Produksi Rokok Meroket Hampir 100%! Ada Apa Nih?

Maesaroh, CNBC Indonesia
Rabu, 13/04/2022 10:55 WIB
Foto: Ilustrasi penjual rokok di Jakarta (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Produksi rokok pada bulan Maret 2022 menembus 44,95 miliar batang. Produksi rokok Maret naik 98,1% dibandingkan bulan sebelumnya (22,69 miliar batang).

Bila dibandingkan Maret 2021, produksi rokok Maret tahun ini melonjak 74,77%.  Berdasarkan data Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, secara akumulatif, produksi rokok Januari-Maret 2022 mencapai 83,48 miliar batang.

Jumlah produksi rokok dalam tiga bulan tahun 2022 jauh lebih tinggi dibandingkan Januari-Maret 2021 (74,61 miliar batang), Januari-Maret 2020 (79,00 miliar batang), dan Januari-Maret 2019 (57,10 miliar batang).



Lonjakan produksi rokok pada Maret tidak bisa dilepaskan dari periode Ramadhan dan Lebaran. Pada tahun 2022, Ramadhan dimulai pada 2 April sementara Lebaran kemungkinan jatuh pada 2 Mei.

Secara tradisi, momen Ramadhan dan Lebaran akan mendongrak produksi rokok sebulan sebelum momen tersebut. Pasalnya, produsen akan meningkatkan produksi untuk memenuhi peningkatan permintaan Lebaran serta mengantisipasi libur panjang Hari Raya Idul Fitri.

Di beberapa daerah, rokok biasanya dipakai hantaran untuk sanak saudara saat bersilaturahmi ke saudara saat Lebaran sehingga penjualan akan melonjak.

Pemerintah juga telah mengizinkan tradisi mudik untuk Lebaran tahun ini. Hal ini berbanding terbalik dengan dua tahun terakhir di mana tradisi mudik dilarang. Pelonggaran aturan tersebut diyakini akan mendongrak penjualan barang-barang konsumsi seperti rokok.

Pada tahun 2021, produksi rokok di Maret atau sebulan sebelum Ramadhan juga melesat 86,6% (month to month/mtm). Pada 2018 dan 2019, di mana Ramadhan jatuh pada Mei, produksi rokok di bulan April 2018 melonjak 13,4% sementara April 2019 naik 8,8%.

Kasus sedikit berbeda terjadi tahun 2020. Pada tahun 2020, produksi rokok melonjak 60% di Maret atau sebulan sebelum periode Ramadhan. Selain faktor musiman Ramadhan, produksi rokok juga meningkat karena produsen mengantisipasi penutupan pabrik akibat penyebaran Covid-19.

Sebagai catatan, Covid-19 diumumkan sebagai pandemi pada pertengahan Maret 2020. Beberapa produsen rokok baru menutup pabrik pada akhir Maret atau awal April 2020.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(mae/mae)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Meramal Bisnis Rokok, Emiten Mana Paling Untung?