Top Gainers-Losers

Sakti! WIRG Masih Masuk Top Gainers-NANO Konsisten Top Losers

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
13 April 2022 07:15
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil ditutup menguat pada perdagangan Selasa (12/4/2022) kemarin, setelah sempat terpelanting ke zona merah pada penutupan perdagangan sesi I dan kemudian berlanjut sepanjang perdagangan sesi II.

Indeks bursa saham acuan Tanah Air tersebut ditutup menguat 0,15% ke level 7.214,78. Pada awal perdagangan sesi I kemarin, IHSG sempat menghijau. Namun 30 menit jelang penutupan sesi I, IHSG terpelanting ke zona merah.

Sedangkan pada pembukaan sesi II, IHSG melanjutkan koreksinya tetapi koreksinya cenderung terpangkas dan pada akhirnya berhasil ditutup di zona hijau meski masih cenderung tipis.

Nilai transaksi indeks kemarin mencapai sekitaran Rp 16 triliun dengan melibatkan 28 miliaran saham yang berpindah tangan sebanyak 1,6 juta kali. Sebanyak 216 saham menguat, 344 saham melemah, dan 128 saham stagnan.

Investor asing pun kembali melakukan aksi beli bersih (net buy) hingga mencapai Rp 1,5 triliun di seluruh pasar, dengan rincian sebesar Rp 1,11 triliun di pasar reguler dan sebesar Rp 392,65 miliar di pasar tunai dan negosiasi.

Di tengah menguat tipisnya IHSG, beberapa saham menjadi top gainers. Berikut sepuluh saham yang menjadi top gainers pada perdagangan Selasa kemarin.

Saham Top Gainers

Saham emiten penyedia metaverse yakni PT Wir Asia Tbk (WIRG) hingga kemarin masih menjadi saham top gainers, meski berada di posisi kedua. Saham WIRG ditutup meroket 24,82% ke level harga Rp 855/saham.

Nilai transaksi saham WIRG pada perdagangan kemarin mencapai Rp 165,52 miliar dengan volume perdagangan mencapai 195,28 juta saham. Investor asing mengoleksinya sebesar Rp 557,53 juta di pasar reguler. Namun di pasar tunai dan negosiasi, asing melepas saham WIRG sebesar Rp 3,64 miliar.

Dengan ini, sejak debut (initial public offering/IPO) pada Senin pekan lalu, saham WIRG konsisten ditutup melonjak dan menyentuh batas auto rejection atasnya (ARA).

Praktis, sejak IPO hingga kemarin, saham WIRG sudah meroket 408,93%.

Seiring dengan lonjakan yang signifikan tersebut, pada Senin awal pekan ini, pihak bursa telah mengumumkan terjadinya kenaikan harga di luar kebiasaan (unusual market activity/UMA) di saham WIRG.

Asal tahu saja, harga penawaran WIRG adalah senilai Rp 168/saham dengan jumlah saham yang dicatatkan sebanyak 11.919.159.000 lembar saham. Dalam IPO ini, WIRG berhasil mengumpulkan dana Rp 431,89 miliar.

Dalam prospektus IPO, WIRG menyebutkan bahwa "perseroan memiliki visi untuk menyediakan dunia metaverse yang dapat dinikmati semua orang."

Berbisnis sejak tahun 2009, pada awalnya kegiatan usaha WIRG meliputi jasa pengembangan teknologi digital reality, termasuk di dalamnya Augmented Reality (AR), Virtual reality (VR), dan Artificial Intelligence (AI) melalui unit teknologi AR&Co.

WIRG juga telah menyelesaikan berbagai proyek di bidang edukasi, penerbitan, dan game. WIR Group pada tahun 2015 memperluas kegiatan usahanya untuk memberikan jasa layanan media/iklan.

Lebih lanjut, prospektus IPO menyebut bahwa WIR Group memiliki 5 paten teknologi (yang terdaftar dalam lingkup teknologi AR) dan menerima berbagai penghargaan dan pengakuan.

Sebagaimana diketahui dunia metaverse saat ini menjadi perbincangan hangat di kalangan 'pemain' aset kripto lantaran proyeksi masa depan yang menjanjikan. Raksasa media sosial Meta (sebelumnya bernama Facebook) pun sejak kuartal IV tahun lalu menyatakan masuk ke industri metaverse.

Sedangkan di posisi pertama top gainers terdapat saham emiten perkebunan dan pengolahan kelapa sawit yakni PT Gozco Plantations Tbk (GZCO), yang harganya terbang 34,19% ke posisi harga Rp 208/saham.

Nilai transaksi saham GZCO pada perdagangan kemarin mencapai Rp 296,7 miliar dengan volume perdagangan mencapai 1,61 miliar saham. Asing membeli saham GZCO sebesar Rp 13,58 miliar di pasar reguler.

Selain karena nilai transaksi yang cukup besar, kenaikan harga kelapa sawit (crude palm oil/CPO) pada perdagangan kemarin juga membantu saham GZCO melesat dan menjadi top gainers pertama.

Selain beberapa saham menjadi top gainers di saat IHSG ditutup menguat cenderung tipis, ada juga beberapa saham yang menjadi top losers.

Berikut 10 saham top losers pada perdagangan Selasa kemarin.

Saham Top Losers

Di posisi pertama kembali diduduki oleh saham emiten jasa layanan teknologi riset dan pengembangan rekayasa material dan nanoteknologi yakni PT Nanotech Indonesia Global Tbk (NANO), yang ditutup ambles 7,23% ke level harga Rp 77/saham.

Nilai transaksi saham NANO pada perdagangan kemarin mencapai Rp 3,58 miliar dengan volume perdagangan mencapai 45,94 juta saham. Investor asing memburu saham NANO sebesar Rp 45,32 juta di pasar reguler.

Sudah beberapa kali saham NANO masuk ke jajaran top losers. Pada pekan lalu saja, saham NANO sudah masuk ke jajaran top losers selama dua kali.

Sedangkan di posisi kedua terdapat saham emiten Grup MNC yang bergerak di bidang investasi sektor energi berupa batu bara yakni PT MNC Energy Investments Tbk (IATA). Saham IATA ditutup ambruk 6,99% ke posisi harga Rp 266/saham kemarin.

Nilai transaksi saham IATA kemarin mencapai Rp 205,35 miliar dengan volume perdagangan mencapai 731,35 juta saham. Investor asing memburu saham IATA sebesar Rp 490,91 juta di pasar reguler.

Ambruknya harga saham IATA terjadi saat perseroan berencana melakukan dua aksi korporasi, yakni penambahan modal dengan memberikan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue dan penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD) atau private placement.

Rencana aksi korporasi ini disampaikan IATA dalam keterbukaan informasi di laman Bursa Efek Indonesia, Selasa kemarin.

Untuk rights issue atau HMETD, IATA berencana untuk menerbitkan sebanyak-banyaknya sejumlah 14,84 miliar saham seri B dengan nilai nominal Rp 50.

Aksi korporasi ini akan disertai dengan penerbitan Waran Seri I sebanyak-banyaknya sejumlah 2,96 miliar saham seri B yang diberikan cuma-cuma sebagai insentif bagi pemegang saham HMETD yang akan melaksanakan haknya.

Sementara untuk private placement atau PMTHMETD, perseroan bermaksud untuk menerbitkan sebanyak-banyaknya sejumlah 1,14 miliar saham seri B dengan nilai nominal Rp 50, atau sebanyak-banyaknya 10% dari seluruh saham yang telah disetor penuh.

"Sehubungan dengan rencana pelaksanaan PMTHMETD ini, Perseroan belum memiliki keterangan mengenai calon pemodal yang akan melaksanakan PMTHMETD. Seluruh saham baru Perseroan akan ditawarkan kepada semua pemegang saham dan masyarakat," tulis manajemen IATA, Selasa (12/4/2022).

Rencana aksi korporasi ini akan dimintakan persetujuan dari pemegang saham dalam rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) pada Rabu, 18 Mei mendatang.

Selain itu, adapula saham emiten menara telekomunikasi yakni PT Solusi Tunas Pratama Tbk (SUPR) yang ditutup ambrol 6,96% ke level Rp 35.425/saham.

Nilai transaksi saham SUPR terbilang kecil, yakni sebesar Rp 3,54 juta dengan volume perdagangan hanya mencapai 100 lembar saham.

Meski telah berulang kali menjadi saham top losers, tetapi saham SUPR masih menjadi saham yang termahal kedua secara nominal di Bursa Efek Indonesia (BEI), setelah saham PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA).

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sempat Menguat di Sesi 1, IHSG Hari Ini Ditutup Melemah

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular