Melesat Lewati 7.250, IHSG Kebal 'Tsunami' Inflasi!

Tri Putra, CNBC Indonesia
Rabu, 13/04/2022 09:20 WIB
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat 0,35% ke level 7.240.2 pada perdagangan pagi Rabu (13/4/2022).

Hingga pukul 09.06 WIB, IHSG terpantau masih kuat dengan apresiasi 0,61% di level 7.258. Asing kembali net buy dengan nilai Rp 187 miliar di seluruh pasar.

Saham paling diborong asing pagi ini adalah saham PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dengan net buy masing-masing Rp 121 miliar dan Rp 27 miliar.


Sementara saham yang paling banyak dilepas asing ada saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) dan PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID) dengan net sell Rp 24 miliar dan RP 6 miliar.

Sentimen negatif datang dari bursa saham AS, tiga indeks utama lagi-lagi finis di jalur merah. Dow Jones Industrial Average (DJIA), S&P500, dan Nasdaq Composite masing-masing terkoreksi 0,26%, 0,34%, dan 0,3%.

Rilis data inflasi Negeri Paman Sam jadi sentimen negatif di Wall Street. Departemen Ketenagakerjaan AS melaporkan laju inflasi pada Maret 2022 mencapai 8,5% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy). Lebih tinggi ketimbang konsensus pasar yang dihimpun Reuters dengan perkiraan 8,4% sekaligus jadi rekor tertinggi sejak Desember 1981.

Untuk perdagangan hari ini, investor patut mencermati sejumlah sentimen yang bisa menggerakkan pasar.

'Tsunami' inflasi yang semakin terkonfirmasi. Tidak hanya di AS, dunia mengalaminya termasuk Indonesia.

Bank Indonesia (BI) melalui Survei Pemantauan Harga (SPH) memperkirakan inflasi tahunan pada April 2022 bisa mencapai 3,2% yoy. Jika terwujud, maka akan menjad yang tertinggi sejak November 2018.

Riset Citi memperkirakan inflasi pada kuartal II-2022 akan berada di rentang 2,5-3,5% yoy. Laju inflasi akan didorong oleh kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertamax, minyak goreng, dan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN). Ditambah lagi ada faktor peningkatan permintaan (demand-pull inflation) saat Ramadan-Idul Fitri.

Untuk semester II-2022, Citi memperkirakan inflasi bisa melampaui batas atas 4% dari proyeksi BI. Pada akhir tahun, Citi 'meramal' inflasi Indonesia bisa menyentuh 4,4%.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(pap/pap)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Israel Vs Iran Bikin Harga Minyak Naik & Bursa Saham "Ambyar"