
Sakti! WIRG Masih Masuk Top Gainers-NANO Konsisten Top Losers

Selain beberapa saham menjadi top gainers di saat IHSG ditutup menguat cenderung tipis, ada juga beberapa saham yang menjadi top losers.
Berikut 10 saham top losers pada perdagangan Selasa kemarin.
![]() |
Di posisi pertama kembali diduduki oleh saham emiten jasa layanan teknologi riset dan pengembangan rekayasa material dan nanoteknologi yakni PT Nanotech Indonesia Global Tbk (NANO), yang ditutup ambles 7,23% ke level harga Rp 77/saham.
Nilai transaksi saham NANO pada perdagangan kemarin mencapai Rp 3,58 miliar dengan volume perdagangan mencapai 45,94 juta saham. Investor asing memburu saham NANO sebesar Rp 45,32 juta di pasar reguler.
Sudah beberapa kali saham NANO masuk ke jajaran top losers. Pada pekan lalu saja, saham NANO sudah masuk ke jajaran top losers selama dua kali.
Sedangkan di posisi kedua terdapat saham emiten Grup MNC yang bergerak di bidang investasi sektor energi berupa batu bara yakni PT MNC Energy Investments Tbk (IATA). Saham IATA ditutup ambruk 6,99% ke posisi harga Rp 266/saham kemarin.
Nilai transaksi saham IATA kemarin mencapai Rp 205,35 miliar dengan volume perdagangan mencapai 731,35 juta saham. Investor asing memburu saham IATA sebesar Rp 490,91 juta di pasar reguler.
Ambruknya harga saham IATA terjadi saat perseroan berencana melakukan dua aksi korporasi, yakni penambahan modal dengan memberikan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue dan penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD) atau private placement.
Rencana aksi korporasi ini disampaikan IATA dalam keterbukaan informasi di laman Bursa Efek Indonesia, Selasa kemarin.
Untuk rights issue atau HMETD, IATA berencana untuk menerbitkan sebanyak-banyaknya sejumlah 14,84 miliar saham seri B dengan nilai nominal Rp 50.
Aksi korporasi ini akan disertai dengan penerbitan Waran Seri I sebanyak-banyaknya sejumlah 2,96 miliar saham seri B yang diberikan cuma-cuma sebagai insentif bagi pemegang saham HMETD yang akan melaksanakan haknya.
Sementara untuk private placement atau PMTHMETD, perseroan bermaksud untuk menerbitkan sebanyak-banyaknya sejumlah 1,14 miliar saham seri B dengan nilai nominal Rp 50, atau sebanyak-banyaknya 10% dari seluruh saham yang telah disetor penuh.
"Sehubungan dengan rencana pelaksanaan PMTHMETD ini, Perseroan belum memiliki keterangan mengenai calon pemodal yang akan melaksanakan PMTHMETD. Seluruh saham baru Perseroan akan ditawarkan kepada semua pemegang saham dan masyarakat," tulis manajemen IATA, Selasa (12/4/2022).
Rencana aksi korporasi ini akan dimintakan persetujuan dari pemegang saham dalam rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) pada Rabu, 18 Mei mendatang.
Selain itu, adapula saham emiten menara telekomunikasi yakni PT Solusi Tunas Pratama Tbk (SUPR) yang ditutup ambrol 6,96% ke level Rp 35.425/saham.
Nilai transaksi saham SUPR terbilang kecil, yakni sebesar Rp 3,54 juta dengan volume perdagangan hanya mencapai 100 lembar saham.
Meski telah berulang kali menjadi saham top losers, tetapi saham SUPR masih menjadi saham yang termahal kedua secara nominal di Bursa Efek Indonesia (BEI), setelah saham PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA).
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd/vap)[Gambas:Video CNBC]