Ekonomi Singapura Tumbuh Tinggi, Dolarnya Makin Mahal dong?

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
03 January 2022 11:40
Ilustrasi dolar Singapura (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Ilustrasi dolar Singapura (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Perekonomian Singapura kembali menunjukkan pertumbuhan yang impresif, berdasarkan data yang dirilis pagi ini. Meski demikian, dolar Singapura masih belum menguat tajam melawan rupiah, bahkan sempat melemah pagi tadi.

Pada pukul 10:40 WIB, AU$ 1 setara Rp 10.561,85, dolar Singapura menguat tipis kurang dari 01% di pasar spot, melansir data Refinitiv. Sebelumnya di awal perdagangan Mata Uang Negeri Merlion ini melemah 0,17% ke Rp 10.542,1/SG$.

Kementerian Perdagangan dan Industri Singapura pagi ini melaporkan produk domestik bruto (PDB) pada kuartal IV-2021 dilaporkan tumbuh sekitar 5,9% year-on-year (yoy). Mengutip CNBC International, angka ini di atas perkiraan para analis yang memprediksi pertumbuhan 5,4%.

"Produk domestik bruto (PDB) tumbuh 5,9% pada Oktober-Desember pada basis tahun-ke-tahun," ujar lembaga resmi itu. Secara kuartalan, ekonomi negara itu tumbuh hingga 2,6%.

Untuk keseluruhan tahun 2021, ekonomi Singapura tumbuh 7,2%. Pertumbuhan ini merupakan kenaikan tercepat sejak tahun 2010.

Sementara itu dari dalam negeri, aktivitas manufaktur yang dilihat dari purchasing managers' index (PMI) yang mengalami pelambatan.

IHS Markit melaporkan PMI manufaktur Indonesia pada bulan Desember sebesar 53,5. sedikit melambat dari bulan sebelumnya 53,9.

PMI menggunakan angka 50 sebagai titik mula. Kalau di atas 50, maka artinya dunia usaha sedang dalam fase ekspansi.

Skor PMI manufaktur Desember 2021 jadi yang terendah dalam tiga bulan terakhir.

Meski ekspansi sektor manufaktur sedikit mengalami pelambatan, namun Jingyi Pan, Economics Associate Director IHS Markit mengatakan secara keseluruhan sentimen sangat positif.

"Namun demikian, keseluruhan sentimen bertahan sangat positif, dengan tingkat kepercayaan diri bisnis di atas rata-rata jangka panjang menunjukkan bahwa manufaktur Indonesia masih optimis terhadap pertumbuhan produksi berkelanjutan selama periode tahun 2022," kata Jingyi Pan.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article IHSG Ambruk, Kurs Dolar Singapura Cetak Rekor Termahal

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular