
Long Weekend, Bitcoin Cs Rebound Meski Tipis!

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga mayoritas kripto utama berbalik arah ke zona hijau pada perdagangan Sabtu (16/4/2022), di tengah meningginya inflasi Amerika Serikat (AS) di bulan Maret 2022.
Melansir data dari CoinMarketCap pada pukul 13:30 WIB, hanya koin digital (token) berjenis stable coin Tether yang cenderung bergerak stagnan pada hari ini. Sedangkan sisanya berhasilrebound.
Bitcoin menguat 0,80% ke level harga US$ 40.446,05/koin atau setara dengan Rp 580.117.695,15/koin, Ethereum naik tipis 0,13% ke level US$ 3.039,76/koin atau Rp 43.599.277,68/koin.
Hal yang serupa terjadi pada token alternatif (altcoin) lainnya seperti XRP menguat 1,26% ke US$ 0,7863/koin (Rp 11.277/koin), Cardano bertambah 0,81% ke US$ 0,9576/koin (Rp 13.734/koin),
Namun, Solana melemah 0,37% ke US$ 101,54/koin (Rp 1.456.388/koin), Terra terkoreksi 1,33% ke US$ 80,73/koin (Rp 1.157.910/koin), dan Avalanche merosot 1,52% ke US$ 77,05/koin (Rp 1.105.128/koin).
Sebagian besar kripto mulai cenderung stabil pada perdagangan hari ini, setelah sempat terkoreksi dalam beberapa hari terakhir karena investor cenderung berhati-hati di tengah masih tingginya inflasi Amerika Serikat (AS) dan potensi sikap bank sentral AS yang lebih agresif dalam menentukan kebijakan moneternya.
Tidak hanya itu, perang Rusia dan Ukraina yang jauh dari kata 'damai' menambah daftar sentimen negatif. Ketidakpastian kondisi makroekonomi global dan konflik geopolitik Rusia-Ukraina-Negara Barat kian membuat para trader gelisah.
Departemen Ketenagakerjaan AS pada Selasa (12/4) pagi waktu setempat atau Selasa malam waktu Indonesia melaporkan laju inflasi pada Maret 2022 mencapai 8,5% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy).
Angka ini lebih tinggi dari konsensus pasar yang dihimpunReutersdengan perkiraan 8,4% sekaligus jadi rekor tertinggi sejak Desember 1981.
Bahkan, Gubernur bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) Lael Brainard memberikan pernyataan dengan nada hawkish.
"Mengembalikan inflasi ke target 2% adalah tugas paling penting bagi bank sentral. Soal secepat apa kenaikan suku bunga acuan, saya tidak ingin fokus pada hal itu,"tuturnya dikutip dari Reuters.
The Fed sepertinya akan serius untuk memerangi inflasi AS yang masih meninggi dan terus berupaya untuk meredamnya.
Pada Selasa (11/4), imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS sempat menyentuh level 2,8%, meskipun bergerak menurun setelahnya.
Kenaikan yield membuat pasar surat utang pemerintah Negeri Adidaya menjadi sangat menarik. Akibatnya, arus dana yang mengalir ke aset berisiko seperti pasar saham dan pasar kripto menjadi seret.
Meski begitu, ada spekulasi bahwa inflasi Negeri Paman Sam sudah mencapai titik tertingginya dan berangsur bakal melemah.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aaf/aaf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Gara-gara Rusia, Harga Bitcoin Cs Berjatuhan!