BI Tetap Jadi 'Merpati', Kurs Dolar Singapura Naik Perlahan!

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
Rabu, 13/04/2022 12:40 WIB
Foto: Ilustrasi Penukaran Uang (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar dolar Singapura kembali menguat tipis melawan rupiah pada perdagangan Rabu (13/4/2022). Bank Indonesia (BI) yang masih bersikap dovish membuat rupiah tertekan.

Dovish (merpati) merujuk pada arah kebijakan yang masih longgar, sementara lawannya adalah hawkish (elang) yakni pengetatan kebijakan moneter yakni kenaikan suku bunga. 

Melansir data Refinitiv, pada pukul 11:08 WIB, dolar Singapura diperdagangkan di kisaran 10.530/SG$, menguat tipis 0,03% di pasar spot. Kemarin penguatannya juga tipis 0,05% saja setelah mencatat penurunan dalam 6 dari 7 hari perdagangan sebelumnya.


Meski inflasi di Indonesia mulai menanjak, tetapi Gubernur BI masih optimis tahun ini tetap terkendali.

Sekalipun kini harga barang dan jasa terus naik, BI masih optimistis inflasi Indonesia pada 2022 masih berkisar pada asumsi semula, yaitu 2-4%.

"Sejauh ini kami masih confident inflasi masih bisa terjaga 2-4%," ungkap Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo usai rapat Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), Rabu (13/4/2022).

Perry sekali lagi menegaskan jika kebijakan moneter BI, terutama suku bunga tidak akan merespon first round impact dari kenaikan harga saat ini.

Hingga Maret 2022, berdasarkan Laporan Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi Indonesia sudah mencapai 2,6% secara tahunan (year-on-year/yoy), dan inflasi inti tumbuh 2,37% (yoy).

Sikap dovish tersebut tentunya berlawanan dengan tren global yang terjadi saat ini, di mana bank sentral mulai mengerek suku bunga guna meredam kenaikan inflasi.

Otoritas Moneter Singapura (Monetary Authority of Singapore/MAS) bahkan sudah dua kali mengetatkan kebijakan moneter, pada Oktober tahun lalu dan awal tahun ini.

MAS juga diperkirakan akan mengetatkan kebijakannya lagi pada pengumuman kebijakan moneter 21 April mendatang bahkan lebih agresif dari sebelumnya.

Untuk diketahui, di Singapura, tidak ada suku bunga acuan, kebijakannya menggunakan S$NEER (Singapore dollar nominal effective exchange rate), yang terdiri dari kemiringan (slope), lebar (width) dan titik tengah (centre).

Kebijakan moneter, apakah itu longgar atau ketat, dilakukan dengan cara menetapkan kisaran nilai dan nilai tengah dolar Singapura terhadap mata uang negara mitra dagang utama. Kisaran maupun nilai tengah itu tidak diumbar kepada publik.

Goldman Sachs dan Barclays menjadi dua dari beberapa bank investasi ternama yang memprediksi MAS akan bertindak agresif. Goldman Sachs memperkirakan MAS akan mengerek policy band sebesar 50 basis poin.

Pada Oktober tahun lalu dan Januari tahun ini MAS sudah menaikkan slope. Sementara pada pengumuman kebijakan moneter pekan depan, MAS diperkirakan akan menaikkan semua instrumennya.

"Kami perkirakan MAS untuk merespon risiko kenaikan inflasi dengan membuka ruang untuk apresiasi $NEER," kata Ashish Agrawal dan Audrey Ong analis di Barclays di Singapura dalam sebuah catatan yang dikutip Bloomberg, Jumat (8/4/2022).

Analis di Barclays tersebut memperkirakan MAS juga akan mengetatkan kebijakannya di bulan Oktober.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
Saksikan video di bawah ini:

Video: IHSG Menguat, Pasar Modal RI Masih Jadi Pilihan Investor