Analisis Teknikal

IHSG Masih Rawan Koreksi, 7.200 Jadi Level Support Terdekat

Putra, CNBC Indonesia
13 April 2022 05:40
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat tipis 0,15% di level 7.214,78 pada perdagangan kemarin, Selasa (12/4/2022).

Pergerakan IHSG sepanjang perdagangan terbilang cukup epic. Setelah melemah di sesi I, Indeks diangkat di menit-menit terakhir sebelum penutupan.

Bersamaan dengan kenaikan IHSG, investor asing kembali mencatatkan inflow jumbo tercermin dari net buy asing sebesar Rp 1,5 triliun.

Bursa saham Asia bergerak variatif kemarin. Indeks saham Asia yang melemah ada Nikkei Jepang dan Strait Times Singapura yang masing-masing drop 1,81% dan 0,99%.

Untuk perdagangan hari ini, investor dapat mencermati sentimen yang datang dari AS. Rilis data inflasi yang ditunggu-tunggu akhirnya keluar.

Negeri Sam ini mencatatkan inflasi tahunan sebesar 8,5% per Maret 2022, atau lebih tinggi dari inflasi tahunan bulan sebelumnya sebesar 7,9%. Indeks harga konsumen itu juga menjadi yang tertinggi sejak Desember 1981.

TeknikalFoto: Teknikal
Teknikal

Rilis inflasi oleh Biro Statistik Ketenagakerjaan itu jauh lebih buruk di atas ekspektasi dalam konsensus ekonom yang semula memperkirakan angka 8,4%. Secara bulanan, inflasi Maret 2022 sebesar 1,2%, juga lebih tinggi dari ekspektasi sebesar 0,6%.

Namun inflasi masih di rentang perkiraan pasar dan tidak terlalu jauh sehingga memberi ruang untuk Wall Street bisa menguat.

Analisa Teknikal

Pergerakan IHSG dianalisis berdasarkan periode harian (daily) dan menggunakan indikator Boillinger Band (BB) untuk menentukan area batas atas (resistance) dan batas bawah (support).

Jika melihat level penutupan IHSG kemarin dan indikator BB, tampak bahwa indeks sempat menembus level resisten di 7.229.

Namun dalam dua hari perdagangan terakhir, pola candle doji muncul yang bisa menjadi indikasi bahwa pasar sedang volatil dan kemungkinan berada di ujung momentum trend-nya.

Pergerakan IHSG juga dilihat dengan indikator teknikal lain yaitu Relative Strength Index (RSI) yang mengukur momentum.

Perlu diketahui, RSI merupakan indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu.

Indikator RSI berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.

RSI cenderung berada di wilayah 69,29 yang sudah sangat dekat dengan area jenuh belinya (overbought), sehingga patut diwaspadai akan terjadinya risiko koreksi.

Untuk perdagangan hari ini, IHSG berpotensi menguji level 7.200 sebagai level support terdekat dan 7.100 sebagai level support selanjutnya.

Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular