekuritas juga memimpin investor syariah aktif mencapai 25,3%, diikuti Indo Premier Sekuritas sebanyak 25,2%, dan First Asia Capital 12%," ujar Irwan Abdalloh, Kepala Divisi Pasar Modal Syariah BEI, Kamis (14/4/2022).

BEI mencatat pasar modal syariah telah menunjukkan kinerja yang baik dan memuaskan memasuki kuartal II/2022.

8. Pantas Kokoh, Kekayaan Pendiri Grup Djarum Ternyata Segini!

Robert Budi Hartono dan Michael Bambang Hartono masih berada di posisi puncak orang terkaya di Indonesia versi Majalah Forbes. Nilai kekayaannya sepanjang 2021 mencapai US$ 19,01 miliar atau setara sekitar Rp 285,65 triliun.

Posisi kedua ada pendiri Grup Sinarmas dengan total kekayaan ditaksir mencapai US$ 9,7 miliar atau setara Rp 138,71 triliun.

Berdasarkan catatan Forbes, kekayaan gabungan dari 50 orang terkaya di Indonesia meningkat sebesar 22% menjadi US$ 162 miliar atau setara Rp 2.316 triliun dari tahun sebelumnya US$ 133 miliar atau Rp 1.901,90 triliun sepanjang 2021.

Bahkan, Forbes mencatat adanya kenaikan kekayaan orang Indonesia di tengah upaya pemulihan ekonomi yang sempat ambruk disebabkan pandemi Covid-19.

Meningkatnya jumlah kekayaan tersebut salah satunya juga ditopang oleh pertumbuhan ekonomi diprediksi naik 4%, setelah kontraksi yang dialami tahun lalu, serta harga beberapa komoditas unggulan domestik yang meroket sepanjang tahun.

Sayangnya, pesohor yang sangat dikenal di Tanah Air seperti Raffi Ahmad masih absen dari daftar yang secara reguler dipublikasikan Forbes.

9. Anak Usaha Indomobil Multi Jasa (IMJS) Mau IPO, Siapa?

Anak usaha PT Indomobil Multi Jasa Tbk (IMJS) yakni PT CSM Corporatama akan melakukan penawaran umum perdana saham atau Initial Public Offering (IPO). Perusahaan juga akan melakukan perubahan status hukum.

Dari surat yang ditujukan kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK), CSM Corporatama melakukan perubahan status badan hukum dari perusahaan tertutup menjadi perusahaan terbuka. Sehingga nama perusahaan kini menjadi PT CSM Corporatama Tbk.

"Anak perusahaan yang dimiliki berencana untuk melaksanakan penawaran umum perdana (berdasarkan Akta nomor 39 tanggal 12 April 2022)," tulis Direktur Utama PT Indomobil Multi Jasa Tbk Jusak Kertowidjojo dalam keterbukaan informasi, dikutip Jumat (15/4/2022).

Jusak menjelaskan imbas dari IPO ini, kepemilikan Indomobil Multi Jasa di CSM Corporatama akan mengalami perubahan. Namun Perseroan akan tetap mempertahankan posisinya sebagai pemegang saham pengendali.

CMS Corporatama merupakan rental kendaraan pertama yang didirikan pada tahun 1987 dan beroperasi sejak 1988, di mana dijelaskan perusahaan bergerak di bidang bisnis pelayanan jasa transportasi untuk pelanggan perusahaan maupun individu.

10. Mantap! Bakal Ada Robot Trading Legal di Indonesia

Robot trading akan segera legal digunakan di Indonesia. Hal ini berpotensi terjadi karena Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditas (Bappebti) sedang menyiapkan aturan robot trading di Indonesia.

Ada setidaknya tiga aspek yang diperlukan untuk menentukan penggunaan robot trading yang legal. Pertama, robot trading harus memenuhi ketentuan Perizinan Online Bappebti, di mana harus digunakan pialang berjangka terdaftar serta tidak digunakan kegiatan ilegal berkedok investasi.

Kedua, aspek spesifikasi robot trading. Teknologi robot trading harus punya transparansi algoritma. Ketiga, pengembang robot trading harus memenuhi kriteria yang ada untuk meraih legalitas dari otoritas.

"Biar ada kejelasan dalam penggunaan robot trading, nantinya ada yang benar dan tidak benar," kata Kepala Biro Pembinaan dan Pengembangan Pasar Bappebti Tirta Karma Senjaya, seperti dikutip Jumat (16/4/2022).

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular