
Wajib Baca! 10 Kabar Pasar Buat Panduan Cuan di Awal Pekan

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melanjutkan performa ciamiknya pada pekan lalu, bahkan telah mencetak rekor terbarunya (all time high/ATH) dalam lima pekan terakhir.
Pada Perdagangan Rabu (13/4/2022), IHSG berhasil menutup perdagangan dengan level tertinggi sepanjang sejarah di 7.262,77.
Menurut data dari Bursa Efek Indonesia (BEI), selama perdagangan periode 11-14 April 2022, IHSG bergerak menguat 0,34% secara point-to-point. IHSG pun mencatatkan penguatan selama lima pekan beruntun.
Dari rata-rata volume transaksi hariannya, BEI mencatat kenaikan sebesar 39,66% menjadi 31,003 miliar saham, jika dibandingkan dengan pekan lalu sebanyak 22,199 miliar saham.
Kenaikan sebesar 27,28% terjadi pada rata-rata nilai transaksi harian bursa, menjadi Rp 17,624 triliun dari sebelumnya sebesar Rp 13,847 triliun pada pekan yang lalu.
Kemudian, rata-rata frekuensi harian Bursa turut meningkat sebesar 20,15% menjadi 1.625.136 transaksi, dari sebelumnya sebesar 1.352.621 transaksi pada pekan lalu.
Sementara dari kapitalisasi pasar bursa mengalami peningkatan sebesar 3,97% dan berhasil mencatatkan rekor baru yang mencapai Rp 9.400 triliun atau tepatnya Rp 9.405,319 triliun dari sebelumnya sebesar Rp 9.046,305 triliun pada pekan lalu.
Cermati kabar pasar serta kabar emiten berikut ini yang dihimpun dalam pemberitaan CNBC Indonesia sebelum memulai transaksi pada perdagangan Senin (18/4/2022):
1. Ditinggal Lo Kheng Hong, Laba Mitrabahtera Meroket
Emiten pelayaran PT Mitrabahtera Segara Sejati Tbk (MBSS) sukses mencatatkan laba di tahun 2021 setelah mengalami kerugian di tahun sebelumnya.
Berdasarkan laporan keuangan audit yang dirilis perseroan pada 7 April 2022, MBSS berhasil mencetak laba sebesar US$ 12,14 juta hingga akhir tahun 2021 atau kenaikan sebesar 181%.
Nilai tersebut berbalik dari tahun 2020 yang mencatatkan kerugian senilai US$ 14,98 juta. Lantas apa yang menyebabkan mengapa laba bersih emiten shipping yang dulunya dimiliki oleh PT Indika Energy Tbk (INDY) ini bisa melesat tajam?
Dalam kasus MBSS sebagai emiten penyedia jasa kapal angkut batu bara ini, pembalikan dari kerugian menjadi laba disebabkan oleh dua hal. Pertama adalah kenaikan pendapatan dan yang kedua adalah penurunan beban biaya.
Pendapatan MBSS tahun lalu tercatat mencapai US$ 73,41 juta atau naik 34% secara year on year (yoy) dari tahun 2020 yang hanya mencapai US$ 54,86 juta.
2. BNI Optimistis Catat Pertumbuhan Kredit 7% di Kuartal I
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) optimistis dapat mencatatkan kinerja yang baik pada kuartal I-2022, dengan pertumbuhan kredit yang berkisar 6-7% secara tahunan (year on year/yoy). Pertumbuhan tersebut seiring dengan mulai berjalannya aktivitas ekonomi dari sejumlah segmen.
"Secara keseluruhan pada kuartal I-2022 kami optimis pertumbuhan kredit mengalami tren yang positif pada kisaran 6% sampai 7%," kata Direktur Keuangan BNI Novita Widya Anggraini, Kamis (14/3/2022).
Menurut Novita, pertumbuhan kredit pada kuartal I-2022 diyakini lebih tinggi dibandingkan dengan kredit akhir 2021 yang meningkat 5,4% (yoy). Artinya, terdapat tren perbaikan pada permintaan dan penyaluran kredit di BNI.
"Peningkatan sekitar 6% hingga 7% tersebut didukung oleh berbagai sektor industri, di antaranya sektor manufaktur, sektor konstruksi, serta pemulihan pada sektor perdagangan dan sektor transportasi atas kelonggaran kebijakan pemerintah terkait Covid-19," jelas Novita.
Berdasarkan, laporan keuangan bulanan BNI, kredit yang disalurkan per Februari 2022 sebesar Rp 575,49 triliun, meningkat 5,43% dibandingkan dengan kredit per Februari 2021 yang senilai Rp 545,86 triliun. Dengan demikian, terjadi akselerasi pertumbuhan kredit yang lebih tinggi per Maret 2022.
Perbaikan juga tercermin dari restrukturisasi kredit BNI yang semakin melandai. Per Maret 2022 kredit yang diberikan stimulus tersisa Rp 69,63 triliun. Nilai tersebut turun Rp 2,5 triliun dari posisi akhir 2021 yang sebesar Rp 72,13 triliun.
3. Berkat Emas, Laba BRMS Melesat Jadi US$ 69,78 Juta di 2021
PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) mencatatkan lonjakan laba pada 2021 menjadi US$ 69,78 juta, dibandingkan tahun sebelumnya US$ 4,04 juta. Lonjakan laba ini dikontribusikan oleh peningkatan pendapatan, pendapatan lain-lain, dan produksi emas.
Anak usaha PT Bumi Resources Tbk (BUMI) ini mencatatkan pendapatan US$ 10,58 juta di sepanjang 2021, naik 26,7% dibandingkan 2020 senilai US$ 8,34 juta. Volume produksi emas BRMS juga naik dari 73 kg di 2020 menjadi 139 kg di 2021.
Perusahaan mencatat sepanjang 2021 pendapatan lain-lain pada 2021 meningkat tajam 735% menjadi US$ 118,73 juta, dari sebelumnya US$ 14,21 juta.
Direktur Utama & CEO di BRMS Agus Projosasmito mengungkapkan sekitar US$ 90 juta dari pendapatan lain-lain berasal dari penyelesaian tagihan oleh pihak ketiga terhadap anak usaha BRMS. Penyelesaian tersebut dalam bentuk tunai maupun hak atas saham sebesar 80% pada PT Suma Heksa Sinergi selaku operator proyek tambang emas Kerta di Lebak, Banten.
"Penyelesaian tagihan dibukukan sebagai pendapatan lain-lain di laporan laba rugi perusahaan dikarenakan tagihan tersebut sebelumnya mengalami penurunan nilai di 2018. Sedangkan US$ 28 juta dari pendapatan lain-lain merupakan penghapusan utang dan penilaian persediaan yang telah dibukukan pada semester pertama 2021," kata Agus dalam siaran resmi, Kamis (14/4/2022).
Dia juga mengungkapkan ke depannya, BRMS dapat lebih mengandalkan kenaikan pendapatan dari produksi emas untuk dapat meningkatkan laba bersih perusahaan.
4. Dari Adaro, GoTo Hingga AnterAja, Boy Thohir Punya Sahamnya!
Taipan pertambangan RI Garibaldi 'Boy' Thohir kian melebarkan portofolio bisnisnya, yang kini mencakup perusahaan teknologi.
Boy Thohir yang sebelumnya berfokus pada industri pertambangan setelah mampu membesarkan Adaro Energy (ADRO), tampaknya mulai agresif melakukan diversifikasi bisnis.
Industri batu bara yang merupakan penopang utama kekayaan saudara kandung Menteri BUMN Erick Thohir ini memang masih merupakan salah satu sektor yang paling menguntungkan, apalagi setelah reli harga yang nyaris tidak putus dalam beberapa waktu terakhir.
Secara sektoral, energi merupakan yang memiliki kinerja terbaik yang mampu tumbuh 41,53% sejak awal tahun 2022, salah satunya berkat kinerja cemerlang saham milik Boy Thohir.
5. Laba Emiten Media Hary Tanoe (MNCN) Naik 36,04% Pada 2021
Emiten media milik pengusaha Hary Tanoesoedibjo PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) membukukan kenaikan laba bersih 36,04% secara tahunan (year on yeay/yoy) sepanjang 2021.
Menurut laporan keuangan perusahaan di Bursa Efek Indonesia (BEI), laba bersih MNCN tercatat mencapai Rp 2,38 triliun pada tahun 2021, naik dari tahun sebelumnya sebesar Rp 1,75 triliun.
Dari sisi top line, pendapatan bersih konsolidasian juga tumbuh 20,93% secara yoy dari sebesar Rp 7,95 triliun pada 2020 menjadi Rp 9,62 triliun sepanjang tahun lalu.
Porsi pendapatan dari iklan non-digital masih menjadi andalan MNCN, dengan menyumbang 74,67% dari total pendapatan perseroan atau senilai Rp 7,18 triliun per 31 Desember 2021.
Sementara, pendapatan iklan digital tercatat sebesar Rp 2,01 triliun dan pendapatan konten mencapai Rp 1,47 triliun serta pendapatan lainnya Rp 96,21 miliar.
Seiring dengan naiknya pendapatan perusahaan, beban pokok pendapatan juga tercatat naik 30,85% secara yoy menjadi Rp 3,99 triliun pada tahun lalu.
Per akhir Desember 2021, total aset MNCN tercatat mencapai Rp 21,37 triliun, dengan total liabilitas sebesar Rp 3,85 triliun dan total ekuitas Rp 17,52 triliun.