Gak Puas Jadi 'Selebtwit', Elon Musk Kuasai Twitter Rp 41,5 T
Jakarta, CNBC Indonesia - CEO sekalian pendiri Tesla yang sangat aktif menyampaikan opininya di Twitter pekan lalu resmi memborong saham platform tersebut. Pembelian yang dilakukan oleh salah satu orang terkaya di dunia ini, menjadikannya sebagai pemegang saham individual terbesar perusahaan berlogo burung tersebut.
Musk, yang kerap menggunakan Twitter untuk memancing diskusi terbuka tentang beragam isu, sudah mengisyaratkan akuisisi ini, di mana ia menjawab pertanyaan warganet terkait potensi dirinya membangun media sosial baru di mana kebebasan berpendapat menjadi prioritas utama. Secara lugas Musk menyebut bahwa dirinya "sangat mempertimbangkan" opsi tersebut.
Musk yang menganggap Twitter sebagai "balai kota defacto" tempat orang menyerukan opininya juga sering memposting hal nyeleneh, meme dan konten hiburan lain. Dengan pengikut lebih dari 80 juta, Musk berhasil menjadi salah satu selebtwit super dengan pengaruh terbesar di dunia maya.
Tidak hanya memicu diskusi di ruang maya, ciutannya bahkan tampaknya mampu menggerakkan pasar. Reli harga kripto beberapa waktu ini salah satunya diuntungkan oleh posisi Musk yang mendukung adopsi teknologi tersebut, bahkan ia mampu membawa salah satu koin kripto terbang setelah hanya disebut dalam ciutan tanpa memberikan endorsement tertentu.
Sebelumnya, akibat satu cuitan Elon Musk didenda US$ 20 juta atau setara dengan Rp 28,70 miliar (kurs Rp 14.350/US$) oleh komisi bursa AS karena dianggap menyesatkan investor.
Kuasai Twitter
Elon Musk yang baru mengumumkan pembelian 9,2% saham di Twitter Inc. melampaui kepemilikan dari salah satu pendiri dan mantan CEO Jack Dorsey. Bahkan porsinya lebih besar dari banyak lembaga keuangan yang 'bertaruh' di saham Twitter.
Musk melaporkan memiliki hampir 73,5 juta saham senilai senilai US$ 2,89 miliar (Rp 41,47 triliun) Twitter pada 14 Maret, menurut pengajuan sekuritas di AS awal pekan lalu (4/3).
Pengumuman tersebut mendorong saham Twitter melonjak 27% pada hari pengungkapan dan menjadi kenaikan harian terbesar saham Twitter. Reli tersebut berarti Mr. Musk menghasilkan sekitar US$ 784 juta (Rp 11,25 triliun) dalam bentuk keuntungan di atas kertas dalam satu hari perdagangan. Saat ini saham Twitter kembali turun, akan tetapi posisinya masih lebih tinggi dari harga penutupan sebelum pengumuman pembelian saham oleh Elon Musk.
Data Refinitif per 13 April 2022 mencatat bahwa kepemilikan saham Elon Musk di Twitter saat ini berada di posisi kedua, hanya kalah dari perusahaan aset manajemen Vanguard Group yang menguasai 82,40 juta (10,79%) saham Twitter.
Selanjutnya di bawah Musk ada Morgan Stanley yang menguasai 8,48% dan diikuti oleh perusahaan pengelola aset terbesar di dunia BlackRock sebesar 4,78%.
Sementara itu Jack Dorsey berada di urutan ketujuh pemilik saham terbesar di Twitter dengan kepemilikan sebesar 2,36%.
Penolakan karyawan Twitter
Menyusul pembelian jumbo tersebut Twitter mengumumkan bahwa Elon Musk akan segera bergabung menjadi anggota dewan direksi perusahaan.
Kabar tersebut membuat sejumlah karyawan panik. Mereka khawatir perusahaan tak bisa lagi leluasa memoderasi konten setelah kedatangan bos Tesla yang juga orang terkaya nomor satu di dunia tersebut.
Sebelumnya Twitter acap kali melabeli bahkan menurunkan cuitan dari orang yang memiliki pengaruh besar dan jumlah pengikut banyak apabila pernyataannya menyesatkan atau bahkan menyebar hoax dan misinformasi. Bahkan akun mantan Presiden AS Donald Trump resmi diturunkan dari platform tersebut.
Musk sebelumnya ketika mengindikasikan pembuatan platform sosial media baru secara lugas menyebut bahwa perusahaan teknologi tidak boleh menjadi "arbiter de facto atas kebebasan berpendapat." Artinya sistem yang diterapkan oleh Twitter untuk mengurangi penyebaran hoax bertentangan dengan prinsip salah satu pemilik saham terbesar perusahaan.
Pandangan tersebut pada akhirnya menimbulkan kekhawatiran di kalangan karyawan Twitter. Menurut sumber anonim Reuters, para karyawan khawatir Musk bisa mempengaruhi kebijakan perusahaan sehingga tak lagi 'galak' pada pengguna yang kerap menebar konten menyesatkan. Meski demikian, Twitter sendiri telah menegaskan bahwa dewan direksi tidak membuat keputusan terkait kebijakan pengguna.
Dengan masuknya Musk di jajaran dewan direksi perusahaan, para karyawan juga khawatir bos Tesla itu bisa melemahkan upaya panjang mereka selama bertahun-tahun menjadikan Twitter sebagai platform yang sehat.
Beberapa jam setelah pengumuman bahwa Musk membeli saham Twitter, kelompok konservatif mulai membanjiri media sosial dengan seruan agar perusahaan tersebut mengembalikan akun Donald Trump. Mantan presiden AS itu diboikot dari Facebook dan Twitter setelah kerusuhan 6 Januari di Capitol karena kerap menyebar informasi yang menyesatkan.
Batal jadi Dewan Direksi
Terbaru Elon Musk diketahui batal mau menjadi dewan direksi di Twitter. Pengumuman ini disampaikan langsung oleh CEO Twitter Parag Agrawal minggu malam waktu setempat.
"Penunjukan Elon ke dewan direksi menjadi efektif secara resmi pada 4/9, tetapi Elon mengatakan pada pagi yang sama bahwa dia tidak akan lagi bergabung," kata Agrawal dalam sebuah cuitan. "Saya percaya ini yang terbaik. Kami akan selalu menghargai masukan dari pemegang saham kami apakah mereka ada di susunan dewan kami atau tidak. Elon adalah pemegang saham terbesar kami dan kami akan tetap terbuka untuk masukannya."
Tidak diketahui secara pasti alasan mengapa Musk yang semula berapi-api ingin 'memperbaiki' Twitter dari dalam menyurutkan langkahnya dan memilih untuk tidak bergabung. Akan tetapi sebagai bagian dari persetujuannya untuk bergabung dalam jajaran anggota dewan, Musk harus berkomitmen untuk tidak mengakuisisi lebih dari 14,9% saham perusahaan selama masa jabatannya.
Beberapa pakar tata kelola perusahaan menyarankan bahwa langkah itu bisa menjadi cara untuk mengekang pengaruh Musk atas perusahaan. Krena batal bergabung, batasan itu tidak lagi berlaku, membuka pintu bagi Musk untuk mengambil sikap yang lebih agresif dan berpotensi membeli lebih banyak saham Twitter.
Anggota dewan perusahaan juga biasanya membagikan saran mereka kepada perusahaan secara pribadi di ruang privat, yang mungkin berarti Musk harus berhenti menciut tentang ide-idenya untuk Twitter.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(fsd/fsd)